18+
"Karena syuting akan mulai bulan depan, jadi aku ingin kalian menjalin hubungan yang lebih dekat. Maksudku, bukan dekat seperti... Ya kalian tahu sendiri. Tapi, sebagai teman. Kalian bisa mulai dengan pergi makan sushi berdua. Atau, jalan-jalan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi padaku. Sejak aku sampai di kamar, inilah yang aku lakukan. Mencari informasi untuk menjawab kegelisahanku. Di internet.
Aku sudah mencoba petanyaan;
HOW TO BE A PROFESSIONAL KISSER? Seolah ada perkerjaan semacam itu. Tidak. Ini tidak masuk akal.
HOW TO KISS A GIRL? Apa ada bedanya mencium lelaki atau perempuan? A girl?Why do I sound like a pe**ophile?
HOW TO KISS A WOMAN/LADY? Ini masih terlalu spesifik. Too sexist.
HOW TO ACT LIKE AN EXPERIENCED KISSER? Ini bagus. Kami memang hanya akan berakting. Tapi kedengarannya terlalu dibuat-buat. Aku butuh yang lebih alami.
HOW TO START A KISS? Ini tugas sutradara kami.
HOW PROFESSIONAL INITIATE A GOOD KISS? Oh, C'mon Bern!
Semakin aku mencoba mencari jawabannya, internet semakin tidak masuk akal rasanya. Tidak ada kepastian di sana. Semua memberikan jawaban yang sama namun nampak mustahil dilakukan.
Pertanyaan Flo tentang adegan ciuman kami semakin lama mebuatku semakin insecure. Ditambah fakta bahwa dalam topik ini, akulah yang tidak punya pengalaman sama sekali.
Akan sangat memalukan kalau nantinya aku nampak kurang profesional. Dan bagaimana jika syuting kami ditonton puluhan kru? Aduh, memikirkannya saja membuat kakiku dingin.
Ya, bukannya aku sok suci. Aku pernah menonton film remaja dan film yang ratingnya semi dewasa. Ada adegan ciuman di sana. Bahkan banyak yang melanjutkannya ke adegan lain. Semuanya punya cara dan sudut yang berbeda. Dan bagaimana caranya menentukan sudut yang mana yang akan dilakukan Flo padaku? Bagaimana cara menentukan reaksi yang tepat?
"How to be a good kisser?" Ricko berbisik di dekatku.
"Sejak kapan kamu ada di sini, Ricko?!" Aku histeris tapi cukup bijak untuk tidak membentaknya karena kaget dan rasa malu bercampur di tenggorokanku. Aku menutup laptopku buru-buru.
"Kamu sedang apa?"
"Kamu yang sedang apa di sini? Apa kamu mengetuk pintu?" tanyaku. Boris yang tadinya sudah tidur jadi terbangun. Dengan lincah ia mendekati Ricko dan merengek agar Ricko menggendongnya.
"Aku sudah mengetuk, kok. Sungguh... Tapi kamu tidak mendengarku. Kamu fokus pada apa itu tadi? How to be a good kisser? Really?"
"Jangan coba-coba menggodaku, Ricko. Aku serius."
Ricko duduk di pinggir tempat tidurku. Ia memangku Boris, ia membiarkan bola bulat itu menjilati dagunya.
"Mau kuajari?"
"Yikes, Ricko! No way!" Aku mengernyit jijik.
"Awalnya aku hanya ingin tahu apa kamu sudah sampai rumah. Apakah kamu baik-baik saja dan menikmati makan malammu. But then, sekarang aku jadi khawatir. Ini serial web pertamaku." Ricko bicara dengan ekspresi yang serius. Sepertinya dia memang khawatir.
