Chapter 12

82 4 1
                                    

"masa bodo! Yang penting Maudy pacar kak Aristya, wlek!" Anindya menjulurkan lidahnya, Maudy semakin kesal dengan temannya itu.

"gak tahu ah!" Maudy mulai melahapkan makanannya tak ambil pusing dengan perkataan temannya itu, hal itu membuat ketiga temannya tertawa. Setelah selesai makan, Maudy dan ketiga temannya bergegas ke kelas.

Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh murid sekolah Harapan Bangsa berbubaran keluar kelas.
"guys, gue duluan ya" ketiga temannya mengangguk.

"hati-hati Maudy, kalau ada yang ngajak beli permen jangan mau" canda Anindya, namun hanya dibalas dengan tatapan sinis dari sang empu.

Maudy pun keluar kelas, ia dengan segera melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah.

Namun belum sampai parkiran tangan Maudy ditahan oleh seseorang, hal itu membuat Maudy mau tak mau memberhentikan langkahnya.

"apa?"

"ketus banget" mendengar jawaban itu, Maudy hanya merotasikan matanya.
"gak perlu basa-basi deh! Kenapa?!" namun hanya terdengar suara kekehan kecil.

"gapapa, pengen ngobrol doang sama lo"

"gue sibuk, gak bisa ngobrol sama lo" baru saja Maudy ingin pergi namun tangannya ditahan oleh sang empu, hal itu membuat Maudy jengah.

"gue dengar-dengar, lo lagi deket sama Aristya ya"

"bukan urusan lo!" balas Maudy ketus.

"semenjak putus, lo benar-benar berubah ya" orang itu tersenyum kecut.
"gak perlu bawa-bawa masa lalu deh!" Maudy benar-benar jengah dengan sosok dihadapannya ini.

"maaf" Maudy tersenyum sinis.

"gak ada lagi kan yang lo mau obrolin lagi? Gue mau cabut" namun lagi dan lagi tangan Maudy ditahan.

"apalagi sih Bintang?!" Maudy sudah benar-benar diambang kesabarannya.

"gue mau kita balik lagi kayak dulu" Maudy melepas kasar tangannya yang sedang ditahan oleh Bintang-sosok masa lalunya.

"gue.gak.mau." ucap Maudy penuh dengan tekanan.

"gue bakal berubah, ayo kita balik lagi" Bintang menarik pelan tangan Maudy.

"lo baru bakal berubah! Bukan udah berubah Bintang!" Maudy meronta melepaskan tangannya yang berada di genggaman Bintang, namun Bintang tak kunjung juga melepaskan genggamannya.

"jangan sentuh cewek gue!" Maudy dan Bintang lantas mengalihkan pandangannya pada sosok yang sedang berjalan ke arah mereka.

Sosok itu melepaskan tangan Maudy yang berada di genggaman Bintang, lalu dengan lembut ia menggandeng tangan Maudy.

Hal itu membuat Maudy tak berpaling sedikit pun dari sosok yang berada di sampingnya, lalu diliriknya tangannya yang sedang digandeng itu. Ia tersenyum kecil.

"ck! Cewek lo?!" tanya Bintang meremehkan.

"yup" Maudy mengeratkan gandengannya, menahan rasa kesal kepada sosok masa lalunya itu.

"bukannya lo itu adik kelas ya? Mana mungkin Maudy mau sama bocah ingusan kayak—

"mungkin!" potong Maudy, hal itu membuat Bintang membelakkan matanya namun setelahnya ia tersenyum sinis.

"ohh jadi lo mainin 2 hati ya? Yang pertama Aristya, yang kedua bocah ingusan ini" Maudy semakin mengeratkan gandengannya.

"terus? Gimana dengan lo? Lo saat pacaran sama gue, lo masih gombalin cewek-cewek lain. Malah lo udah mainin banyak hati, Bintang!" kesal Maudy, mendengar balasan dari Maudy membuat Bintang juga ikut kesal. Ia menatap sinis Maudy dan sosok disampingnya, setelahnya ia pun pergi dari situ.

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang