1

3.1K 156 8
                                    

Katanya udara malam gak baik buat kesehatan. Namun juga ada yang berpendapat bahwa malam dapat meredakan stres dan tekanan di dalam hidup.

Salah satu yang beranggapan seperti itu adalah Athena Vearga Attareanda.
Seorang pemuda berkulit putih, dengan bibir pucat pasih.

Lah, kenapa nama depannya perempuan?. Hehe, ini kasus bapaknya sama kayak toji, yang ngasih nama anaknya megumi.

Gak tau gender udah langsung ngasih nama aja. Tapi tetep ada lakiknya dikit. Dia biasanya di panggil Athe kalo enggak Arga. Lebih sering Athe sih.

Bungsu dari keluarga Attareanda. Anak yang tak diharapkan, anak yang dibenci, anak yang tak di inginkan. Keluarga abai terhadap Athe.

Entah apa motif keluarganya membenci dirinya. Tak jelas!. Kaya gak punya otak.

Hidup dalam penderitaan, seperti tak ada cahaya di hidupnya. Hanya kekerasan dan tuntutan penuh tekanan yang ia dapat dari keluarganya.

Pemuda berumur 17 tahun itu selalu di siksa oleh keluarganya jika ia membuat sedikit kesalahan.

Telat bangun 1 menit = 20 cambukan.

Tidak ikut makan malam, karena lelah = 15 pukulan.

Tidak mendapat nilai yang memuaskan = 3 tamparan, 17 cambukan. 20 pukulan.

Membuat masalah di sekolah di tambah membuat malu nama keluarga = dikeroyok 4 abangnya, dikurung di gudang 4 hari tanpa di beri makan. Sekaligus 64 cambukan di hari terakhir.

Dan masih banyak lagi. Hidupnya benar² melelahkan. Ia lelah membuka matanya!. IA JUGA INGIN ISTIRAHAT!!.

Ia juga manusia yang memiliki rasa lelah, entah lah. Sekarang ia sudah mati rasa. Tatapannya aneh, kosong.. Wajahnya yang pucat pasi itu membuatnya seperti mayat hidup.
.
.
.
.

Disini lah Athe sekarang.

Prangg!!!.

Suara pecahan kaca terdengar, mengusik kesunyian mansion keluarga Attareanda.

"Apa itu?" Tanya tuan besar Attareanda. Ia sedikit tersentak karena suaranya cukup nyaring.

Marvelio Luis Attareanda. Nama ayah 'bajingan' dari Athe.

"Tuan!, tuan muda ke 6 tak sengaja memecahkan gucci kesayangan mendiang nyonya Farasha, Tuan" lapos salah satu pengawalnya terlihat dari wajahnya ia sedikit panik.

"Huh?!!" Luis benar benar marah kali ini. Benda itu adalah benda berharga bagi mendiang istrinya. Dan sekarang ?.

Anak bajingan itu memecahkannya?, huh...

"Anak sialan!" Geram Luis menahan emosi. Matanya menggelap dingin dan menatap tajam.

Dengan gerakan yang berwibawa ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang tengah, dimana Athe memecahkan vas itu.

Belum sampai ia di ruang tengah, tapi Samar-samar terdengar bentakan dan tangisan seseorang yang bercampur.

Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya dia kala melihat Athe dengan darah yang mengucur dari lengannya.

Tak hanya dia yang ada disana. Matheo Erlangga Attareanda juga ada. Anak kedua dari Luis. Ia 'Matheo' mendekap seorang gadis yang menangis tersedu-sedu. Idih :[].

Dia, Nasha Hauna Lyara. Anak angkat Luis. Ia menjadi bungsu kw di keluarga itu. Dia biasa di panggil Yuna. Entah dari mana datang Yuna itu. Apakah kalian mencium bau kemunafikan dari Fauna?, canda Hauna deng :v.

"Lo tau gak sih?!, gucci yang lo pecahin itu vas kesayangan mommy, bajingan!!" Bentak Matheo sarkas pada Athe.

Athe yang mendengar bentakan itu hanya diam. Memandang pecahan kaca di depannya dengan tatapan kosong. Ia tak pernah menangis ataupun menunjukan wajah sedihnya.

Menjijikan!, itu yang ia rasakan jika ia menangis.

"Anak sialan!" Geram Luis.

"KAU ANAK TAK TAU DIRI SIALAN!!"

"Kau memecahkan benda kesayangan istriku lalu kau membuat Yuna menangis!!" Bentak Luis. Ia ingin sekali membunuh anak sialannya ini.

Tapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Entah apa itu.

Athe berjalan ke arah meja kecil dengan pisau di atasnya. Ia mengangkat tangan lukanya kemudian mengambil pisau itu. Dengan santai tanpa beban, ia mengayunkan tangannya itu seolah tak terjadi apapun.

Ia lalu kembali, berjalan pelan manghadap sang daddy. Kemudian ia menyerahkan pisau itu pada Luis dan....

"Ambil" titahnya dingin namun dari tatapannya orang bisa melihat ia sudah lelah.

Luis tertegun sejenak melihat aksi anaknya itu. Tunggu anak?

Setaunya selama ini Athe jika sedang di marahi atau di di hukum ia tak pernah membalas ucapan/pukulan dari pelaku.

Tapi kali ini?, ia?? Ahh Luis tak mengerti.

"Ambil" ucap Athe kesal.

Ia paling benci berbicara dengan orang yang otaknya tertinggal di selokan.

Lalu Luis mengambil pisau itu dan menatap Athe bingung. Pria kepala 4 itu kembali menyernyitkan alisnya saat Athe merentangkan tangannnya.

Mau peluk? Pikirnya. Emang dasar monyet nih pak tua.

"Tusuk!" 1 kata yang dapat membuat Luis maupun Matheo terkejut.

Disini Yuna, ia tersenyum puas dalam diam.

"Cepat, apa yang kau tunggu?" Tanya Athe lelah. Matanya sayu menggambarkan penderitaannya selama ini.

"Gw pengen ketemu sama keluarga gw, capat!!" -
.
.
.
T
B
C
.

Ini cerita pertama qila disini, jadi mohon bantuannya yaaa :)
















ARENA [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang