Chapter 9

99 4 0
                                    

"iyaa Maudy iyaa" Maudy mencebikkan mulutnya.

Ia menyesal karena menyetujui taruhan itu, bagaimana jika kakak kelasnya itu meminta yang aneh-aneh? Seperti salto ditengah kerumunan? Oh tidak, Maudy tidak bisa membayangkan hal itu. Ia pun menggeleng cepat, membuat Aristya kebingungan.

"lo kenapa deh?" Maudy menoleh ke sumber suara.

"ng-nggak, gue gapapa"Aristya mengangguk.

Setelahnya terjadi keheningan sebentar, membuat Maudy tak nyaman dengan keadaannya. Mau membuka obrolan, namun ia bingung apa yang harus ia katakan. Maudy mengalihkan pandangannya pada orang-orang yang sedang berlalu ralang.

"lo mau arum manis gak?" tanya Aristya tiba-tiba Maudy dengan cepat menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"okee, tunggu sebentar" Aristya beranjak dan mulai menuju ke stand arum manis yang jaraknya lumayan jauh dari tempat duduk Mereka.

"mas, arum manis nya satu ya"

"okee, mas. Betewe baswey, arum manisnya buat siapa? Pasti buat ceweknya yaa" goda mas penjual arum manis, Aristya terkekeh pelan. Lantas ia membayar arum manis tersebut.

Aristya hendak kembali ke tempat dimana ia dan Maudy duduk, namun smartphone milik Aristya bergetar, menandakan ada sebuah notifikasi. Lantas Aristya membuka notifikasi tersebut, dilihatnya notifikasi itu berasal dari Chika.

 Lantas Aristya membuka notifikasi tersebut, dilihatnya notifikasi itu berasal dari Chika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

etelahnya Aristya pergi dari stand arum manis tersebut, ia dengan segera pergi menuju parkiran. Sesampainya di parkiran, ia dengan terburu-buru menyalakan mobilnya itu dan segera melajukan mobilnya menuju rumah Chika.

Di lain tempat, Maudy sedang menunggu kedatangan Aristya dengan membawa arum manis. Ia tak sabar untuk memakan cemilan manis tersebut, ia menoleh ke kanan ke kiri. Namun nihil, ia belum menemukan Aristya.
Maudy mencoba positif thinking, mungkin stand arum manis sedang ramai sehingga Aristya harus mengantri. Pikir Maudy.

Waktu demi waktu, Maudy belum juga mendapatkan Aristya. Maudy mengecek jamnya, sudah pukul jam 18.45 WIB rupanya. Maudy menghela nafas kasar.

"masa iya ngantri beli arum manis hampir 1 jam? Itu ngantri beli arum manis atau ngantri beli minyak dah?"

Maudy menoleh lagi ke kanan dan ke kiri. Namun Maudy belum menemukan Aristya, Maudy beranjak dari bangku tersebut. Ia berjalan menuju stand arum manis, dilihatnya stand arum manis itu tidak mengantri panjang sama sekali tuh.
Maudy memutuskan untuk bertanya kepada penjual arum manis itu.

"mas, permisi" penjual arum manis itu menoleh.

"iyaa mbak? Mau beli arum manis?" Maudy menggeleng.

"mau tanya, mas liat gak cowok yang pakai baju hitam sama jaket jeans?"

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang