Chapter 17

69 5 1
                                    

Masing-masing team pun mulai merancang strateginya, akhirnya pertandingan antar team dimulai.

"YUKK SEMANGAT GUYS!"
Mereka mulai bertanding, hingga salah satu team berhasil mencetak skor.

Semuanya berjalan dengan baik-baik saja, sampai dimana...

"MAUDY AWAS!"

"awh!" Maudy terduduk, ia memegang kepalanya.

"Maudy, lo gapapa? WOI PANGGILIN PM—EEH?!"

Tiba-tiba seseorang datang, ia dengan cepat menggendong Maudy ala bridal style. Ia mempercepat langkahnya menuju ruang UKS.

Sesampainya di UKS, orang itu membaringkan Maudy di brankar. Setelahnya ia memanggil dokter sekolah, tak lama kemudian dokter sekolah pun datang. Ia dengan cepat menangani Maudy, setelahnya ia menghampiri seseorang yang menggendong Maudy.

"Maudy tidak kenapa-napa, hanya saja ia perlu istirahat dulu akibat benturan dari bola basket yang membuat Maudy pusing" dan hanya dibalas anggukan kepala.

"saya pamit dulu"

"baik, terimakasih" dokter sekolah tersenyum sebagai balasan.

Orang itu kini mendekat, ia duduk di kursi sebelah brankar. Ia menggenggam dan mengelus lembut tangan Maudy.

"lain kali hati-hati, jangan ceroboh kayak gini Maudy. Buat orang khawatir aja lo"
Tangan Maudy bergerak, orang itu dengan cepat melepaskan genggamannya.

"shh!" Maudy mencoba untuk bangkit namun ia tak bisa menahan rasa pusingnya, akhirnya ia kembali berbaring.

"udah, tidur aja dulu. Pasti pusing banget kepala lo" Maudy melirik, ia mengangguk.

"btw, siapa yang bawa gue kesini?"

"lo lihat lah! Disini cuman ada siapa?"

"ya nyantai dong masnya! Gue kan cuman nanya, shh"

"gue bawain teh manis dulu, bentar"
Tak lama kemudian orang itu kembali sembari membawa teh manis hangat, Maudy dengan senang hati menerimanya.

"big thanks, kak Aris"

"iyaa sama-sama"

"kok gak ke kelas?"

"ngusir?"

"ng—nggak, gue kan cuman nanya. Soalnya kan ini masih jam pelajaran, dan lo masih disini. Gue takut guru nyariin lo"

"gue jamkos, Maudy. Gurunya gak bisa masuk, makanya gue bisa lihat lo lagi main bask—eh!" Maudy tersenyum miring.

"ngapain lo lihat-lihatin gue yang lagi main, hm?"

"gu—gue, gue cuman kepo. Siapa yang ada pelajaran basket, pas gue lihat ternyata kelas lo. Yaudah, gue lihatin aja" Maudy tersenyum kecut.

"ah, gitu yaa"

"minum lagi tehnya" Maudy mengangguk.

Flashback On

"ARIS LIHAT ANAK KELAS 11 YANG MAIN BASKET YUK! KELASNYA MAUDY" Aristya yang mendengarnya pun segera keluar kelas.

Aristya bersama temannya melihat kelas Maudy yang bermain basket dari atas, tak jarang ia tersenyum kecil saat Maudy kebingungan dengan teknik permainan basket.

"team Maudy main duluan ya" Aristya mengangguk.

"gak mau teriak nyemangatin gitu?" goda Irham—teman Aristya.

"gila aja lo! Kalau guru sebelah dengar, mampus lo!" namun hanya dibalas kekehan kecil, dan Aristya pun kembali menonton.

"semangatt" batin Aristya.

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang