Chapter 3

90 12 0
                                    

Aluna terdiam melihat Alena keluar dari ruangan Edward, dengan rambut sedikit acak-acakan dan pakaian seksi yang terlihat sedikit berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluna terdiam melihat Alena keluar dari ruangan Edward, dengan rambut sedikit acak-acakan dan pakaian seksi yang terlihat sedikit berantakan. Sebenarnya dirinya tidak ingin berburuk sangka, tapi melihat penampilan Alena membuat wanita itu tanpa sadar meneteskan air matanya.

Nampan yang berisi kopi di tangannya jatuh begitu saja, padahal dia berniat memberikan kopi hitam manis untuk suaminya agar rapatnya berjalan lancar. Karena saat itu suasana hatinya sedang baik.

Tetapi, malah pemandangan ini yang dilihatnya. Wanita itu lantas berlari menjauhi ruangan Edward dengan perasaan sedih dan hati yang terasa sangat sakit.

Kecantikan Alena memang seringkali membuat banyak pria terpikat, wajah yang menawan dengan usia yang tidak pernah bertambah. Membuat Alena menjadi primadona banyak pria, meskipun mereka tahu wanita itu sudah bukan gadis lagi.

Tapi kenapa?

Kenapa harus saudarinya!

"Bumil yang satu itu, pasti anaknya laki-laki." gumam Alena yang melihat kepergian Aluna dengan wajah santai.

Dirinya memang sengaja!

"Lady!"

Tiba-tiba Loren sudah berada di belakang Alena, pria tampan itu memang sudah lama menjadi bawahan Alena. Sejak wanita itu menemukannya terluka di tebing yang merupakan perbatasan dunia fana dan neraka.

"Aku ingin mencari udara segar." ucap Alena, kemudian wanita itu menjentikkan jarinya yang membuat Loren seketika berubah menjadi Griffin.

Beberapa penghuni istana yang melihat kejadian itu berdecak kagum. Sudah bukan rahasia lagi jika Alena adalah penyihir yang sangat hebat, bisa dikatakan sebagai penyihir terhebat yang berada di kerajaan Lotus.

Namun, meski begitu nama Alena tetap terkenal buruk di masyarakat, karena wanita itu seringkali menimbulkan masalah untuk ratu mereka yang merupakan adiknya sendiri.

Dan juga Alena suka sekali mengunjungi rumah bordil. Oleh karena itu, tidak sedikit penduduk yang beranggapan Alena menghidupi dirinya sebagai pelacur.

Jadi percuma saja dia menjadi penyihir yang hebat, jika akhirnya banyak orang yang mengenang keburukannya bukan kebaikannya.

Lagipula, mereka sangat yakin jika Alena mendapatkan kekuatan sihir dengan cara yang curang. Mereka beranggapan jika wanita itu menyerahkan dirinya kepada iblis ataupun menjual jiwanya. Karena sangat mustahil gadis biasa bisa memiliki kekuatan sehebat dan sedahsyat itu, tanpa ada bakat turun temurun dari keluarga.

*******

"Oh tidak!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh tidak!"

Alena sepertinya terbang terlalu tinggi hingga membuatnya pening, karena saat ini seekor kucing lucu menatapnya dengan tatapan memohon. Saking lucunya Alena ingin sekali memeluknya hingga remuk.

"Kau ini kucing jenis apa?" Alena mengambil kucing itu dan memeluknya dengan gemas.

Loren yang masih dalam bentuk Griffin mengerutkan keningnya heran, dirinya merasa curiga jika majikannya itu tertukar otaknya dengan orang lain. Karena jelas-jelas itu anak harimau bukan kucing! Astaga!

Apa mungkin karena majikannya itu kurang piknik, sehingga membuatnya sedikit miring?

Ke mana otak jenius yang selama ini dimilikinya?

Sayangnya, jika dirinya dalam bentuk hewan ataupun wujud lainnya, Loren tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia. Karena dirinya belum sepenuhnya menghafal sihir untuk membuatnya berbicara, mau dalam bentuk apapun wujudnya.

Jika Alena tahu jika dirinya masih belum menghafal sihir itu, maka pasti wanita itu akan menghukumnya. Namun, beruntungnya akhir-akhir ini Alena sibuk dengan pikirannya sendiri, jadi Loren sedikit selamat.

Harimau kecil itu menatap tajam ke arah Loren yang masih dalam wujud Griffin, sedangkan Loren yang mendapatkan tatapan tidak bersahabat itu lantas kebingungan. Ngajak bermusuhan?

"Kau ini terlihat seperti masih bayi tapi badannya sudah sebesar ini, hampir sebesar pinggangku."

Alena terlihat kebingungan dan terus memperhatikan bayi harimau itu yang terlihat menyukainya.

"Karena kau sangat menggemaskan, aku akan membawamu pulang, ibumu bisa membuat anak yang lain. Jadi, dia tidak perlu sedih karena kehilangan dirimu, karena aku akan merawatmu dengan sangat baik."

Penculikan!

Loren yang merasakan kasih sayang majikannya itu akan terbagi, lantas melemparkan tatapan penuh permusuhan pada bayi harimau itu. Begitu mudahnya dia mencuri perhatian Lady pikirnya tidak terima.

Kepala Loren mendusel manja pada bagian pinggang Alena, berharap jika majikannya itu mengerti.

"Ck, ada apa denganmu? Kau lebih manja dari biasanya. Ingat umur!" kesal Alena yang kembali mengalihkan perhatiannya pada si bayi harimau. Namun, anehnya bayi itu terlihat merasa puas.

Bagaikan di tusuk sebilah pisau, Loren langsung cemberut mendengar perkataan menusuk dari majikannya sendiri. Karena memang jika mengingat umur dirinya hampir setengah abad. Tapi apa salahnya jika dirinya manja?

Itu normal!

"Aku harus memberimu nama." Alena memperhatikan bayi harimau itu dengan teliti, berharap menemukan petunjuk untuk dapat memberi sebuah nama yang bagus.

Bayi harimau itu terlihat senang dan menggesekkan kepalanya di bagian dada Alena. Lantas Loren yang melihat itu berteriak dengan wujud Griffinnya tanda tidak terima. Sayangnya, Alena tetap tidak mengerti!

Sembari berjalan di atas lantai Alena mengetuk-ngetuk dagunya. Tidak lama kemudian mata wanita itu berbinar, dengan semangat dirinya mengangkat tubuh bayi harimau itu.

"Mulai sekarang namamu adalah Milly!" teriaknya dengan senang.

Namun, berkebalikan sekali dengan bayi harimau itu. Yang ternyata bayar harimau itu memiliki gender laki-laki bukan perempuan, jadi ketika mendengar nama yang diberikan oleh Alena, harimau mungil itu langsung memberontak.

"Kau senang!"

Alena yang tidak peka menganggap pemberontakan yang dilakukan oleh Milly adalah tanda jika harimau itu senang, meskipun sebenarnya tidak sama sekali.

Karena harimau itu masih sangat kecil jadi jenis kelaminnya tidak jelas, maka jangan salahkan Alena memberi namanya harimau itu dengan nama yang menurutnya lucu.

Loren tertawa mendengar nama yang diberikan oleh Alena kepada harimau mungil itu, karena sebagai sesama hewan dirinya bisa dengan jelas mengetahui jenis Milly.

"Milly! Kau sangat menggemaskan!"

Milly mengaum tidak terima, namun karena dirinya masih bayi suara yang dikeluarkannya membuat Alena dan Loren tertawa.

"Tunggulah usiamu sampai beranjak dewasa, baru setelah itu kau bisa mengaum sesukamu."

Merasa di jadikan bahan tawaan Milly merajuk dan memilih diam.

Dengan sebuah ide terlintas di pikirannya, Alena memasang sebuah senyuman yang penuh makna.

**********

Semakin banyak dukungan baik komen ataupun bintang (vote)....

Akan semakin membuat cerita ini sering di update....

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang