Ucapan Doyoung yang akan menjemput adiknya tepat jam 2 siang ternyata tidak hanya omong kosong semata. Bahkan keduanya sekarang berakhir didalam mobil dengan tujuan yang tidak diketahui Cleo sedikitpun.
Beribu keinginan besar untuk menanyakan sesuatu kepada kakaknya itu, namun melihat raut wajah tak bersahabat dari Doyoung membuat keinginan Cleo menciut.
Jujur saja dirinya takut. Baru kali ini Doyoung bersikap aneh padanya.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikannya ?" ucap Doyoung datar tanpa sedikitpun menoleh pada sang adik.
"Apa maksudmu ?"
"Tentang malam itu, saat kau terjatuh"
Mendengar perkataan Doyoung membuat kedua bola mata Cleo seperti akan keluar. Bagaimana bisa kakaknya tahu tentang hal itu ?
"Aku tidak mengerti dengan perkataanmu" ucap Cleo mencoba untuk tidak gugup sedikit pun.
"Tidak perlu sembunyikan apapun padaku. Ingatlah jika hanya aku yang bisa melindungimu sekarang"
Doyoung tiba-tiba saja menepikan mobilnya. Lalu menatap sang adik dengan tatapan yang sangat serius.
"Siapa wanita itu Cleo ?!"
Merasa tertekan Cleo pun membuang pandangannya. Bila mengingat kembali rasanya Cleo ingin sekali menangis dan memeluk Doyoung erat meluapkan segala kesedihannya. Menceritakan apapun yang dirinya alami dan menantikan tindakan dari sang kakak yang akan membuat dirinya tenang setelah itu.
Tapi semua itu urung dilakukannya, dirinya rasa ini hanya masalah pribadi. Cleo tidak ingin siapapun tahu mengenai hal ini, cukup dirinya saja dan yang bersangkutan terlibat masalah.
Menurut Cleo ini bukan masalah besar.
"Siapa yang kau bicarakan ?"
"Cleo !!!"
Bentakan Doyoung seketika membuat tubuh Cleo terkejut dan seketika juga bergetar ketakutan. Belum pernah sekalipun kakaknya itu membentaknya sekeras ini. Mencoba dengan sekuat tenaga untuk tidak menangis, namun saat akan menoleh menatap Doyoung, tiba-tiba saja linangan air matanya keluar tak tertahankan.
"Kenapa kau membentakku" ucap Cleo masih ketakutan.
Doyoung yang melihat perubahan Cleo seketika membuang nafasnya kasar. Sungguh ini membuatnya kesulitan, emosinya sudah memuncak dan tidak ingin membuang-buang waktu dengan alasan yang selalu Cleo berikan atas pertanyaannya. Namun melihat Cleo yang ketakutan dan menangis juga membuat perasaan Doyoung teramat merasa bersalah.
Bukan bermaksud untuk membentak Cleo sekeras itu tadinya.
"Cleo, ceritakan padaku semuanya sebelum amarahku menghampirimu" tegas Doyoung dengan nada bicara yang sedikit rendah.
Cukup lama Doyoung menunggu tapi Cleo masih saja tidak berkeinginan untuk menjelaskan apapun, sampai rasanya ketidak-sabaran Doyoung tercipta.
"Ceritakan atau aku akan menyeret Yoongi juga dalam masalah ini !" ancam Doyoung hilang kesabaran.
"Tidak !!!"
Nah itu dia, suara yang diinginkan sejak tadi keluar dari bibir sang adik. Semakin di ancam sepertinya firasat Doyoung semakin tepat. Semuanya sangat berhubungan sekali dengan Yoongi dan rumah tangga mereka.
Lama keduanya terdiam, disamping Cleo yang memikirkan cara untuk menghadapi sang kakak, masih ada Doyoung yang masih setia menunggu bibir kecil itu mengeluarkan kata.
"Oppa, aku ingin pulang. Aku janji akan memberitahu semuanya dirumah" ucap Cleo sembari menunduk, jujur saja besar keinginan Cleo untuk tidak memberitahukan Doyoung tentang hal itu.
Mendengar jawaban sang adik membuat Doyoung membuang nafas kasarnya kembali. Ini sungguh memuakkan dan membuat emosinya kian memanas. Dengan berat hati Doyoung pun kembali menjalankan kemudi dengan kecepatan diatas rata-rata.
Doyoung ingin segera tiba dirumah secepat mungkin.
•••••
Sepertinya dewa penyelamat Cleo sudah menanti kedatangannya dirumah. Baru saja pintu utama dibuka atensinya sudah menatap lurus pada seseorang yang tengah berbicara santai dengan sang ibu.
Oh ya, Cleo benar-benar lupa jika sore ini ada pertemuan dengan keluarga Min.
"Cleo, kau darimana saja ?"
Melangkah dengan diikuti oleh Doyoung dibelakangnya yang memasang wajah datar. "Oppa mengajakku keluar"
"Kalian bahkan tidak pamit pada ibu" ucap nyonya Hwang bergantian menatap kedua anaknya itu.
Melihat Yoongi yang masih menduduki sofa tamu, membuat Doyoung memiliki kesempatan emas.
"Yoongi aku ingin bicara padamu" ucap Doyoung yang membuat Cleo tiba-tiba saja menjadi gelisah.
Gadis itu dengan cepat meraih pergelangan tangan sang kakak dan menahannya keras.
"Kau bisa bersiap-siap Cleo" jawab Doyoung mencoba melepaskan tangan Cleo sembari menatap sang adik datar.
Namun Cleo menjawabnya dengan gelengan. Mengisyaratkan untuk tidak menyuruhnya pergi dan tidak mengatakan apapun tentang masalahnya pada Yoongi.
"Benar Cleo, lebih baik kau segera bersiap-siap" ucap Nyonya Hwang menyetujui ucapan Doyoung.
"Tapi ibu.."
"Jangan bilang kau ingin mengecewakan keluarga Min" tegas Nyonya Hwang meraih lengan Cleo menjauhi sang kakak. "Doyoung sebaiknya kau juga bersiap-siap"
"Baik bu"
Sejauh melangkah pandangan Cleo selalu saja memperhatikan keberadaan dua orang itu. Perasaannya menjadi tidak tenang dan takut secara bersamaan.
Apakah Doyoung akan menjatuhkannya kedasar jurang atau malah mendiaminya ditepi jurang.
Jangan harap jika pemikiran baik tentang sang kakak yang berpihak padanya bersemayam dipikiran Cleo. Sejujurnya hampir seluruh kepalanya terisikan tentang rencana jahat sang kakak untuk membuatnya kian tersudutkan.
Memang selama ini Doyoung adalah kakak terbaik yang bisa Cleo andalkan dalam hal apapun. Tapi melihat perubahan sikap Doyoung sejak beberapa jam yang lalu, ditambah dengan amarah yang pria itu perlihatkan, Cleo yakin jika Doyoung tidak main-main tentang hal ini.
Berpikir keras bagaimana bisa kakaknya mengetahui masalah itu, sejauh ini Cleo hanya menyimpannya sendiri, lalu Yumna adalah orang kedua yang menjadi saksi. Tidak mungkin jika.....
Tunggu !! Yumna !!!
Secepat kilat ingatan Cleo kembali pada Yumna yang memang akhir-akhir ini selalu saja menggali masalahnya.
Yumna ! Sungguh jika itu kau maka aku akan memikirkan lagi tali persahabatan kita !
[MLIAMMW]
[A-Youngshi]