ch¹¹ 'should we?'

264 20 0
                                    


alert: fast story mode























rasa kecewa mendominasi hawa mobil yang dibawa Karina, dirinya menyuruh ibu nya menyetir entah kemana asalkan heeseung dibelakang tak lagi mengikuti.

saat kedua belah mata mereka bertemu di kafe, Karina langsung mengajak ibu nya pergi dari sana tanpa menjelaskan apa yang dirasakannya.

seharusnya ibunya sudah tau.

rasa sakit yang dirasakan Karina saat melihat dan mendengar jelas kenyataan di kafe tadi.

bahkan diperjalanan pulang Karina tak hentinya menangis, ibunya pun hanya bisa menenangkan.

di waktu ia menangis Karina juga merasa bersalah ketika melihat Wona yang pergi dengan wajah yang tampak menangis.

Karina benar-benar orang ketiga di hubungan mereka.

dirinya terlalu cepat mengetahui hal tak mengenakan itu bahkan ibunya sendiri sudah mendengar jelas.

"Karina, surat cerai tinggal kamu tanda tangan aja biar sisanya ayah sama ibu yang ngurus" kata ibu dingin.

"bu.... perjodohan ini kan ayah yang mau bu, kalau ayah ga setuju gimana?" Karina bertanya sembari menggenggam erat tangan ibunya, ada rasa khawatir di lupuk hati nya.

"ibu ga mau kamu hidup sama cowo kaya heeseung rin!, seharusnya ibu nolak permintaan gila ayah mu itu, pokoknya semua ibu yang ngurus. persetanan kalau ayah mu nolak" ucap ibu nya yang membalas genggaman Karina.

Karina menyenderkan dirinya kekursi penumpang dengan beban pikirannya, pernikahan nya masih terlalu muda untuk bisa cerai secepat itu.

ia melihat ke kaca spion mobil dan mendapati heeseung sudah tak mengikuti.

mengambil nafas panjang berusaha menenangkan diri nya.

ting

satu pesan masuk dari Wona

|gua ga akan lama disini
|kita bisa ketemuan besok?

-

dua orang paruh baya itu hanya bisa meratapi kamar anaknya yang sudah dewasa terkunci dari dalam.

keduanya sempat bertengkar karena sang ayah tak percaya bahwa sang menantu menjadikan putri nya opsi pemuas.

namun dengan emosi yang sudah membuncah ibu Karina menjelaskan dengan gamblang dan penuh kemarahan yang tak tertahan sampai nafasnya tersengal.

"kamu ga percaya? ayah macam apa kamu? NIKAHIN ANAKNYA SAMA LAKI LAKI YANG UDAH PUNYA PACAR BAHKAN NGEJADIIN ANAK KAMU PEMUAS??? OTAK KAMU DIMANA SIH WAKTU KAMU MIKIR NIKAHIN KARINA SAMA HEESEUNG PILIHAN TERBAIK?"

"nyatanya apa yah? anak mu sakit hati dan bukan dia aja aku juga sakit hati sebagai ibunya" jelas ibu dengan kalimat paraunya.

melihat istrinya yang terduduk sambil menangis membuat ayah Karina merasa sakit yang luar biasa, kenapa penyesalan selalu diakhir?

"oke kita urus surat cerai...

"KARINA!!"

suara lantang memanggil namanya membuat Karina sedikit tersadar dari tangisnya dan memutuskan untuk melihat ke luar balkoni.

ada mobil heeseung terparkir disana.

"mau apa kamu kesini ha? pulang aja kamu gausah ketemu anak saya" ucap ayah Karina marah.

"ayah kasi aku kesempatan lagi untuk ngulang semuanya, heeseung tau heeseung salah heeseung jahat heeseung ga tau diri. please jangan buat heeseung jauh dari Karina"

Heeseung berkata demikian sambil bersimpuh didepan mertuanya.

dirinya benar benar frustasi sekarang, ia merasakan hal yang mengganjal memang saat diputuskan Wona namun ia lebih merasakan tonjolan kuat saat dirinya akan diceraikan.

Heeseung akui bahwa ia egois.

"yah ibu ...kasi aku satu kesempatan lagi,  heeseung mau ngubah semuanya dari awal" pinta nya.

"kalau kamu ngebuat anak saya kecewa jangan pernah injakan kaki kamu disini!" tegas ibu.

Heeseung mengangguk lalu kembali bertanya.

"apa boleh heeseung ngomong empat mata sama Karina?"

kedua paruh baya itu mengangguk lalu membiarkan Heeseung berbicara dengan Karina diatas.

sang suami sampai didepan pintu berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintu putih tersebut.

bergemetar hebat seakan hal ini adalah hal yang paling menakutkan di hidupnya.

tok tok, suara ketukan pintu terdengar namun Karina tak membalas.

"sayang...

i'm sorry, aku tau aku ga sebaik yang kamu kira, aku tau bahwa aku ga pernah nepatin janji ku, aku tau aku egois, dan aku tau aku salah sama semua hal yang aku lakuin. aku minta maaf buat semuanya aku bener bener nyesel untuk ga ngungkapin perasaan ku dari SMA dan malahan jadian sama Wona, aku selama ini sayang sama kamu Rin. kalau boleh minta kasi aku satu kesempatan lagi untuk ngulang semuanya"

lagi dan lagi tak ada satupun sahutan dari sang empu membuat heeseung patah semangat.

dirinya ia senderkan ke pintu kamar Karina harap harap Karina akan keluar dan memaafkannya.

"kalau kamu tau aku orang pertama yang nge DM kamu di insta, kamu yang bilang sendiri" heeseung berbicara.

"iya aku yang suka kamu semenjak SMA dan aku juga orang yang ngestalk ig mu"

TMI heeseung, Karina mendengar semua perkataan heeseung diluar dan dirinya sempat tersenyum tadinya menyadari salah satu followers nya adalah heeseung.

heeseung lebih dulu menyukai nya dan heeseung juga yang lebih dahulu menyakiti nya.

Karina tak ingin mendengar suara heeseung lagi sekarang dirinya ingin heeseung pergi hingga ia benar benar bisa tenang.

"kak...aku berterimakasih sama apa yang kaka bilang tadi but, aku sekarang kecewa sama kaka aku sakit hati lebih dari apapun......" Karina akhirnya bersuara.

Karina menjeda kalimatnya cukup lama hingga dimana raut wajah heeseung kembali merautkan wajah putus asa nya.

"kaka bilang pernikahan kita cuma formalitas kan?.....jadi harus kah kita akhiri semuanya?"






























» l o v e °heerina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang