𝐏𝐀𝐑𝐓 11

8K 375 12
                                    

"Makasi ya udah mau bawa ke taman hari ini plus ngantarin aku pulang." Haechan berdiri dihadapan Dheo dengan senyuman miliknya.

Saat ini, mereka berdua sudah berada di hadapan dorm nct dream.

"Sama-sama. Nanti masuk terus ya. Jangan ngilang ke mana-mana." Kata Dheo sambil mengusap perlahan kepala Haechan.

"Tau kok. Ke mana coba aku mau pergi kalo udah malem-malem kek gini."

"Oh ya, aku mau bilang kalo besok aku gak ada di Korea." ucap Dheo.

Haechan mengerutkan dahinya. "Kenapa?" soal Haechan penasaran.

"Besok aku pulang sayang. Pulang ke Paris. Ada yang harus aku kerjakan. Jadi, kalo kangen, telpon aja. Gak usah kirim pesan. Aku mau nya denger suara kamu." Dheo tersenyum lembut.

"Apa sih...yaudah. Aku masuk dulu ya." kata Haechan lalu melangkah meninggalkan Dheo yang masih menatap kepergiaannya.

Dheo menggeleng kepalanya perlahan. Sebenarnya, jadual penerbangan dia adalah pada malam ini. Tapi karna dia ingin ketemu terlebih dahulu dengan Haechan, dia lembih sanggup menundakan jadual penerbangannya.

"Tuan, kita harus segera pulang ke Paris malam ini. Ada yang harus di selesaikan." kata anak buahnya yang baru saja datang menghampirinya.

Senyuman di wajah Dheo tadi, kini hilang begitu saja saat sedang bersama dengan orang lain. Dia menoleh dan menatap ke arah pria itu.

"Semua sudah disediakan?"

"Sudah, tuan. Hanya menunggu untuk berangkat saja lagi. Pesawat pribadi sudah disediakan sejak dari tadi." kata pria itu sambil menundukkan kepalanya.

"Ayo." Hanya dengan satu kata, semua mereka mengikuti kata Dheo.

Jangan sangka jika tadi hanya Dheo saja yang keluar bersama dengan Haechan. Sebaliknya, ada tiga buah mobil hitam yang sentiasa mengikuti mereka berdua dari jarak jauh.

Bukan untuk memata-matai. Mereka hanya menuruti perintah Dheo yang inginkan mereka mengikuti dari jauh untuk mengelakkan sebarang risiko yang bakal terjadi.

Siapa saja yang tidak akan menyerang Dheo jika mengetahui bahwa pria itu keluar sendirian. Makanya, Dheo membuat rencana terlebih dahulu sebelum menjemput Hacehan sebentar tadai.

Dheo selalu bersikap berhati-hati dan melangkah lebih jauh daripada sesiapa saja. Tiada siapa yang mampu menebak apa yang ada didalam pikiran pria itu.

Karna itu, tiada siapa yang berani mengganggu Dheo. Apalagi hanya mengganggu sekecil wilayahnya. Perlu berpikir dua puluh kali jika ingin mengganggu singa yang tidur dengan lena. Tapi kali ini, ada yang berani membangunkan singa itu.

Tikus kecil yang dengan beraninya mengganggu tidur sang singa. Bagaiman nasibnya nanti? Adakah terhapus di tangan Dheo, atau terhapus di tangan anak buah Dheo?

.
.
.
.
.
.

Ruangan gelap yang di isi dengan ramainya manusia yang saat ini sedang menari tanpa tentu arah. Lampu berwarna warni yang kadang terbuka lalu tutup kembali menyakitkan mata. Bunyi musik yang dipasang dengan keras, sungguh mampu menulikan telinga sesiapa saja.

"Wooo..."

Begitu ramainya mereka, ada yang sedang saling bercumbu tanpa tahu malu. Ada juga yang sedang menari sambil memegang cawan yang berisi alkohol.

Di sudut ruangan itu, ada sosok pria sedang duduk dan diapit dengan dua perempuan yang dari tadi menyentuh dada pria itu dengan senyuman.

"Bos."

Pria itu menoleh ke arah pria yang tadi memanggilnya dengan panggilan bos.

"Apa?"

"Semuanya sudah di selesaikan. Wilayah Black Lotus sudah kita rampas." kata pria itu dengan senyuman puas.

He Is Sunshine | Haechan haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang