14

0 0 0
                                    

Evelyn bangun dan duduk di tepi ranjang. Dia tidak menemukan Frans disebelahnya. Evelyn berjalan mendekati sofa. Ada bantal diatasnya. Apakah Frans tidur di sofa? Tanyanya dalam hati. Laki-laki yang baik. Evelyn tersenyum. Dia terlalu lelah sehingga tidur cepat tanpa tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Evelyn membuka pintu. Frans berdiri di depannya. "Aku akan membangunkanmu untuk sarapan. Kau ingin sarapan di sini atau di restoran hotel?"

"Direstoran saja. Ada apa? Kenapa wajahmu tegang?

"Perasaanku tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu."

Evelyn teringat Emma. "Emma. Aku harus menemuinya."

Frans menarik tangan Evelyn. "Tidak apa-apa. Aku sudah menyuruh orang-orang ku untuk menjaganya."

Evelyn merasa lega. Dia dan Frans turun ke bawah untuk sarapan.

Mata Evelyn berbinar. Banyak sekali makanan yang menggugah seleranya. Frans membantu membawakan piring Evelyn. Sebenarnya dia senang karena nafsu makan Evelyn besar. Tapi kalori dalam makanan itu yang dia takutkan.

"Dimana Dinda dan Jeki, kenapa mereka berdua tidak sarapan bersama kita?"

"Mereka berdua sudah pulang duluan. Tiba-tiba saja ibunya menelepon. Lalu aku memesankan tiket kereta untuk mereka."

"Apa? Kenapa dia tidak memberitahuku?" Evelyn mendengus kesal.

"Kau tidur sangat nyenyak. Dan baterai ponselmu kehabisan daya."

"Hah, benarkah?"

"Sudah aku charger. Tapi sepertinya belum penuh." Frans tiba-tiba berdiri melebarkan tangannya untuk melindungi Evelyn.

"Ada apa?" Evelyn menghentikan suapannya.

"Sst! Sepertinya ada orang yang mengintai kita." Frans menajamkan pandangannya. Dia menoleh kearah tiga orang penjaga yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka makan. Orang-orang itu dengan sigap keluar dari restoran untuk memeriksa keamanan.

"Kau membawa pengawalmu kemari?"

"Ya, sejak tadi malam aku merasakan firasat yang aneh lalu menghubungi mereka."

"Apakah mereka sudah makan? Aku akan menyuruh pegawai restoran ini untuk membuatkan makanan yang lebih banyak untuk mereka."

"Nanti saja. Keselamatanmu lebih penting. Ayo, kita kembali ke kamar!"

Saat lift terbuka, Evelyn mendapati Emma yang membawa kopernya. Dibelakangnya, orang-orang Frans berdiri mendampingi wanita itu. "Apakah kau sudah mau pergi, Emma?"

"Ya, tugasku di sini sudah selesai."

"Tunggu Emma!" Frans mencegahnya keluar. "Sepertinya ada yang mengincarmu."

Mereka bertiga naik lift kembali. Sedangkan orang-orang Frans membantu rekan-rekannya di bawah. Tapi Frans sudah menyuruh mereka untuk berpencar.

"Sebenarnya ada apa?" Emma meletakkan kopernya lalu duduk di dekat Evelyn setibanya mereka masuk kedalam kamar Evelyn.

"Aku juga tidak tahu." Evelyn menatap Frans yang sedang menerima telepon.

"Sepertinya orang-orang tuan Smith sedang mengincarmu." Frans menutup teleponnya.

"Smith, siapa dia?"

"Orang yang menyelundupkan wine ekspor milik papamu."

Emma menatap Frans tidak mengerti. Frans mengambilkan dua kaleng jus dari lemari es lalu menaruhnya di atas meja.

"Kau tahu kenapa sampai sekarang papaku tidak melunasi separuh pembayaran dari wine itu? Karena wine itu telah diambil alih oleh tuan Smith. Dan papaku juga tertipu olehnya."

Kakek, Mengapa suamiku berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang