𝐏𝐀𝐑𝐓 1

21.3K 1.1K 86
                                    

Susana didalam kamar praktis saat ini hanya sepi. Semua anggota kelihatan lelah karna baru saja selesai latihan.

"Haus banget." Chenle ambil botol miliknya yang ia taruh diatas meja.

"Gimana, Hyung? Semuanya udah selesai kan? Kalo udah, gue mau pulang nih. Gerah banget." Jeno mengibaskan tangannya didepan wajahnya karna kepanasan dan juga udah berkeringat.

"Belum. Sekali lagi latihan. Setelah itu semuanya akan beres. Kalian bisa pulang terus kalo udah latihan untuk kali terakhir." Jawab jurulatih mereka.

"Kalo gitu, aku mau semobil sama injun deh." Haechan berteriak dengan senyuman diwajahnya.

"Gue gak mau." Segampang itu saja Renjun mematahkan harapan Haechan yang pengen semobil bareng dia.

"Ih, injun kok gitu? Aku itu kangen loh ama lo." Haechan mendekati Renjun lalu memeluknya erat.

"Ih, bisa lepasin gak? Aku itu capek. Bisa gak sih sehari aja gak ganggu gue?" Renjun menolak jauh tubuh Haechan yang tadi pengen memeluknya.

Haechan memasang wajah cemberut miliknya. Bukan Haechan namanya kalo tidak memaksa. Haechan berusaha untuk mendekati Renjun dan memeluknya paksa.

"Haechan! bisa lepas gak sih?! gue lagi capek chan!" kata Renjun yang berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukkan Haechan.

"Gak mau! pokoknya gue mau peluk terus! gue kan kangen ama lo!" Haechan terus memeluk Renjun.

"Jangan uji kesabaran gue chan!"

Bugh!

"Arkhh!" Haechan terjatuh dan tersandung pada lantai. Dia menyentuh bahagian perutnya yang terkena siku Renjun.

"Udah gue bilang jangan uji kesabaran gue! kalo gue bilang jangan, makanya jangan!" Bentak Renjun lalu pergi begitu saja dan membiarkan Haechan terduduk sambil menyentuh perutnya.

"Aduh..." Haechan hanya mampu melirih kecil. Dia tahu semua ini salahnya.

Kekuatan Renjun memang tidak boleh dibicarakan. Walaupun terlihat berbadan kecil, kalau dikasi satu aja tumbukkan, pasti sakitnya bakal seminggu. Itulah yang dirasakan Haechan saat ini.

Tadi, dia hanya ingin memberikan tenaga kepada Renjun karna dia lihat Renjun dari tadi dimarahi oleh pelatih hanya karna dia tidak fokus. Dia hanya ingin memberikan semangat kepada Renjun.

Haechan menoleh kearah sudut ruang latihan. Ada Mark, Jaemin dan Jeno yang sedang duduk sambil main hp. Mereka sepertinya tidak peduli tentang apa yang terjadi tadi.

Di sudut kanan ruangan itu, ada Chenle dan Jisung yang sedang kembali mengejar ranking dan hanya asyik berdua.

Sekarang ini, Haechan merasakan tiada siapa yang peduli kepadanya. Dengan segera Haechan kembali bangkit. Baru saja dia bangkit berdiri...

"ARGHH!" Haechan terduduk kembali sambil memegang pergelangan kakinya.

"Duh, kok sakit ya? apa karna kakiku terkilir tanpa sadar?" gumam Haechan sendiri.

"Hyung, lo kenapa?" tanya Jisung dengan nada datar.

"Kayaknya, pergelangan kaki aku terkilir deh, sung." jawab Haechan sambil menatap kearah Jisung.

"Ohh..." itu saja yang keluar dari mulut Jisung. Dia kemudian lanjut kembali fokus main game yang dia dan Chenle main dari tadi.

"Oh doang? minimal bantu kek." kata Haechan lagi.

Haechan kembali memandang kearah Jeno yang menyandar pada dinding sambil menatap pada hp miliknya. Terkadang, Jeno akan tersenyum sendiri dan jarinya akan menaip sesuatu dengan laju.

He Is Sunshine | Haechan haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang