1 - Kalau sangat suka menonton, kenapa tidak duduk di sini & lihat dari dekat?

3.5K 175 55
                                    


Chapter 1 - Kalau kau sangat suka menonton, kenapa tidak duduk di sini dan lihat dari dekat?

Di sebuah gang yang sesak dan sempit.

Informasi tentang anak hilang yang sudah setengah robek menghiasi dinding yang bercorang-coreng. Terdengar ledakan suara keributan dari gang itu, diikuti dengan suara-suara tinju yang mengenai daging, dan beberapa hinaan kasar serta sumpah serapah yang terdengar dari waktu ke waktu.

Ketika Wang Lu'an tiba, dia mendengar suara erangan yang memilukan. Dengan jantung berdebar, dia mengangkat tongkat baseball yang baru saja dia curi dari rumah, dan bergegas menyerbu ke dalam gang itu sambil berteriak: "Anjing kalian bajingan yang beraninya melakukan serangan diam-diam, kalian berani menyentuh xiongdi-ku?! Jangan berpikir untuk melarikan diri! Yu Fan, bertahanlah! aku da--" (tn. xiongdi = brother/bro)

Setelah melihat situasi di gang dengan jelas, Wang Lu'an tiba-tiba berhenti dan menelan kembali kata-kata yang belum selesai dia ucapkan.

Dia melihat beberapa orang tergeletak di tanah, terengah-engah sambil memegangi luka-luka mereka. Diantara kerumunan itu, yang paling buruk kondisinya adalah pria dengan potongan rambut cepak yang sedang mengerang kesakitan.

Ada seseorang yang berdiri di samping pria berambut cepak itu.

Orang itu bertubuh tinggi dan ramping, dengan lengan baju yang digulung hingga siku, memperlihatkan lengannya yang putih dan kurus.

Yu Fan menyeka ujung bibirnya, mengibas-ngibaskan debu di tubuhnya sebelum perlahan-lahan berjongkok. Dia menunduk untuk memandang pria yang sedang tergeletak di tanah itu.

Dia menggunakan pisau lipat yang masih dalam keadaan tertutup untuk menepuk wajah pria berambut cepak itu, dan bertanya dengan suara rendah: "Kau bilang kau mau memukulku setiap kali melihatku?"

Pria berambut cepak yang sebelumnya sangat arogan itu memejamkan matanya, tergeletak tak berdaya di tanah: "Tidak... aku tidak mengatakan itu..."

Yu Fan berkata: "Lain kali, bawa lebih banyak orang bersamamu."

"......"

Dua puluh menit yang lalu, Wang Lu'an menelepon Yu Fan untuk mengajaknya ke kafe internet. Ketika mereka sedang bercakap-cakap, terjadi sesuatu di ujung sana-- Yu Fan dicegat oleh seseorang, dan kedengarannya orang itu membawa beberapa teman bersamanya.

Yu Fan buru-buru berkata, "Aku akan bicara denganmu nanti" sebelum menutup telepon, membuat Wang Lu'an sangat cemas. Untungnya, dia sudah menanyakan posisi Yu Fan sebelumnya sehingga dia segera memanggil mobil.

Wang Lu'an menurunkan tongkat baseballnya dengan canggung. Dia menghitung, total ada lima orang yang tergeletak di tanah, semuanya berbadan besar dan kuat.

Yu Fan berdiri dan dengan santai memasukkan pisau lipat itu ke dalam sakunya. Saat melewati Wang Lu'an, dia berkata, "Ayo pergi."

Ketika Yu Fan sudah berjalan agak jauh, Wang Lu'an baru tersadar dan segera mengejar dengan membawa tongkat baseballnya.

Setelah berjalan beberapa ratus meter, mereka akhirnya sampai di sebuah jalan yang familiar. Beberapa langkah dari jalan itu adalah gerbang depan sekolah mereka.

Karena sekolah belum dimulai, area di sekitar sekolah masih terlihat sepi.

Keduanya memasuki kedai teh susu yang biasa mereka datangi.

Setelah menyapa pemilik kedai, Wang Lu'an menatap suasana kedai yang familiar dengan hiruk-pikuknya dan akhirnya baru berhasil menenangkan diri: "Brengsek, aku benar-benar takut setengah mati tadi! Kenapa kau tidak menungguku?"

[END] Wait For Me After School (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang