Acara perilisan produk baru bertempat di salah satu mall berjalan lancar. Respons masyarakat positif. Tidak sedikit pengunjung yang mendatangi, sekadar ingin mencium aroma yang baru dikeluarkan tersebut. Pun, seluruh sample yang di-packing Kalila kemarin ludes. Semua orang turut bangga, karena di hari pertama launching, penjualan online maupun offline terjual lebih banyak daripada target awal. Kalila yang belum sempat berganti pakaian pun merasa usaha yang dilakukan perempuan itu tidak sia-sia. Demi acara hari ini, dia bahkan belum sempat tidur.
"Capek, Kal?" Lea yang baru saja datang mengulurkan sebotol air mineral. Dia datang untuk memantau penjualan secara offline. Kebetulan live streaming di beberapa marketplace baru usai, jadi dia baru bisa datang. "Penjualan secara online goal. Offline bagaimana?"
"Thanks." Kalila mengambil air mineral dari tangan Lea, membuka, kemudian meneguknya. Tadi pagi, perempuan itu hanya sarapan sebungkus roti. Itu pun terburu-buru, karena sample harus segera diantar ke mall. Tentu saja Kalila yang bertanggung jawab, begitu akan berangkat dan saat sampai di tujuan, dia kembali menghitung sample-sample tersebut. "Aman, Mbak. Lebih dari target awal."
"Syukurlah kalau begitu. Habis ini mau ngapain?"
Belakangan, penjualan parfum memang menurun dari tahun lalu. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut, salah satunya pesaing yang menjual produk mereka dengan harga lebih murah dibanding produk lain. Otomatis, mereka bisa mendapat pasar dan lebih diminati oleh masyarakat. Kehadiran Kalila di perusahaan, membawa angin segar. Perempuan itu mengusulkan untuk melakukan penjualan tidak hanya berfokus pada offline store saja, tapi juga secara online dengan landasan bahwa di zaman ini semua sudah serba digital.
Usul tersebut tidak langsung disetujui oleh Pak Barata dan founder. Terjadi pro dan kontra, sebelum akhirnya mendapat acc. Bagi Pak Barata, melakukan penjualan secara online terlalu ribet, karena Kalila mengusulkan untuk mencari talent yang sekiranya cocok memandu acara live. Selain itu, mereka juga harus bekerja sama dan mengirimkan hampers kepada beberapa influncer untuk di-review. Jauh sebelum influencer diikutsertakan, kuisioner dibuat untuk mengetahui selera masyarakat masa kini. Untuk orang-orang beruntung, mereka akan dikirimkan produk guna dicoba.
Beruntung, umpan balik dari tester dominan positif. Bersamaan dengan launching produk hari ini, semua pihak dalam hal ini tester dan influencer serempak meng-upload ulasan di media sosial. Khusus edisi perilisan, live dipandu oleh brand ambassador yang tengah naik daun. Meski harus mengeluarkan anggaran lebih, toh hasil yang didapat pun sesuai dengan pengorbanan.
"Balik, Mbak. Serasa abis digebukin warga sekecamatan ini badan," jawab Kalila hiperbolis. Sejujurnya sekarang belum memasuki waktu pulang kantor, tapi karena urusan sudah selesai dan tidak ada lagi yang perlu dilakukan, dia memutuskan untuk segera pulang. Kalila berencana setelah sampai rumah akan tidur, kemudian bangun, dan menemui Logan di C'est La Vie untuk meminta kontak laki-laki itu. Kalila bertekad, tidak akan pulang sebelum mendapatkan kontak Logan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pina Colada
General FictionWARNING 21+ ONLY! Waktu adalah obat terbaik untuk menyembuhkan luka, begitulah yang sering orang lain katakan. Namun, faktanya tidak sejalan dengan kenyataan. Lima tahun sudah berlalu, makin keras James berusaha melupakan sosok Safa, makin besar pul...