Bab 14 - Rumor yang Beredar

5.1K 183 0
                                    

Lily menatap Gavin, dia terdiam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan suaminya. Gavin menunggu jawaban dari Lily dengan sabar. Dia tidak ingin Lily merasa diatur dan terintimidasi atas permintaannya.

"Apa Kak Gavin tidak suka aku tetap bekerja? Pekerjaanku tidak begitu menyita waktu. Sebelum kamu pulang pasti aku sudah pulang." Lily bertanya pada Gavin. Dia masih ingin mengejar mimpinya, tetapi saat ini dia sudah menikah sehingga keadaan tentu berbeda.

"Bukannya tidak suka. Aku hanya ingin kamu fokus pada keluarga kecil kita. Belum lagi, Papa Damian kemungkinan akan memintamu mengelola perusahaan karena Rose telah pergi." kata Gavin sambil membelai rambut Lily. Perkataan Gavin membuat Lily berpikir lama.

"Aku tidak ingin mengelola perusahaan. Lebih baik aku di rumah dan menanti kepulangan Kak Gavin dibandingkan mengelola perusahaan." Gavin tersenyum mendengar perkataan Lily.

Sebelum menikah dengan Lily, dia sudah mencari tahu kalau wanita yang dinikahinya tidak begitu menyukai mengelola perusahaan keluarga. Lily menyukai kebebasan karena itu dia bekerja di perusahaan lain.

Gavin melihat Lily yang masih memikirkan tentang pekerjaannya. "Baiklah, berarti sepulang dari kita bulan madu lebih baik kamu resign dari pekerjaanmu."

"Aku berjanji, Sayang. Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya." ucap Gavin yang membuat Lily tersenyum.

"Ya, Tentu. Aku percaya pada Kak Gavin." balas Lily yang kemudian memeluk Gavin, perempuan itu sudah mulai berani menunjukkan perasaannya pada Gavin.

Usai sudah bulan madu Gavin dan Lily. Perempuan itu menatap pemandangan yang berada di depannya dengan gamang. Gavin yang berada di belakangnya memeluknya.

"Nanti kita bisa ke sini lagi. Aku memiliki banyak pekerjaan yang menantiku," bisik Gavin di telinga perempuan itu. Lily menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Ayo kita pulang, Kak," ajak Lily pada Gavin yang kemudian menggandengnya menuju mobil yang akan membawa mereka ke landasan pacu.

***

Gavin dan Lily memutuskan untuk tinggal di kediaman Wilson. Laura - mama mertuanya menginginkan Lily tinggal bersama mereka karena takut merasa kesepian bila ditinggalkan oleh Gavin.

Hari ini, Lily akan berangkat ke kantornya sekaligus memberikan surat resign. Sebelum berangkat mereka telah sarapan, Gavin mengantarkan Lily menuju perusahaannya.

"Nanti aku akan menjemputmu, aktifkan saja ponselmu ya," ujar Gavin yang membuatnya teringat akan ponselnya.

"Baik Kak, sampai jumpa," balas Lily sambil mengecup pipi Gavin sekilas kemudian keluar mobil dan memasuki perusahaan.

Saat berjalan setiap karyawan yang berada di perusahaan menatapnya sambil berbisik. Beberapa di antaranya menatap Lily dengan sinis. Bahkan, ada yang menyindir Lily saat dirinya berada dalam Lift. "Wah, ternyata si pelakor akhirnya datang ya. Hati-hati dengan kekasih kalian, bisa saja dia merebut kekasihmu dan langsung menikahinya."

Lily bersikap cuek karena tidak menyadari bahwa sindiran tersebut untuk dirinya. Lily berjalan ke dalam ruangannya. Dia bekerja di bagian keuangan. Alana yang baru datang menatap Lily terkejut. Dia segera menghampiri Lily.

"Ly, kamu dari mana saja? Apa benar yang diberitakan media kalau kamu menikah dengan calon kakak iparmu sendiri?" tanya Alana yang memberondonginya dengan beberapa pertanyaan sekaligus. Dahi Lily berkerut mendengar pertanyaan Alana.

"Apa maksudmu? Dari mana kamu tahu kalau aku sudah menikah?" Lily tidak menjawab pertanyaan Alana, wanita itu bertanya balik pada sahabatnya. Alana terhenyak saat Lily mengatakan sahabatnya itu sudah menikah.

"Apa kamu tidak melihat sosial media? Banyak orang yang membicarakan pernikahanmu." Lily segera mengambil ponselnya. Dia mengaktifkannya, lalu banyak notifikasi dari media sosial miliknya.

Foto keseharian miliknya yang dia unggah banyak dikomentari oleh orang lain. Bahkan, banyak diantaranya bukan merupakan teman Lily.

Dasar perempuan tidak tahu diri! Tega sekali mengkhianati kakaknya sendiri.

Oh, ini ya yang tega menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Dasar sok cantik! Belum saja dia merasakan karma. Semoga nanti dia ditinggalkan oleh suaminya.

Lily yang melihat komentar yang pedas di sosial medianya menitikkan air mata. Dia tidak menyangka pemberitaan di media tidak sesuai dengan fakta yang ada. Padahal pernikahan mereka sudah dilakukan dengan sangat privat. Hanya orang-orang tertentu yang hadir seperti rekan kerja dan kolega dari kedua keluarga.

"Rumor itu sudah beredar sejak kamu izin untuk melanjutkan cuti. Aku belum mempercayai rumor itu bila tidak mendapatkan informasinya langsung darimu." Saat Alana mengatakannya, datanglah beberapa orang yang merupakan rekan satu divisi Lily.

"Wah, perempuan perebut sudah datang. Alana kamu masih mau bersahabat dengan perempuan itu. Lebih baik kamu menjauh dari dirinya, kalau tidak ingin kekasihmu direbut," ujar salah seorang rekan satu divisi mereka.

"Jaga mulutmu! Kalau tidak mengetahui kebenarannya aku harap kamu tidak berbicara sembarangan!" seru Alana yang kesal dengan semua rumor yang beredar. Perempuan itu semakin kesal karena Lily dipojokkan.

Salah seorang rekan mereka menatap sinis pada Lily dan kembali menimpali. "Kalau begitu apa yang terjadi? Bukankah benar kamu sudah menikah? Banyak beredar foto pernikahanmu dengan pengusaha muda sekaligus ahli waris keluarga Wilson."

Lily yang masih shock dengan pemberitaan di sosial media hanya bisa menangis. Dia tidak membela dirinya. Perempuan itu hanya diam tidak ingin mengatakan apa pun.

"Ayo jawab! Kamu sudah menikah bukan? Kamu menikah dengan calon kakak iparmu sendiri. Sehingga kakakmu pergi entah ke mana." Reena yang sejak lama tidak menyukai Lily maju dan menjambak rambut Lily.

"Aww! Sakit!" Lily hanya mengeluh kesakitan menerima perlakuan dari Reena. Alana dipegang oleh dua orang teman Reena sehingga dia tidak bisa menolong Lily.

"Hentikan! Kamu tidak boleh melakukan perundungan di perusahaan! Aku akan mengadukan semua perlakukan kalian pada bagian HRD!" Alana berteriak melihat rambut Lily dijambak oleh Reena.

"Oh ya? Aku adalah keponakan pemilik perusahaan. Jadi, lakukan saja yang bisa kamu lakukan tetapi hal itu tidak akan berpengaruh padaku." Reena menyombongkan statusnya sebagai keponakan dari pemilik perusahaan.

"Sudah lama aku sangat tidak menyukaimu Lily. Kamu adalah perempuan yang menjadi sanginganku di divisi ini. Kecantikanmu membuat semua orang terpikat. Pantas saja calon kakak iparmu sendiri tergoda. Katakan! Kamu pasti menggodanya! Dasar wanita murahan!" Reena hendak menampar Lily, tetapi dengan sigap Lily memegang tangan Reena.

"Hentikan perbuatanmu! Kamu tidak tahu apa pun mengenai keluargaku. Hentikan sebelum kamu menyesalinya." teriak Lily yang wajahnya berubah sinis tidak seperti biasanya. Dia sudah muak dikatakan sebagai perebut calon suami kakaknya sendiri.

Lily dan Reena akhirnya saling menjambak. Alana yang dipegang dua rekan Reena, hanya dapat melihat tanpa bisa melerai. Tak lama berselang, beberapa orang masuk ke ruangan. Mereka terkejut melihat Lily dan Reena saling menjambak.

"Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" Pak Thio - kepala HRD datang untuk menghentikan kedua perempuan yang saling menjambak itu.

Semua terdiam mendengar teriakan dari Pak Thio, Reena dan Lily menghentikan kegiatan mereka. Dua orang rekan Reena yang memegangi Alana juga melepaskannya. Alana memeriksa kondisi Lily yang cukup mengenaskan dengan rambut berantakan.

"Kalian semua cepat ke ruangan saya! Tindakan kalian sangat mengecewakan!" Pak Thio melangkah terlebih dahulu menuju ruangannya. Semua yang terlibat dengan kejadian perundungan Lily dan Alana dengan patuh mengikuti langkah Pak Thio.

***

Pengantin Pengganti [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang