Hari ini pondok pasantren Al Malik terlihat ramai karena memang hari ini adalah hari dimana santri baru harus sudah masuk di pasantren.
"Sayang harus belajar yang rajin ya nak, bunda sama ayah masukin kamu sayang ke pasantren bukan karena kami tidak sayang sama kamu, malah karena kami sayang sama kamu makanya kami menginginka yang terbaik untukmu, ya salah satunya dengan cara membawamu kesini untuk belajar ilmu agama biar jadi penghapal Al quran." Ucap bunda Salwa
Balqis itu tersenyum manis dibalik cadar.
"Bunda, Balqis gak apa-apa kok harus masuk pasantren kan buat belajar bukan main. Balqis malah senang bisa masuk ke sini" ucap Balqis yang sebenarnya sangat bingung dia harus merasakan bahagia bisa berajar disini tanpa beban orang tuanya khawatir Karana kalau sekolah seperti SMA di luar sana bebas, atau harus bersedih karena akan jauh dari saudara dan sahabat-sahabatnya.
Setelah merenung beberapa saat akhirnya Balqis tersadar dari lamunanya.
"Kalau begitu Balqis pami ya Bunda, ayah, terimakasi udah mau nganterin Balqis. Ayah sama bunda hati- hati dijalan" ucap Balqis pamit kepada kedua orang tuanya karena ia masih harus mencari kamar asrama yang akan ditempatinya.
"Iya sayang jaga diri baik-baik bunda sama ayah akan merindukan kamu" jawab bunda Salwa.
*
*
*
*
Setelah mendengarkan jawaban dari bunda Salwa, Balqis lalu berjalan menuju ke gedung asrama yang akan menjadi tempat tinggalnya saat ini.
"Balqis!" Balqis menghentikan langkahnya dan langsung berbalik saat mendengarkan panggilan ayah abizar,
"Iya, ayah ada apa?" Ucap Balqis.
Ayah abizar berjalan mendekat kearah Balqis. Ia langsung memeluk tubuh putri mungilnya itu dengan sangat erat.
Sebenarnya ia tak benar-benar tega membiarkan putrinya itu harus berajar di pasantren dan jauh dari rumah. Tapi ini demi kebaikan putrinya yang selalu dikecilkan dari sekolahnya dulu. Ayah abizar ingin melihat putrinya mempunyai sahabat sahabat yang baik dan menyayangi dirinya.
"Ayah kenapa menangis, Balqis disini belajar yah, bukan main ayah gak perlu cemasin Balqis insya Allah Balqis bisa jaga diri kok" ucap Balqis pada sang ayah.
"Ayah sayang sama kamu, sayang, kamu jaga diri baik-baik ya sayang" ucap ayah abizar.
"Balqis tau, Balqis juga sayang sama ayah dan bunda" jawab Balqis membalas pelukan sang ayah begitu hangat.
Walaupun ia diantarkan oleh kedua orang tuanya, bukan berarti hal itu menandakan bahwa keluarganya adalah keluarga yang harmomis.
*
*
*
Balqis melihat satu persatu jajaran pintu yang ada didepannya. Lebih tepatnya nomor yang ada disetiap pintu itu. Ia berjalan mencari nomor kamar yang sudah dikasih tau nomor 8 saat menemukan pintu nomor 8. Balqis tersenyum sudah menemukannya. Setelah mendapatkan petunjuk dari staf pasantren bahwa ia akan menepati kamar asrama nomor 8. Langsung saja tangannya bergerak memutar kenop pintu yang ada didepannya.
"Assalamulaikum" salam Balqis.
"Walaikumsalam" jawab ketiga perempuan berhijab maron, navy, dan abu yang terlihat duduk dipinggiran tempat tidur.
Balqis yang masih berdiri didepan pintu kamar. Ia melihat 2 tempat tidur bertingkat, 4 lemari kayu, dispenser yang terletak di pojok kamar dan 2 kipas angin yang menempel didinding kamar.
"Kamu satu kamar asrama dengan kami?" Tanya perempuan berhijab abu.
"Iya " jawab Balqis
"Masya Allah, kamu cantik banget menggunakan cadar apalagi kalau tidak memakai cadar, kamu dari mana?" Tanya perempuan berhijab navy yang dari awal Balqis masuk sudah terlihat menatap kagum.
Balqis berjalan menghampiri mereka dan ikut duduk dipinggir tempat tidur diserang mereka.
"Aku dari Bandung, eh kenalin namaku Balqis. Kalau kalian dari mana kalau boleh tau?" Tanya Balqis sambil menjulurkan tangannya kehadapan mereka bertiga. Namun tangannya tergantung saat mendengarkan ucapan salam dari seorang ustadzah.
"Assalamulaikum"
Terlihat ustadzah Nuri yang memakai gamis cantik senada dengan hijabnya.
"Walikumsalam ustadzah" jawab mereka ber empat.
"Kalian harus siap siap ya sebentar lagi mau memasuki azan duhur" ucap ustadzah Nuri.
"Baiklah ustadzah, kami akan siap siap sekarang" jawab mereka
"Eh ini santriwati baru ya" ucap ustadzah Nuri
"Iya ustadzah saya santriwati baru disini" jawab Balqis.
"Selamat datang dipasantren ini" ucap ustadzah Nuri. Menatap kagum dengan kelemutan suara merdu Balqis
"Balqis, bunga, Santi,ayo kita harus siap siap nanti di hukum loh sama Gus Atha" ucap Aulia.
"Iya kalian dulu aku harus ambil mukena dulu dikoper " jawab Balqis
"Tapi kamu gak tau dimana masjidnya Balqis" ucap Santi
"Biar sama saya saja Balqis iya namanya." JAwab ustadzah Nuri.
"Baik ustadzah kami duluan" ucap bunga.
"Iya kalian duluan saja" jawab ustadzah Nuri adalah kakak dari Gus Atha.
Ustadzah Nuri menatap kelakuan gadis mungil yang masih asyik dengan mencari mukena miliknya di koper. Pasti akan cocok buat Atha si dingin seperti 1000 pintu kulkas.
"Ustadzah kenapa malah melamun sih" ucap Balqis menyadarkan ustadzah Nuri dari lamumannya.
"Eh udah iya, ayo kita berangkat sekarang" jawab ustadzah Nuri
"Ustadzah saya disini sangat nyamannya pantas para santri betah" ucap Balqis
" Alhamdulilah kalau kamu suka pondok disini" jawab ustadzah Nuri.
"Iya ustadzah" ucap Balqis
Mereka berjalan bersama tapi ditengah perjalanan ustadzah di panggil oleh seseorang. Sedangkan Balqis berjalan menundukan pandangan soalnya terlihat para ustadz dan kyai.
Balqis berjan tanpa melihat didepannya ada Gus Atha berhenti secara tiba-tiba, dan mabrak dada bidang Gus Atha saat berbalik saat ada yang manggil dari belakang. Ternyata yang manggil itu ustadzah Nuri.
"Gus Atha kamu berhentik dulu"teriak ustadzah Nuri.
Gus Atha berhenti dan berbalik, dia sangat kaget saat ada Balqis menabrak dada bidangnya.
"Astaghfirullah " ucap keduanya
Balqis tidak seimbang hampir jatuh tapi untungnya. Gus Atha siap siaga menangkap tubuh mungil Balqis.
"Kamu hati-hati kalau jalannya" ucap Gus Atha kalau kamu terus menabrak saya kedua kalinya akan saya nikahi kamu. Ancam Gus Atha.
"Tapi gus kan gak sengaja" jawab Balqis
"Gak ada kata tapi-tapian itu peringatan pertama,"bisik Gus Atha ditelinga Balqis.
"Ih dasar Gus nyebelin main ancam ancam segala sih" gumam Balqis sambil berjalan menuju masjid
Sumua ustadz tersenyum melihat Gus muda itu berbicara panjang lebar dan tersenyum. Karena ulah santri putri baru yang membuat senyumannya kembali terbit kembali.
"Atha kamu lagi apa di sini sih ayo masuk" ucap kyai sidik.
"Iya, Abi maaf " jawab Gus Atha.
"Atha kamu harus mengajar di kelas 1 MA karena mereka semuanya santriwati baru masuk." Ucap kyai sidik
"Baiklah Abi Atha akan siap siap mengajar habis duhur ini" jawab Gus atha
Setelah shalat duhur selesai semua santri kembali ke kamar masing masing akan masuk kelas sebentar lagi. Sedangkan Balqis masih sibuk mencari buku, sama kitabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Barbar Gus Tampan
De TodoGadis berparas cantik, hidung mancung, mata bulat, pipi cabbi, yang bernama Balqis Raidah Almaira gadis yang berusia 15tahun, harus belajar mandiri jauh dari keluarga. Iya sangat manja di depan ayah sama bundanya putri satu satunya keluarga argatara...