Kenangan Buruk

6 0 0
                                    

Di dalam mobil, Evelyn duduk sangat jauh dari Frans. Dia menggunakan rambutnya untuk menutupi wajahnya. Dia merutuki dirinya kenapa tidak membawa tas yang bisa menyembunyikan wajah ketakutan sekaligus kekesalannya.

Frans terkikik di dalam hati. Melihat tingkah cucu dari orang ternama di kota ini. Sebenarnya, pekerjaan menjadi asisten pribadi ini hanyalah pekerjaan iseng yang menarik perhatiannya. Dia membaca di surat kabar beberapa hari yang lalu. Dia baru saja kembali dari Jerman dan masih belum tahu ingin melakukan apa sebelum masuk ke perusahaan papanya. Frans belum mau membantu kakak laki-lakinya mengelola perusahaan itu.

Mobil memasuki sebuah mansion besar. Evelyn membuka pintu mobil dan menghambur masuk ke dalam mansion. Ingin rasanya dia menca-ci ma-ki pria tua itu. Beribu pertanyaan membanjiri otaknya dan akan segera meluap keluar. Evelyn berkali-kali menghentakkan kakinya. Tangannya mengepal kuat.

"Kakek aku--" Evelyn menghentikan ucapannya.

Ternyata sedang ada acara makan malam dengan mitra bisnis kakeknya. Evelyn memandang satu-satu tamu kakeknya. Dia menelan ludahnya. Ada Chris yang duduk dengan tenang. Dia tersenyum kepada Evelyn.

Chris adalah laki-laki yang selalu disukainya sejak kecil. Kakek dan om Bryan selalu bertemu jika ada acara-acara penting. Evelyn dan Chris juga ada dalam acara itu. Tapi Evelyn tidak pernah berbicara dengan laki-laki tampan itu. Evelyn kecil sangat pemalu.

"Hei, sayang. Kemarilah!"

Wajah Evelyn memerah. Dia sangat malu. Bahkan penampilannya sekarang sangat acak-acakan. Menggunakan cardigan pink dan celana sepaha. Rambutnya tergerai bebas.

"Kakek. Bolehkah kita bicara sebentar, berdua saja?"

Evelyn segera meninggalkan ruangan itu. Dia baru sadar sepatu yang dipakainya tadi juga entah kemana.

Evelyn menutup pintu saat kakeknya sudah masuk ke dalam. "Kek, bukankah kita sudah sepakat aku akan pulang setelah liburan semester? Besok adalah hari pertamaku ujian kek. Aku sudah belajar mati-matian seminggu ini."

"Lupakan dulu soal ujian. Keluarga Bryan mendadak datang. Itu sangat bagus untuk reputasi kita. Kita harus menyambutnya dengan baik."

"Satu hal lagi kek. Kenapa kakek mempekerjakan Frans menjadi asisten pribadiku. Aku sudah bilang pada kakek berulang kali, kek aku tidak butuh asisten. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Evelyn menatap kakeknya dalam-dalam.

"Aku harus memastikan kau aman Evelyn. Hanya kau yang kakek punya."

"Apakah kakek tahu siapa Frans itu? Siapa dia sebenarnya?"

Kakek mengernyitkan dahinya. "Dia putra kedua Arya, kan. Kami sahabat baik. Papanya tidak mempermasalahkan dia menjadi asistenmu. Asal dia tidak tidur dijalan saja."

"Dialah orang yang membuatku pindah dari sekolah dulu, kek."

===========================

Frans duduk di lantai belakang mansion. Dia menyalakan rokok lalu menyesapnya. Dia masih tidak menyangka gadis lugu itu sekarang tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dia tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sebenarnya dialah yang paling menghawatirkan keadaan Evelyn saat pingsan di koridor sekolah. Dia segera melarikan gadis itu ke rumah sakit. Memberhentikan mobil yang lewat didepan sekolah.

Frans pulang setelah tahu bahwa Evelyn baik-baik saja. Dia mengalami dismenorea hebat. Dan sampai pingsan.

Setelah Evelyn kembali ke sekolah, dia malah terus mengejeknya. Melihat pipi Evelyn yang memerah membuatnya lebih semangat menjahili gadis itu. Sangat menggemaskan.

Frans kembali tertawa kecil. Saat itu umur Evelyn 14 tahun dan dia 16 tahun. "Dasar anak-anak bod*h." Anak SMP yang masih mementingkan kesenangan dan ego pribadi.

Tapi Frans jugalah yang sangat kehilangan saat Evelyn pindah. Dia tidak menyadari bahwa tindakannya bersama teman-temannya itu sangat keterlaluan. Dia tidak tahu betapa terlukanya Evelyn waktu itu.

Dia bersujud di kaki kakek James memohon ampunan dan berjanji akan bertanggung jawab.

Tapi tanggapan kakeknya diluar dugaannya. "Kau dan Arya sama-sama beran-dalan. Ternyata benar kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hahaha--"

Dia sering mendengar jika ayahnya juga sering menjahili teman-temannya saat sekolah dulu.

Dan Tuan James sangat terkejut saat dia ingin melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi Evelyn. Tuan James sampai membuat lowongan kerja di surat kabar karena anak buahnya tidak sanggup menghadapi Evelyn. Gadis itu tumbuh menjadi gadis yang energik. Berkali-kali dia bisa mengelabuhi orang-orang Tuan James.

Padahal Tuan James bersedia mempekerjakan Frans diperusahaanya. Dengan posisi yang tinggi tentunya. Melihat kecakapan dan otak cemerlang milik Frans.

Frans sedikit terkejut melihat Evelyn untuk pertama kalinya. Penampilannya juga berubah. Tidak seperti gadis-gadis kalangan atas yang anggun. Dan yang lebih membuatnya heran lagi, dia sama sekali tidak mengadukan tindakannya pada Tuan James yang menyebabkan Evelyn pindah dari sekolah.

Braakk!

Frans mendongak. Dia kaget melihat kursi yang terbang diatasnya dan mendarat di atas tanaman mawar.

Dia segera berlari ke dalam mansion melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Kakek, Mengapa suamiku berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang