10

375 19 0
                                    

10

Helena adalah seorang wanita dengan paras yang menawan. Kulitnya bersih, mulus. Tubuhnya tinggi, dan pembawaannya berwibawa. Penampilannya modis. Bahunya tinggi dan punggungnya tegap. Rambutnya panjang sebahu. Tebal kecoklatan dan agak bergelombang.

Terlalu banyak yang bisa diceritakan kalau harus mendeskripsikan betapa memesonanya dia. Tapi, yang paling mencolok darinya adalah sepasang mata itu.

Mata Helena berwarna hijau zamrud. Ketika melihatnya, orang-orang akan langsung tenggelam dalam hutan imajenasi yang menyejukkan—kadang membuat gigil. Kata 'sempurna' seolah melayang-layang di udara ketika pertama kali aku bertemu dengannya. Dulu, di bar milik Cantra.

Memang, aku tak bisa mengatakan kalau pertemuan kami yang pertama itu berkesan. Lebih pada salah satu dari puluhan hal yang harus dilupakan saja.

Waktu itu Helena mengamuk di bar Cheeks. Masalah perempuan. Dua perempuan. Dia memecahkan beberapa botol minuman mahal koleksi Cantra. Tapi, itu tidak cukup untuk membuat pertemanan mereka putus begitu saja.

Helena adalah salah satu dari sekian banyak anak orang kaya di kota Purasabha. Dulu nama belakangnya adalah Gourse. Ayahnya pemilik pabrik minuman kaleng dan pabrik pakan ternak yang terkenal. Meski demikian, keluarganya terkenal sederhana.

Helena mengganti namanya setelah menikah dengan seorang wanita dengan nama belakang Draw. Ursula Draw. Dari sejak itu ia berhenti bekerja di kantor ayahnya dan menjalankan bisnis pengadaan event.

Yang membuat Helena Draw menjadi populer di kota ini, adalah kisah cintanya. Ia bukan orang yang menganut sistem monogami dalam hubungan percintaannya. Ya!

Helena memang istri sah Ursula. Tapi Ursula dan Helena juga jatuh cinta dan tinggal dengan seorang perempuan lagi. Octava Gourse. Yang menjadi ibu rahim dari anak perempuan mereka.

Oh! Mengapa Octava dan Helena punya nama belakang yang sama? Itu cukup rumit. Singkatnya, Octava adalah saudara tiri Helena secara hukum. Mereka jatuh cinta ketika ibu Octava menikah dengan ayahnya Helena yang seorang duda. Lalu, Ursula jatuh cinta pada Octava saat Octava masih menjadi mahasiswanya di kampus di periode yang sama.

Kisah cerita mereka memang unik. Tapi akan makan waktu kalau harus menjelaskannya sekarang.

"Perasaanku langsung tak enak melihatmu datang pagi-pagi, Cantra. Apa maumu?" Helena menyapa Cantra ketika kami masuk ke dalam kantornya.

"Hei! Aku tidak pernah mengatakan itu ketika kamu mengamuk di barku!"

"Itu sudah lama sekali. Tolong berhenti membahasnya. Aku sudah membayar semua kerugian. Hutangku lunas."

"Tapi kamu hutang budi padaku. Kalau bukan aku yang membantumu, kalian bertiga tidak akan bisa pesta seks setiap hari."

Helena tertawa geli. Ia sampai menepuk-nepuk meja kerjanya.

"Apa pernikahanmu akan dibatalkan lagi?" Suaranya berubah serius ketika menanyakan ini. Rasanya sedang berada dalam wahana roller coaster.

"Tidak sopan! Paling tidak, persilahkan aku duduk dulu!" jawab Cantra sambil tertawa.

Helena mengulurkan tangan untuk mempersilahkan kami duduk. Ia mengambil rokok elektrik dari dalam laci dan menghirupnya dalam. Asapnya berbau buah berry ketika melewati hidungku.

"Aku ingin mengganti beberapa hal dalam dekorasi resepsiku."

"Pertama kamu sudah merubah pesta besar itu jadi pesta semut. Sekarang kamu ingin mengganti apa lagi?" Helena menggeleng tak puas. "Apa kamu bangkrut?"

"Omong kosong, Helena. Kenapa kalau aku bangkrut? Kamu ingin membeli barku?"

"Memangnya bar itu akan dijual?" Helena melebarkan mata seolah sangat tertarik.

10. The Queen of Imperfect GXG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang