• yoojin & yoosung •
"Lagi-lagi kau masuk babak final, (name). Memang genius ya?" Yoojin berbasa-basi kepada ku yang mengangguk setuju, benar aku pintar di banding anak-anak sma lainnya (dia memang ambis di kehidupan dulunya)
"Iya? Bagaimana dengan mu? Kukira kau juga disuruh mengikuti lomba." tanya ku yang di geleng-gelengkan yoojin. "Bukan, aku hanya bosan dan belajar, lagi pula jika pun iya aku hanya tinggal menolak." Jelas yoojin.
enaknya menjadi pengatur sekolah, jika aku menolak bisa-bisa beasiswa ku di undurkan dan aku tidak bisa sekolah. Terkadang aku juga ingin dapat istirahat sesaat.
"kenapa melihat ku begitu? Sudah ku bilang mereka memang menjijikan, kau bahkan dijadikan alat untuk mengharumkan nama sekolah." Yoojin berkata, mukanya datar, kurasa dia juga tidak begitu peduli jika aku dijadikan alat.
"Aku tidak punya kekuasaan disini, lagi pula aku hanya anak yatim piatu." Jawab ku lelah. Toh aku tak masalah juga, jika itu bisa menjadi salah satu kunci sukses baru ku, tak apa.
"Berkerja dengan ku saja." Yoojin berkata, aku menggeleng pelan. Aku masih dibawah umur dan aku juga tak tahu apa yang dilakukan yoojin dalam pekerjaannya. "Kenapa sih? Kau selalu menolak." Kesal yoojin.
"Aku masih dibawah umur yoojin, banyak hal yang masih ingin kulakukan apalagi aku tidak yakin bu santi akan mengizinkan." Yoojin menatap ku acuh, dia cemberut bercanda.
"Haha, ayo lah." tawa ku yang dibalas tawa kecil juga oleh yoojin, "iya, bercanda." jawab yoojin, aku merasa lebih aman jika ada yoojin
Karena aku rasa ia bukan salah satu side character atau villain— mungkin, style dan design nya tidak menunjukan seperti itu.Biasanya character side akan mempunyai seseatu yang spesifik, seperti contohnya rambut yang berwarna-warni atau bahkan matanya berwarna, design yoojin tidak seperti itu, bisa di pastikan dengan mudah dia bukan salah satu dari side character.
Yoojin tampan tapi tak sampai dikata seperti idol atau trainee, seperti zin contohnya, dia melebihi kata tampan, sangat malah, yoojin tidak ada yang begitu spesial.
"Jadi, hari ini mau langsung pulang saja?" Yoojin bertanya, aku mengangguk mengiyakan, di panti paling aku hanya belajar dan tidur. "bagaimana kalau jalan-jalan? aku dan yoosung serta kau, (name)."
"Boleh saja, tapi aku tak tau apa bu suri membolehkan," jawab ku santai, maksud ku bukan ajakan yang buruk kan? Aku juga mempunyai uang tambahan yang belum ku belikan apapun. "Pasti boleh." Yoojin tersenyum.
,,,
"Jadi, ini kita mau kemana?" Tangan ku masih sibuk membereskan barang-barang ku yang berserakan di meja sekolah, yoojin masih diam memperhatikan ku dengan seksama, terlihat bola matanya asyik memperhatikan diriku yang sedang membereskan barang.
"Jalan-jalan ke mall saja atau ke taman bermain, aku lagi luang makanya aku mengajak." yoojin masih memperhatikan, aku mengangguk mengerti dan mulai menenteng tas hitam ku.
yoojin dan aku menuju ke kelas kak yoosung, harus naik satu lantai lagi alias lantai ketiga tetapi aku menunggu di lantai kedua, malas menaiki tangga yang banyak.
Berteman dengan yoojin bak berteman dengan orang dewasa, pemikirannya dewasa dan sifatnya cepat tanggap, dia bahkan mempunyai perusahaan sendiri. Aneh tapi ini dunia fantasy.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession || LOOKISM
FanfictionDimana kamu terjebak di dunia Lookism, mencari jalan keluar- tapi sayangnya kamu bukannya mendapat jalan keluar, kamu semalin masuk kedalam jebakan dengan laki-laki yang obsesi dengan mu. LOOKISM X READER Warning ⛔️ - Out of character - Harem - 13+...