25 : Dua Janji

25 2 0
                                    

"Kalo gitu, jangan pacaran ya?"

Nuansa tahu, itu adalah permintaan konyol karena tentu saja Adam akan dengan sangat mudah menolaknya. Mana mungkin cowok yang biasa mempunyai dua atau bahkan seratus pacar sekaligus bisa hidup tanpa seorang pun wanita di sampingnya.

Adam Syauqi Daniyal sudah terbiasa hidup dengan dikelilingi cewek-cewek cantik dan modis yang selalu memujanya. Ah, lagipula untuk apa juga cowok paling disukai di fakultas teknik itu repot-repot menuruti permintaan yang jelas-jelas akan merugikan dirinya sendiri bukan?

Semoga aja Adam ngga denger kata-kataku tadi. Aish Nuansa malu-maluin banget siih. Rutuk Nuansa dalam hati.

"Ganti olinya udah?" Tanya Nuansa mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Ganti olinya udah apa belum?" Ulangnya sekali lagi.

Tapi, tunggu, mengapa Adam cuma diam? Dan ketika Nuansa perhatikan cowok itu ternyata sedang melamun atau seperti sedang memikirkan sesuatu yang kelihatannya terlampau penting bagi keberlangsungan hidupnya.

"Helo..." Seru Nuansa karena tak kunjung mendapatkan respon dari Adam.

Tapi Adam tetap diam. Dan karena Adam tetap diam, Nuansa pun terpaksa harus berteriak keras-keras memanggil nama Adam.

"ADAAAAM!"

"Gue denger!"

"Lagian dari tadi kamu ngga jawab pertanyaan aku, cepetan aku mau pulang."

Adam yang semula berjongkok di samping motor Nuansa, kini berdiri. Botol oli bekas yang ia tenteng pun segera dilempar ke tumpukkan botol oli bekas yang sama, yang ada di pojok bengkel itu. Setelahnya, pandang matanya tertuju pada gadis yang entah mengapa hari ini terlihat lebih... Cantik?

"Ehem, oke." Katanya sok cool.

Nuansa mengernyit bingung, "hah? Oke?"

Adam mengangguk, "Lo mau gue berhenti pacaran kan?"

Tunggu. Berarti sedari tadi cowok itu diam karena memikirkan permintaan konyol Nuansa? Nuansa cepat-cepat menggeleng.

Berkaca pada masa lalu, Nuansa tak mau segampang itu percaya pada cowok berandalan seperti Adam ini. Paling-paling ucapan Adam ujung-ujungnya juga bikin Nuansa kesal bin sebal. Alias Adam hanya ingin menggoda Nuansa atau sekedar mengerjainya. Seperti saat cowok itu bilang Nuansa cantik? Kalian masih ingat?

Kalau belum biar Nuansa bahas lagi. Waktu itu di depan minimarket dekat pom bensin, Nuansa pernah nanya mengapa Adam mengerjai Nuansa dengan mengatakan dia ingin dibelikan bensin sebagai imbalan telah membawakan helm Nuansa yang ketinggalan di bengkel, ingat?

Kalau belum ingat juga biar Nuansa lanjutkan, nah dan jawaban Adam itu katanya karena Nuansa cantik. Aish tentu kalau Adam berhenti di situ saja, Nuansa bakal baper seratus persen dan tidak akan melupakan ucapan Adam kala itu. Tapi oh tapi, setelahnya ada lanjutan kalau katanya Nuansa cantik mirip seperti mantan pacar cowok itu. Aish, dasar cowok preman yang menyebalkan.

Kali ini Nuansa tak mau ketipu lagi. Titik.

"Emang aku bilang gitu? Ngarang kamu."

"Ngga usah pura-pura lupa."

"Kamu salah denger kali." Elaknya lagi.

Melihat Adam yang tampak lengah, Nuansa buru-buru meraih stang motornya, ingin kabur.

Tapi rencananya tak berjalan semulus itu, karena sebelum Nuansa benar-benar menggeser motornya, Adam sudah lebih dulu menarik bagian belakang jok motor milik Nuansa, sehingga Nuansa tak mampu menarik motor itu untuk menjauh dari Adam.

Nuansa | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang