5

1K 80 2
                                    

"Vano kampret!!" Pekikan melengking dari ujung kanting. Membuat siapapun yang mendengarnya meringis kala suara cempreng itu masuk tanpa izin ke telinga mereka.

Orang yang di panggil namanya tersedak kuah bakso yang masih panas dan pedas.

"Uhuk....uhukk" Arga menyodorkan jus jeruk miliknya pada Vano dan langsung disambar begitu saja.

Sedangkan empu yang berteriak tadi berlari macam botyyii :v Kearah meja Arga dkk. Dengan wajah penuh esmosi ia menjitak pala Vano cukup keras.

Tak...

"Anjing lo bangsat!" Umpatnya.

Randa mendekapkan tangannya di depan dada, di sertai dehgan komuk yang uhh, entah lah..

"Bisa gak komuk lo itu biasa aja?"

"Katarak mata gw ngeliat komuk lo begitu" sarkas Hara dengan wajah julid

"Lo diem!"

"Emang lo siapa? " Balas Randa tak kalah julid.

"Apa lo nanya² gw siapa".

"Suka ya lo ama gw?" Tanya Hara PD

"Dih kepedean lo anj,, muka lo aja 11 12 ama pantatnya Vano" balas Randa pedas.

Gawat jiwa emak-emaknya keluar

"Lah lo pernah liat pantatnya bang Vano?"

"Astaga bangg... gw gak nyangka kalo lo belok...." ucap Hara yang di buat se dramatis mungkin.

"Apa lagi lo punya pacar modelan pangeran kodok begini, shock berat gwehh" lanjutnya sambil meletakkan punggung tangannya di keningnya.

Kaya pose "cape deh" :)

" sembarangan lo anak babi!"

"Kalau pun gw belok, gw juga gak mau sama makhluk modelan pantat kambing itu" tunjuk Vano pada Randa dengan tatapan jengkel.

"Selera gw gak serendah itu bestyy~" lanjut Vano mengejek.

"Lo-"

"Bisakah kalian diam?" Ucapan Randa terpotong kala Hana dan Arga bertanya hal yang sama di waktu yang sama.

Bisa gitu yak

Bedanya cuma cara pengucapan dan intonasinya saja. Arga yang terkesan dingin di padukan dengan suara lembut Hana yang begitu manis. Ahhh lucu dehh.

Acara makanpun berlanjut dengan aman, damai pokonya khitmad lah. Randa duduk di sebelah Vano sembari menempe makanan Vano.

'Menempe is meminta'

Skip

"Dah lo bedua sono, di anterin ama babang Rasya ke kelas noh" usir Randa pada 2 gadis kembar di hadapannya.

"Tanpa di suruh pun gw juga bakalan pergi kali"

"Kalo lama-lama disini, kena rabies sih gw ngeliat muka lo mulu" balas Hara tak berperasaan :)

"YAUDAH SANA NJING!" kesal Randa.

Vano hanya memutar bola matanya malas. Ia tak marah jika adik sepupunya di bentak, biasa aja.

"Huh, Na yok cabut" Hara menarik pergelangan Hana pelan.

Setelah mereka pergi di antar oleh Rasya. Randa duduk dengan tenang, anteng dan tentram.

"Oh iya bang, kan lo ngasih kami tugas nih, tugasnya apa?" Tanya Vano teringat dengan syarat yang di berikan Arga.

"Cari tau tentang asal usul parasit yang ada di keluarga gw"

ARENA [Brothership]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang