ke salah pahaman.

260 9 0
                                    

      Setelah selesai solat berjamaah bersama warga sekitar, Gus Atha dan santriwan di sambut hangat oleh masyarakat sekitar.

       Di sebuah rumah sederhana, hidup gadis kecil yang beda dua tahun umurnya sama Balqis. Gadis itu bernama Haura hasyfa. Yang suka di panggil hasyfa dia gadis paling pintar di desa tempat dimana Gus Atha mengisi kajian di luar kota selama dua hari ini.

     Hasyfa dia sudah siap untuk berangkat menuju sebuah majelis dimana sudah banyak orang yang hadir untuk mendengarkan tausiyah Gus Atha.

      Hasyfa bersama ketiga temanya hadir di acara tausiyah yang di hadiri tamu yang di idolakan oleh kaum wanita itu.

      "Asyik, kita sudah sampai yah di majalis kota." Ucap mawar.

     "Hehe, iya kita harus cari tempat duduk paling depan deh" jawab Naura.

     "Haha... Itu harus kita harus duduk paling depan biar bisa jelas dengerinnya" ucap aura.

      "Hmm, aku ikut kalian saja lah " jawab hasyfa tersenyum.

      "Ayo, kita masuk keburu gak kebagian tempat duduk paling depan." Ucap ketiga gadis remaja itu.

    "Eh, tunggu aku mau ke toilet dulu" jawab hasyfa pada ketiga sahabatnya.

     "Ck...kamu ini kebiasaan deh, iya sana kita akan sisikan satu tempat buat sahabat kita" ucap aura tersenyum.

      "Iya, terimakasih sahabat-sahabat yang paling cantik" jawab hasyfa tersenyum meninggalkan ketiga sahabatnya.

      Hasyfa pergi ke toilet, sedangkan ke tiga sahabtnya masuk majelis untuk mencari tempat duduk paling depan.

    Di saat hasyfa sudah selesai ia keluar dari toilet ia berjalan ke arah majelis, tapi tiba-tiba ia bertabrakan dengan tubuh mungil seorang anak yang baru usia satu tahun.

      "Aaa...aaa...mama" terik anak kecil tubuh mungil itu.

    Brukkk!!!!

     Hasyfa yang terjatuh itu menatap anak kecil yang berusia satu tahun itu. 

     "Loh, sayang sayang kamu sama siapa disini?" Tanya hasyfa tersenyum lalu menggendong anak kecil berusia satu tahun itu.

      "Mama...aaa...mam" ucap anak kecil yang berusia satu tahun itu.

     "Kamu, mau makan sayang. Tapi kak gak punya makan bayi bagaimana kalau kakak beli dulu ke supermarket di depan sana" jawab hasyfa menggendong anak kecil yang berusia satu tahun itu.

      Hasyfa yang membawa anak kecil yang berusia satu tahun itu kedalam supermarket itu, mencari makanan bayi, dan susuk formula, lalu dot. Ia pergi ke kasir untuk membayar belanjaan ya.

     Tiba-tiba anak kecil yang berusia satu tahun itu. Merengek ke arah Gus Atha yang ada di samping hasyfa.

     "Pa...papa...papa merentangkan tangannya." Rengek anak kecil yang berusia satu tahun itu.

     "Loh, sayang kamu diem dulu yah, kakak mau bayar dulu." Ucap  hasyfa yang mencoba menenangkan anak kecil yang berusia satu tahun itu.

     Kasir wanita itu tersenyum melihat tingkah lucunya anak kecil itu.

    "Mbak, sebaiknya kasih dulu pada suaminya anaknya biar tenang dia" ucap kasir wanita itu.

    "Hah, suami dia bukan suami saya mbak". Jawab hasyfa tersenyum.

    "Tapi, barusan anaknya panggil papa loh mbak" ucap kasir wanita itu menggoda hasyfa.

    "Tapi dia buk" ucapan hasyfa terpotong oleh Gus Atha.

   "Sini biar saya gendong bayi ya." Jawab Gus Atha menyambut pelukan sang anak kecil yang berusia satu tahun itu.

     Hasyfa, hanya memantung saat bayi satu tahun itu di gendong oleh Gus Atha.

    Hasyfa langsung membayar belanjanya dan langsung keluar supermarket itu menyusul Gus Atha.

     "Terimakasih, maaf merepotkan Anda" ucap hasyfa menunduk kepalanya.

    "No..no...no" jawab anak kecil yang berusia satu tahun itu.

    "Hah" hasyfa kaget atas jawaban dari anak kecil yang berusia satu tahun itu.

     Gus Atha berjalan ke arah bangku taman yang dekat taman tapi sangat sepi, jarak ke majelis lumayan jauh. Dari bangku taman yang tidak terawat.

     Hasyfa sangat was-was, takut ada kesalah pahaman dengan Gus Atha nantinya. Ini juga gak tau anak siapa, begitu tega orang tuanya yang membuangnya.

     "Silakan duduk, kamu gak pegal berdiri terus" ucap Gus Atha dingin.

    "Tapi, kita gak sebaiknya ada di sini Gus. Ini sangat sepi dan jauh dari keramaian daya takut ada ke salah pahaman nantinya " jawab hasyfa jujur.

     "Sebentar saya akan telepon santriwan yang tadi bersama saya" ucap Gus Atha mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

     Setelah mengeluarkan ponselnya, Gus Atha langsung menghubungi santriwan itu.. tapi sayang tidak ada sinyal di sini.

      Hasyfa yang melihat raut wajah kebingungan dari Gus Atha ia bertanya.

    "Kenapa Gus?" Tanya hasyfa menunduk kepalanya.

    "Saya berusaha menghubungi santriwan saya. Tapi di sini gak ada sinyal" ucap Gus Atha berusaha mencari sinyal.

     Hasyfa juga mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya. Benar saja disini tidak ada sinyal sama sekali.

    "Ya Allah, kenapa malah gak ada sinyal bagaimana kalau sahabat-sahabat aku menghisap" gumam hasyfa kebingungan.

     Saat tidak sengaja mereka berdua mencari sinyal tapi mereka serempak menangkap tubuh gemoy anak kecil itu yang hampir jatuh dari atas meja.

    Happp!!!!

    "Akhirnya" ucap keduanya yang menangkap tubuh gemoy anak kecil yang berusia satu tahun itu.

   Sedangkan Gus Atha menangkap tubuh hasyfa yang mau jatuh kedalam pelukannya Gus Atha. Membuat salah satu warga melihatnya itu membuat ke salah pahaman terjadi.

    "Astaghfirullah, apa yang kalian lakukan?" Tanya pak RT.

    "Astaghfirullah, Gus tolong lepasin pelukannya" ucap hasyfa pada Gus Atha.

    "Eh...maafkan saya" jawab Gus Atha yang tidak enak.

    "Iya, gak papa ini hanya musibah" ucap hasyfa.

    "Maaf, pak ini hanya salah paham saja" sambung hasyfa berusaha menjelaskan.

    "Iya, pak saya hanya menolong gadis ini dan bayi ini mau hampir jatuh" jawab Gus Atha berusaha menjelaskan insiden ini.

   Tapi sayang pak RT tidak mendengarkan penjelasan mereka berdua.

   "Sebaiknya kalian ikut saya ke rumah" ucap tegas pak RT.

    "Tapi pak say-" ucapan hasyfa terpotong oleh salah satu teman kuliahnya yang sedang KKN di desa ini.

    "Udah lah hasyfa kamu jangan buat kotor desa  ini. Kalian udah ketahuan berpelukan dan apa jangan-jangan ini anak kalian yah di luar nikah" ucap Naya.

    "Astaghfirullah, Naya jangan memanas-manasi warga dan pak RT. Saya gak mungkin mempunyai anak di luar nikah. Ini saya temui dia ketika saya sudah pergi dari toilet. Dan saya juga baru ketemu sama Gus ini" jawab hasyfa membela diri sendiri.

   "Udah, kalian berdua ikut saya ke rumah kita selesaikan di rumah saya" ucap pak RT pada semuanya.

    "Tapi pak say-"

    "Udah-udah kalian gak usah membantah lagi mari ikut saya"

    Semua orang pergi ke rumah pak RT ia menyelesaikan urusan ke salah pahaman ini. Tapi semua warga dan teman hasyfa kekeh ingin mereka menikah.

    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Barbar Gus TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang