Chapter 4

84 13 0
                                    

Di istana, Edward kebingungan ketika istrinya tidak mau didekati sama sekali oleh dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di istana, Edward kebingungan ketika istrinya tidak mau didekati sama sekali oleh dirinya.

Pria itu bertanya kepada para perayan tapi mereka tidak mengetahui apapun, sampai akhirnya Mira menjelaskan jika sebelumnya istrinya itu ingin datang ke ruangannya untuk membawakan kopi.

Tetapi, saat kembali Aluna sudah menangis dan mengurung diri di kamarnya.

Kopi?

Seingatnya tidak pernah ada kopi di ruangannya atau di meja kerjanya. Berarti istrinya itu tidak sampai ke ruangannya atau ada sesuatu yang menghalanginya.

Menghalangi?

Tunggu!

"Kapan ratu mengantarkan kopi?" tanya Edward dengan wajah sedikit panik.

"Beberapa menit setelah ratu keluar dari ruangan anda, Yang Mulia. Mungkin sekitar lima menit setelahnya, ratu kembali mengantarkan kopi." jelas Mira dengan detail. Karena dirinya lah yang menemani ratu membuat kopi.

Mata Edward lantas membulat sempurna, waktu itu tepat ketika Alena keluar dari ruangannya. Pasti ada sesuatu yang terjadi di antara keduanya!

Atau bahkan yang paling buruknya, istrinya itu salah paham karena melihat Alena keluar dari ruangannya.

Edward berlari ke kamar Aluna, pria itu terlihat panik. Dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman yang membuat istrinya itu membencinya.

Tepat ketika sampai di depan pintu kamar Aluna, Edward langsung mengetuknya dengan keras.

"Sayang! Aku yakin kau di dalam."

Aluna yang mendengar suara Edward memilih bersembunyi di dalam selimut. Dirinya sedang tidak ingin melihat suaminya itu, karena takut bayangan dimana suaminya berduaan dengan Alena, menghantui pikirannya dan membuatnya depresi.

Tangan wanita itu memeluk perutnya dengan erat, tidak ingin jika bayinya sampai merasakan apa yang dia rasakan. Cukup dirinya saja!

"Kau harus mengetahui sesuatu, Aluna. Aku yakin kau sudah salah paham."

Hening!

Edward menghela nafas panjang, dia tidak boleh menyerah.

"Buka pintunya ya!" pinta Edward dari luar.

"Sayang, ku mohon!"

Hening

"Aluna, kau sedang hamil. Jadi biarkan aku menjelaskan semuanya agar pikiranmu tidak terbebani."

Aluna cemberut di dalam, wanita itu membuka selimut yang menutupi hampir semua bagian tubuhnya.

"Jika kau tidak membukanya dalam  sepuluh detik, aku akan mendobraknya!"

Dengan malas Aluna bangkit dari ranjang miliknya, apa suaminya itu waras. Pintu kamarnya bisa rusak ketika jika didobrak dengan paksa.

Tepat kehitungan yang ke delapan Aluna membuka pintu kamarnya, yang sebelumnya sudah dikunci dari dalam, wanita itu membuang pandangannya agar tidak melihat wajah Edward.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang