Jeki dan Dinda tiba di sebuah mansion. Mereka mengendap-endap dibalik pohon. Jeki menghitung orang-orang yang berdiri di depan gerbang mansion itu.
"Ini mansion Evelyn? Jadi benar jika dia sultan?"
"Sstt! Jangan keras-keras! Alamat ini yang kutemukan di bukunya sebelum kamu datang menjemputku tadi."
"Hebat! Padahal selama ini penampilannya seperti gem-bel. Malah dia yang selalu minta tethetring jika kehabisan paket data." Jeki berdecak kagum melihat mansion yang berdiri megah di hadapannya. Lebih tepatnya diseberang jalan.
Duarr!!
Tiba-tiba sebuah mobil menghantam pagar mansion diikuti tiga mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Dorr! Dorr!
Terdengar temba-kan berkali-kali saat mobil itu melintas. Jeki dan Dinda segera bersembunyi dibalik semak-semak. Tubuh mereka bergetar ketakutan.
"Ternyata jadi kaya raya itu tidak enak. Mereka bermain-main dengan senja-ta api. Hii-" Jeki merapatkan tubuhnya ke tubuh Dinda.
==========================
Evelyn berdiri di balkon sendirian. Dia sesekali melirik ke arah bawah di mana Frans sedang duduk menikmati rokoknya.Kakeknya sama sekali tidak mempermasalahkan hal yang dulu dilakukan oleh Frans. Bahkan kakeknya mengatakan jika Frans lah yang membawanya ke rumah sakit saat dia tidak sadarkan diri. Tubuh Frans memang besar dari dulu.
Evelyn melihat Chris memasuki sebuah ruangan sambil melambaikan tangan kearahnya.
Tanpa rasa khawatir Evelyn mengikuti laki-laki tampan itu.
"Kita akan menikah seminggu lagi."
Deg!
Bukannya bahagia yang dia rasakan tapi malah ketakutan. Chris menyeringai sambil membelai rambut Evelyn.
"Aku tahu kau menyukaiku kan?" Chris menghirup aroma rambut Evelyn.
Gadis itu bergidik ngeri. Kenapa Chris yang terkenal kalem mendadak berubah seperti ini.
Chris merengkuh pinggang Evelyn. Gadis itu memalingkan wajahnya. Bau alkohol yang menyengat membuat perutnya merasa mual.
"Lepaskan aku, Chris. Mengapa tiba-tiba membahas pernikahan? Kita belum saling mengenal. Dan aku belum lulus kuliah." Evelyn mencoba melepaskan diri dari Chris.
Dia berlari dan bersembunyi dari Chris. Sayang diruangan itu hanya ada sebuah kursi.
"Oh, kita sudah kenal dari kita kecil. Aku sudah menantikan saat-sat seperti ini lama sekali."
Chris melangkah mendekati Evelyn dengan mata yang menyala. Mata yang ingin memangsa.
Brakk!
Chris mengambil kursi didepan Evelyn lalu melemparnya ke luar jendela. Chris mengangkat tubuh Evelyn dan berlari. Di depan pintu orang-orang Chris telah menunggunya dan mengamankan jalan.
"Lepaskan--lepaskan aku Chris!" Evelyn meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari tangan Chris yang besar. "Kakek, tolong-- Frans--"
Tiba-tiba semua gelap. Evelyn tidak sadarkan diri. Chris mendudukkannya di kursi lalu melajukan mobil secepat mungkin. Orang-orang tuan James dan orang-orangnya beradu tem-bak.
Dorr! Dorr!
Suara temba-kan silih berganti. Frans segera memakai helm dan mengejar mobil yang mencu-lik Evelyn dengan motor Triumph Bonneville T100. Dia merutuki dirinya sendiri yang tidak berada di sisi gadis itu padahal dirinya adalah asisten pribadi Evelyn.
Karena itu adalah keluarga Bavelery dia menjadi lengah. Keluarga Bavelery adalah mitra Tuan James sejak lama. Tapi dia tidak menyangka jika keluarga itu ternyata licik.
Frans menem-bak ban mobil ketiga. Mobil yang jaraknya hanya beberapa meter didepannya. Mobil itu hilang keseimbangan dan oleng kesamping kiri.
Dorr!
Lagi, mobil kedua hilang kendali berputar ketiga kali lalu terjungkal keatas pasir disisi kanan jalan.
Frans melirik kaca spionnya. Dari tadi ada mobil yang turut membuntutinya.
Tiin--!
Frans mengerem motornya. Sebuah truk kontainer melaju didepannya. Sopir truk itu mema-ki dirinya. Frans tidak sadar ternyata dia berada di perempatan yang lumayan padat kendaraan.
Mobil yang membawa Evelyn sudah menghilang dari pandangannya. Dia menepikan motornya. Mobil yang dari tadi membuntutinya juga berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakek, Mengapa suamiku berbeda?
RomansaEvelyn tidak menyangka harus bertemu kembali dengan orang yang sangat dibencinya Dan lebih parahnya lagi orang itu menjadi asisten pribadinya