8

704 48 4
                                    

Kini Arga sedang duduk santai di ruang tamu, ah tak bisa di bilang santai sih. Ia selalu menampilkan wajah masamnya karena ternyata ia berada di mansion abang sulungnya. Iya Magha dhery Attareanda. Sepertinya Siketos itu membohonginya. Akhh sialan!.

Perasaannya tak enak karena dari jarak 100 meter ia sudah mencium bau bau iblis dari segala iblis.

Ting tong.....

Kan. Udah di bilang perasaannya tak enak. Datang tuh mantan keluarganya. Arga melirik tajam sang abang sulung, si empu hanya tersenyum kecil membalas lirikan itu.

Arga mencoba tidak peduli dengan sekitarnya namun suara cempreng yang imut imut dan jatuhnya kayak suara pigi masuk ke dalam pendengarannya.

"Bang Athee!!" Pekiknya.

Taukan siapa?, ya siapa lagi kalau bukan Fauna!.

Arga menghempaskan tangan mungil nan penuh akan dosa itu dengan kasar. Jangan lupa Arga adalah tipe orang yang tidak suka di sentuh.

"Akh" dengan kelebihan lebay Yuna sengaja jatuh karena hempasan tangan Arga tadi. Seolah olah Arga lah yang mendorong setan itu.

"Athe!!" Hardik si kembar 3. Arga yang melihat sekumpulan orang bodoh itu hanya menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Lo kalo gak suka sama Yuna gak usah main fisik anjing!!" Bentak Mivtha tak suka. Pemuda itu membawa Yuna ke gendongan monyetnya. Arga?, dia bahkan tak berekspresi menanggapi itu.

Matheo yang melihat itu berjaln perlahan menuju sang bungsu. "Dek..." panggilnya pelan. "Jangan sentuh saya tuan" sarkas Arga. Ia menggunakan bahasa formal membuat Matheo hati yang mendengarnya merasa tersentil.

"Em silahkan duduk dulu, daddy" ucap Magha mempersilahkan Daddy yang sedari tadi hanya diam sambil menatap aneh kearah Arga.

Mereka sudah duduk disana. Hening, tak ada yang memulai percakapan. Keheningan itu sangat menenangkan bagi Arga. Ia memainkan ponselnya tanpa menghiraukan tatapan tajam dari kembar 3.

"Athe lo gak di ajarin sopan santun hah?!" Tanya Marva, ia merasa kesal dengan Arga yang tak menghormati daddynya yang sedang duduk disana.

"Maaf?, apakah anda tidak diajari sopan santun juga?" Tanya balik Arga. Ia merasa aneh dengan kalimat itu. "Apa maksud lo hah?" Geram Marva.

"Anda berbicara dengan keras tanpa menghiraukan orang yang lebih tua disekitar anda" jelas Arga. "Dan lagi lihatlah anak anjing itu, dia ketakutan mendengar suara iblismu" lanjut Arga sambil menunjuk Yuna dengan dagunya.

"Siapa yang lo panggil anak anjing ha?!" Mivtha sangat emosi, ia merasa jengkel dengan kalimat yang keluar dari mulut Arga.

"Bisakah kalian menurunkan nada bicara kalian?" Tanya Luis. Ia merasa tak dihargai oleh anak anaknya.

"Huh?, apakah anda tidak memiliki kapasitas otak yang cukup?"

"Bahkan untuk memahami pesan tersirat dari ucapan saya saja anda tidak mengerti, atau otak anda dimakan oleh anak anjing itu?" Tanya Arga lagi, ia tetap memanggil Yuna dengan sebutan anak anjing. Membuat Luis yang sedari tadi diam menggeram marah.

"Athe daddy tak pernah mengajarkan mu untuk berbicara seperti itu" ucap Luis dengan nada rendah, ia mencoba untuk meredam emosinya. Karena tujuannya kemari adalah untuk menjemput Arga kembali.

"Tentu saja anda tidak pernah mengajarkan saya berbicara tuan, karena anda sangat asik dengan anak anjing itu" sudah 3 kali Arga menyebut Yuna dengan sebutan Anak anjing, membuat gadis kecil itu mengeluarkan isak tangisnya.

"Hiks... hikss kenapa bang Athe hiks.. gak suka sama Yuna?" Tanya yuna disertai isakan yang memekakkan telinga.

"Athe!!, sudah cukup daddy menahan emosi daddy dari tadi!, sekarang kamu ikut daddy pulang!!" Murka Luis. Ia benar benar tak bisa mengontrol emosinya jika menyangkut anak angkatnya itu.

"Hum?!~, apakah anda baru saja menjilat air ludah anda sendiri tuan?" Tanya Arga terkekeh mendengar ucapan Luis.

"Hidup saya sudah tenang tanpa ada nya parasit, jadi jangan pernah mengganggu ketenangan saya" dingin Arga, tatapannya berubah menjadi lebih tajam dan tunggu.....

Manit matanya berubah menjadi warna emas..??

Luis sudah tak tahan lagi, ia sudah di butakan oleh emosi. Luis menarik pergelangan tangan Arga dengan kasar lalu mencekik kuat leher Arga.

Perlakuan Luis terhadap Arga membuat Magha menggeram. "Daddy lepaskan adikku atau gadis kecil itu aku bawa ke Cold Master" mendengar ucapan si sulung Luis langsung melepaskan cekikannya terhadap Arga.

"Hahaha" tawa Arga menggelegar. Percayalah jika seorang Arga sudah tertawa dunia sedang tak baik baik saja.

Gerakan bayangan Arga bisa dengan lincah merebut yuna dari pangkuan Mivtha. Membuat semua yang melihat itu seketika terkejut dan menatap Arga tak percaya. Yahh kecuali Magha ia menatap bangga ke arah adiknya itu.

"Huh?!, jual diri pun kau tak akan bisa membayar semua sakit yang telah kurasakan selama 15 tahun" Arga mencekik leher Yuna cukup kuat membuat gadis itu menangis dan meraung sejadi jadinya.

Kembar 3 yang melihat itu tersulut emosi. Mereka berdiri berniat memukul Arga dari belakang. "Jika kalian maju selangkah lagi jalang kecil ini akan mati saat ini juga" ancam Arga yang mampu membuat kembar 3 tak bergeming.

"Lihat?, para pecundang itu saja tak bisa menolongmu" ucap Arga mengompori Yuna agar ia merasa lebih sesak dan menohoq :).

"Arga gw mohon lepasin adek gw" titah Mavtha panik melihat bibir Yuna yang mulai membiru.

"Adik mu, jalang ini adik mu?!" Tanya Arga sembari menambah cekikan itu agar lebih kuat.

"Gw mohon lepasin yuna!" Mivtha benar benar panik bukan kepalang di buatnya.

Tap tap tap....

Langkah kaki Magha membuat mereka menatap pemuda itu yang sedang berjalan ke arah Arga. "Baby lepaskan saja iblis ini, lihat wajahnya sangat menyedihkan" bujuk Magha, ia mengelus sayang surai hitam Arga. Arga sedikit tersentak, Ia merasa deja vu.

Brukh.

Tubuh Arga terhuyung ke belakang bersamaan dengan lepasnya cekikan Yuna membuat gadis itu terkulai lemas.

Magha menggendong tubuh Arga ala bridal styel (gk tau tulisannya). Mivtha pun juga mendekat ke tempat dimana Yuna yang terkapar dengan isakan lirih. Ia menggendong tubuh kecil itu dengan hati hati.

Mivtha memangku Yuna yang tertidur akibat lelah menangis. "Sialan" desis Marva sembari melirik Arga yang dipangku oleh abang sulungnya.

"Eungh, hiks..hikss" Arga yang tadi menutup mata dengan tenang kini merasa kurang nyaman dengan posisinya. Terdengar isakan dan lenguhan dari bibir ranum Arga.

"Abang~ Ave kangen mommy" lirihnya.

Deg...

'Ave?'
.
.
.
.
Hhehe cepet juga ya 15 vote nya.

20 vote baru lanjut yaa guyss muachh

:)

Si yuuu.

ARENA [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang