Saat pulang kembali ke Korea, Haechan semakin mejauhi semua member dreamis. Dia bahkan tidak lagi menempeli mereka setiap kali bertemu dan latihan bersama. Seperti saat ini, Haechan hanya fokus dengan video latihan mereka saja.
"Hyung, sadar gak sih kalo Haechan semakin menjauhi kita?" tanya Chenle kepada Mark.
"Lo aja kali yang baru sadar. Kita udah sadar beberapa bulan lepas." jawab Jaemin.
Mark tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Chenle. Sebaliknya, dia fokus dengan Haechan yang sibuk dengan hp nya. Tanpa mengatakan apa-apa, Mark bangkit berdiri dan duduk disebelah Haechan.
"Lagi ngeliatin apa?" Mark duduk disamping Haechan dan menletakan kepalanya pada bahu Haechan.
"Lagi liat dance praktis aja." jawab Haechan perlahan.
"Chan."
"Hm."
"Chan."
"Hm, ada apa sih Mark?"
"Kamu gak kangen aku?" tumben aja soalan itu keluar dari mulut Mark. Saat ini, Mark berharap Haechan menatakan iya.
"Gak kok." jawab Haechan singkat dan santai.
Dengan cepat Mark menoleh dan menatap kearah Haechan. "Bener nih kamu gak kangen?" Sekali lagi Mark menyoal.
Haechan meletakan hp miliknya disaat lantai dan menatap wajah Mark dengan senyuman miliknya.
"Ngapain kangen kalo hampir setiap hari aku ngeliat muka kamu mulu. Kita kan selalu ketemu setiap jam, setiap detik dan sama dorm juga kan. Ngapain kangen." Kata Haechan lalu lanjut tumpukan perhatiannya pada hp.
Mark menghela nafas perlahan. Sakit hatinya saat mendengar apa yang dikatakan Haechan. Seolah dia ditolak gitu aja.
Jeno, Jaemin, Renjun, Chenle dan Jisung hanya tertawa kecil mendengar apa yang dijawab Haechan saat Mark bertanya seperti itu. Makan tuh.
Kali ini giliran Jeno yang datang mendekati Haechan. Jika tadi Mark duduk disebelah Haechan, kini Jeno terbaring didepan Haechan dengan menjadikan paha Haechan sebagai bantalnya.
"Ngapain sih?" tanya Haechan yang melihat Jeno yang tiba-tiba muncul begitu saja.
"Gak apa-apa. Cuma pengen aja baring. Paha lo lembut kek sofa. Enak buat tidur." kata Jeno dan mula memejamkan matanya.
Mark tidak mau mengalah. Dia terus meletakkan kembali kepalanya pada bahu kanan Haechan. Haechan hanya pasrah dan diam saja dan masih bisa fokus sama hp nya.
"Haechan."
"Apa?"
"Satu tambah satu jadi berapa?" tanya Jeno.
"Dua lah. Pake nanya lagi."
"Salah."
"Terus, kalo satu tambah satu berapa kalo bukan dua?" Haechan menatap ke arah bawahnya. Menatap wajah Jeno yang juga menatapnya dengan senyuman.
"Jawabannya tujuh."
Haechan mengerutkan dahinya. "Masa sih? Siapa nih yang ngajar lo? Masa satu tambah satu bisa jadi tujuh." kata Haechan.
"Kamu tau kenapa tujuh?" soal Jeno lagi. Mark hanya mendengar perbualan mereka berdua.
"Gak tau. Kenapa emang?" Haechan menggelengkan kepalanya.
"Karna tuju-an aku mencintaimu, bukan men-dua kan mu." jawab Jeno dengan senyuman diwajahnya.
"HAHAHAHAH!...." Haechan tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Sunshine | Haechan harem
FanficCinta Haechan tidak diterima dan dibiarkan begitu saja oleh unit Dream. Mereka sama sekali tidak suka dengan pria yang selalu menempeli mereka yang sampai bikin mereka risih. "Menjauhlah Lee Haechan! Aku tidak suka dekat dengan kamu!" "Bisa gak sih...