Kajian di luar kota

297 4 0
                                    

Balqis terkejut saat melihat Gus Atha keluar dari kamar mandi. Wajahnya memerah dan matanya terbelalak. Dia tidak bisa menahan tawa saat melihat Gus Atha yang basah kuyup dengan handuk di pinggangnya. Balqis mencoba menutupi senyumnya dengan tangan, tetapi tidak bisa menahan tawa yang terus keluar dari mulutnya. Dia terkesan dengan keberanian Gus Atha yang begitu santai dan percaya diri meskipun dalam keadaan seperti itu. Balqis merasa bahwa momen ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam hubungan mereka.

"Sayang kenapa tertawa, ada yang lucu atau mau lagi" ucap Gus atta kepada sang istri.

Balqis tersenyum dan menjawab dengan lembut, "Tidak, sayang. Aku hanya terkejut melihatmu keluar dari kamar mandi begitu tiba-tiba. Kamu terlihat begitu segar dan tampan." Balqis merasa senang dengan kehadiran Gus Atha dan mencoba menahan tawa agar tidak terdengar terlalu berlebihan. Dia merasa beruntung memiliki suami yang bisa membuatnya tertawa dan merasa bahagia setiap hari.

"Hmm, baiklah sekarang giliran kamu sayang mandi, bisa berjalan sendiri atau aku gendong takut kamu masih sakit itunya" ucap Gus atta.

Balqis tersenyum manis mendengar ucapan Gus Atha. Dia merasa terharu dengan keperhatian dan kepedulian suaminya. "Terima kasih, sayang. Aku bisa mandi sendiri, jangan khawatir. Aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang," jawab Balqis sambil menggenggam tangan Gus Atha dengan penuh kasih sayang. Mereka berjalan bersama menuju kamar mandi, saling berbagi kebahagiaan dan cinta dalam setiap langkah mereka.

Balqis merasa terharu dengan perhatian dan kepedulian Gus Atha karena itu menunjukkan bahwa Gus Atha sangat memperhatikan dan menghargai keadaannya. Dalam situasi tersebut, Gus Atha menunjukkan bahwa dia peduli dengan kesehatan dan kenyamanan Balqis. Sikapnya yang perhatian dan penuh perhatian membuat Balqis merasa dihargai dan dicintai. Hal ini juga menunjukkan bahwa Gus Atha siap untuk membantu dan mendukung Balqis dalam segala hal, bahkan dalam hal-hal sepele seperti mandi. Keberadaan Gus Atha yang perhatian dan peduli membuat Balqis merasa aman, dicintai, dan dihargai dalam hubungan mereka.

Setelah selesai mandi, Balqis dan Gus Atha menggelar sejadah untuk melaksanakan sholat subuh bersama. Mereka berdua merasa tenang dan penuh keberkahan setelah menunaikan ibadah tersebut. Setelah sholat, Gus Atha memberitahu Balqis bahwa dia mendapat kesempatan untuk mengisi kajian di luar kota selama dua hari. Meskipun Balqis merasa sedikit berat hati karena Gus Atha akan meninggalkannya, dia memahami pentingnya kesempatan ini bagi suaminya untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain. Balqis memberikan izin kepada Gus Atha dengan penuh pengertian dan memberikan dukungan penuh untuk perjalanan kajian tersebut. Dia tahu bahwa Gus Atha akan kembali dengan semangat dan pengetahuan baru yang akan mereka nikmati bersama setelah dia pulang.

"Alhamdulillah, sayang. Sholat subuh bersama kita sungguh membawa ketenangan dan keberkahan." Ucap Gus atta mengecup kening sang istri.

"Iya, sayang. Sungguh momen yang indah dan penuh keberkahan. Terima kasih sudah selalu mengajakku untuk melaksanakan ibadah bersama." Jawab Balqis menyembunyikan wajah di dada bidang Gus atta.

" Kamu tahu, sayang, aku sangat bersyukur memiliki istri seperti kamu. Kamu selalu mendukungku dalam segala hal, termasuk dalam perjalanan kajian ini." Ucap Gus atta.

"Aku juga bersyukur memiliki suami seperti kamu, sayang. Aku tahu betapa pentingnya kesempatan ini bagi kamu untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain. Aku akan merindukanmu selama dua hari ini, tapi aku tahu kamu akan kembali dengan semangat dan pengetahuan baru." Jawab Balqis terseyum.

"Terima kasih atas pengertian dan dukunganmu, sayang. Aku berjanji akan kembali dengan semangat yang lebih besar dan ilmu yang lebih berlimpah. Aku akan merindukanmu juga, tapi kita akan tetap terhubung melalui telepon dan pesan." Ucap Gus atta terseyum lalu mencium bibir merah merona sang istri.

"Tentu, sayang. Kita akan tetap berkomunikasi dan saling mendukung dari jauh. Semoga perjalanan kajianmu lancar dan bermanfaat bagi banyak orang." Jawab Balqis mengecup bibir merah merona sang suami.

"Amin. Terima kasih lagi, sayang. Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai istriku. Aku akan selalu berusaha menjadi suami yang baik dan mendukung impian-impianmu juga." Ucap Gus Atta

"Terima kasih, sayang. Aku juga beruntung memiliki suami seperti kamu. Semoga Allah senantiasa memberkahi perjalananmu dan menjaga kita dalam kasih sayang-Nya." Jawab Balqis.

Mereka berdua saling tersenyum dan berpelukan, menguatkan satu sama lain sebelum Gus Atha berangkat. Meskipun mereka akan berpisah untuk sementara waktu, cinta dan kebersamaan mereka tetap terjaga dalam hati masing-masing.

Pukul 08.30, saatnya Gus Atha bersiap-siap untuk berangkat ke luar kota. Dia akan ditemani oleh salah satu santriwan yang akan mendampinginya dalam perjalanan. Sebelum berangkat, Gus Atha pergi ke rumah mertuanya untuk meminta restu dan memberitahu mereka tentang perjalanan kajiannya.

"Assalamualaikum, Bunda dan Ayah. Saya ingin meminta restu dan memberitahu bahwa saya akan pergi ke luar kota untuk mengisi kajian selama dua hari, Titip istri Atha ya bunda ayah." Salam Gus Atha.

"Waalaikumussalam, Gus Atha. Tentu, kami memberikan restu untuk perjalanan kajianmu. Semoga Allah memberkahi dan melindungi perjalananmu." Jawab bunda.

"Ya, Gus Atha. Kami mendukungmu sepenuhnya dalam berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain. Jaga dirimu dengan baik dan kembali dengan selamat." Ucap ayah.

"Terima kasih, Bunda dan Ayah. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik dalam kajian ini. Saya juga ingin menitipkan Balqis di sini selama dua hari sebelum saya pulang ke pasantren." Jawab Balqis.

"Tentu, Gus Atha. Balqis akan kami jaga dengan baik selama kamu pergi. Jangan khawatir, kami akan merawatnya sebaik mungkin." Ucap bunda.

"Ya, Gus Atha. Kami akan menjaga Balqis sebaik mungkin. Kamu fokuslah dalam perjalanan kajianmu dan pulanglah dengan tenang." Jawab ayah.

Gus Atha merasa lega mendapatkan restu dan dukungan dari mertuanya. Dia tahu bahwa Balqis akan dalam perawatan yang baik selama dia pergi. Setelah berpamitan dengan mertuanya, Gus Atha bersiap-siap untuk berangkat, dengan harapan bahwa perjalanan kajiannya akan berjalan lancar dan bermanfaat bagi banyak orang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam, Gus Atha dan santriwan yang menyetir mobilnya akhirnya tiba di kota tujuan. Meskipun lelah setelah perjalanan yang panjang, mereka merasa lega telah sampai dengan selamat.

"Gus Atha, kita sudah sampai di kota tujuan. Alhamdulillah, perjalanan lancar." Ucap santriwan itu.

"Alhamdulillah, terima kasih atas kesabarannya selama perjalanan. Sekarang, mari kita singgah ke masjid terdekat untuk menunaikan sholat Dhuhur berjamaah bersama warga sekitar." Jawab Gus Atha.

Mereka berdua memarkir mobil dan menuju ke masjid terdekat. Di masjid tersebut, mereka bergabung dengan warga sekitar yang juga sedang bersiap-siap untuk melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah.

Gus Atha dan santriwan merasa senang bisa beribadah bersama dengan masyarakat setempat. Mereka merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam melaksanakan ibadah di masjid tersebut. Setelah selesai sholat, mereka berdoa agar perjalanan selanjutnya juga dilancarkan dan diberkahi oleh Allah SWT.

Istri Barbar Gus TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang