6

1.4K 78 3
                                    

6

P.O.V Bernadetta

Flowerita sudah duduk di ruang tamu bersama Ricko dan kedua orang tuaku ketika aku turun dari kamar. Boris berlari mengikutiku. Dan ketika bola hitam itu sadar ada orang baru di rumah kami, ia mendahuluiku untuk menebar pesonanya pada Flo.

Flo berubah ekspresinya ketika melihat betapa mungil dan lucunya Boris. Ia segera mengulurkan tangan untuk memangku anjingku.

"Lucunya... Boris..." Flo bicara dengan nada yang riang. "Lihat dirimu... Bola hitam berbulu..." Flo kemudian menoleh padaku. "Sudah siap?"

"Ya..." Aku tersenyum padanya.

Flo mencium Boris sekali lagi sebelum menurunkannya ke lantai. Kemudian ia berdiri. "Om... Tante... Kami pergi dulu."

"Hati-hati di jalan..." jawab Ricko dan orang tuaku nyaris berbarengan.

Flo membukakan kunci pintu mobilnya yang berwarna putih dari jarak jauh. Ia menungguku masuk sebelum dirinya.

"Aku akan membuka gerbang dulu."

"Flo... gerbang itu otomatis," sahutku.

"Oh... Oke." Ia menyalakan mesin dan mengeluarkan mobilnya dengan mulus. Aku terkesan.

"Apa dia akan menutup otomatis juga?" tanya Flo ketika kami sudah di luar.

"Ya."

"Bagus sekali." Ia tersenyum ketika kami melaju pelan meninggalkan rumahku.

Di perjalanan Flo tidak bicara banyak. Ia bertanya bagaimana tidurku, bagaimana hariku. Kami bicara beberapa hal tentang Boris... Sisanya kami diam. Flo menyalakan musik untuk mengisi kekosongan itu.

"Apa orang tua dan kakakku menyulitkanmu?" tanyaku.

"Hm? Tidak. Mereka menyayangimu, Bern. Itu kenapa mereka terkesan mengintimidasi."

"Apa yang mereka katakan padamu?"

"Tidak banyak. Mereka bertanya soal kehidupan modelingku." Flo tersenyum simpul. "Dan sepertinya aku lulus ujian lisan itu."

Aku tersipu mendengar kalimatnya. Orang tuaku pasti mengintrogasinya. Kadang kupikir mereka terlalu memanjakanku. Mereka posesif dan protektif. Tapi itulah yang seharusnya dilakukan semua keluarga. Sejauh pengetahuanku.

"Aku minta maaf kalau mereka berlebihan."

"Tidak... Tidak sama sekali. Melihat bagaimana mereka memperlakukanmu membuatku yakin kalau kamu gadis yang baik."

Aku semakin tersipu. Aku menunduk dan memandangi kuku jariku sampai kami sampai ke restoran sushi pilihan Flower.

"Di sini? Apa kamu keberatan?" tanya Flowerita.

"Tidak sama sekali."

Kami turun dari mobil dan segera memesan makanan.

"Apa yang kamu inginkan, Bern?"

"Aku ingin..." Aku membaca menu di depanku. "Apa yang akan kamu pesan, Kak Flo?"

Flo yang sedari tadi memerhatikanku lalu menunduk untuk membaca menu. "Aku tidak makan banyak. Mungkin aku akan memesan sashimi paket saja. Apa kamu keberatan kalau kita berbagi?"

"Sama sekali tidak. Bagaimana kalau aku yang pesan sushinya?"

"Aku ingin tuna. Yang pedas."

"Aku akan pesan tako, shrimp."

"Tempura."

"Sure. Let's do some fusion roll too. Minum?"

Flo mencondongkan badannya. "Aku akan minum ocha saja."

9. Level Up! GXG (FREENBECKY POV) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang