Bab 16 - Apa yang terjadi padamu?

4.7K 202 0
                                    

Lily tidak membalas pesan dari Gavin. Dia sibuk memikirkan cara memberitahukan kejadian yang menimpanya di perusahaan. Lily merasa Gavin akan melakukan tindakan untuk membalas perilaku Reena dan dua temannya.

"Ada apa, Ly? Mengapa kamu terlihat cemas?" tanya Alana yang melihat Lily terlihat tidak nyaman dalam duduknya.

"Sepertinya, suamiku akan datang, Al." Lily melihat gelisah ke pintu restoran.

Seorang pria memasuki restoran, Lily dan Alana melihat pria itu mendekati mereka. "Apa yang terjadi padamu?" tanya Gavin yang membuat Lily meneguk ludahnya sendiri. Tidak berani menjawab pertanyaan Gavin.

Gavin duduk di samping Lily, pria itu tidak memperdulikan kehadiran Alana yang duduk tepat di depan Lily. "Kenapa sampai terjadi hal seperti ini?" Gavin menatap wajah Lily dengan intens.

Pria itu menangkupkan wajah istrinya dengan hati-hati seolah tindakannya dapat membuat wajah Lily terluka.

Lily sedikit meringis. Wajahnya yang terkena tamparan dari Reena sedikit terasa sakit. Rahang pria itu mengeras, dia akan membalas semua perbuatan orang yang telah membuat istrinya terluka.

"Aku tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir, aku dapat menyelesaikan masalah ini sendiri," jawab Lily yang tidak menjelaskan dengan gamblang peristiwa yang dialaminya.

Gavin masih memerika keadaan Lily, terlihat beberapa helai rambut Lily yang rontok."Apa kamu dijambak? Coba sekarang katakan padaku dengan jelas. Aku ingin kamu memberitahukan padaku langsung tanpa aku mencari tahu sendiri kejadian yang menimpamu," ucap Gavin dengan lembut, pria itu menggenggam tangan Lily.

"Aku dituduh oleh beberapa rekan kerjaku merebutmu dari Kak Rose," ucap Lily yang melihat sekilas reaksi Gavin yang terkejut. "Kamu pasti menyadari media membicarakan pernikahan kita dengan berita yang tidak benar. Mereka mengira semua informasi tersebut benar dan menuduhku menggodamu hingga kita menikah," lanjut Lily dengan sedikit emosi.

"Lantas, mengapa mereka melakukan perundungan padamu? Padahal mereka belum tahu kebenaran tentang pernikahan kita. Lagipula itu adalah privasimu, untuk apa ikut campur pada urusan orang lain." Gavin yang tidak pernah bekerja sebagai karyawan tentu tidak tahu bahwa gosip yang beredar dikalangan pekerja kerap kali menjadi santapan hangat karena dapat menjatuhkan posisi rekan kerja.

"Jawabannya mudah, mereka tidak menyukaiku. Itulah sebabnya aku mengalami perundungan. Belum lagi Reena yang merupakan keponakan pemilik perusahaan Hopper adalah orang pertama yang merundungku," adu Lily sambil melirik ke arah Alana yang terlihat canggung.

Alana melihat interaksi dua orang yang sudah menjadi suami istri di depannya. Terlihat sekali bahwa Gavin sangat mengkhawatirkan keadaan Lily. Wanita itu berharap pernikahan yang dilakukan Lily yang awalnya terpaksa akan mendapatkan kebahagiaan. Lily tersenyum pada Alana, "Kak Gavin, ini adalah sahabat baikku. Dia tadi membantuku saat Reena dan dua orang temannya merundungku. Alana, ini adalah suamiku," ucap Lily mengenalkan Gavin pada Alana.

Gavin menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Terima kasih telah menjadi sahabat yang baik untuk Lily."

"Jadi, yang melakukan ini padamu adalah Reena Hopper?" tanya Gavin ingin memastikan informasi yang telah dia dapatkan.

"Ya! Dia yang melakukan hal ini padaku," jawab Lily sambil menatap Gavin yang langsung mengambil ponselnya.

Gavin melihat kontak yang ada di ponselnya kemudian memencet tombol untuk melakukan panggilan. "Sebentar, aku menghubungi seseorang terlebih dahulu," ucap Gavin pada Lily yang menatapnya dengan penasaran.

Gavin menjauhkan dirinya agar ucapannya tidak terdengar oleh Lily. Dia beranjak dari tempat duduknya ke sudut restoran yang sepi. Lily yang melihat sikap Gavin langsung mengerti bahwa apa pun yang dibicarakan pria itu di telepon tidak boleh diketahui olehnya.

Lily memengalihkan perhatiannya dengan melanjutkan obrolannya dengan Alana. Gavin masih berkutat dengan panggilan ponselnya. Dia terlihat begitu serius dengan pembicaraannya.

Interaksi pasangan suami istri baru itu begitu menarik perhatian Alana. "Ly, apa benar bukan kalian yang dijodohkan sebelumnya? Aku melihat interaksi kalian sangat alami layaknya pengantin baru," kata Alana dengan senyuman yang menggoda.

Wajah Lily memerah mendengar perkataan dari Alana. Hal itu tidak luput dari penglihatan sahabatnya. "Tidak, bukan aku yang dijodohkan oleh Kak Gavin. Seperti ceritaku sebelumnya Kak Rose yang dijodohkan oleh Kak Gavin lalu dia kabur bersama kekasihnya. Kak Gavin memintaku untuk menikah dengannya, yah seperti inilah. Kamu tahu sendiri aku tidak pernah berhubungan dengan siapa pun," jelas Lily panjang lebar kembali menceritakan kisah pernikahan mereka yang baginya sangat menakjubkan.

Obrolan kedua sahabat itu terhenti saat Gavin menghampiri mereka. Gavin masih mengkhawatirkan keadaan Lily. "Bagaimana kalau kita ke rumah sakit? Aku takut ada luka dalam yang kamu rasakan," usul Gavin pada Lily yang membuat perempuan itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak, Kak. Aku yakin tidak terjadi apa pun pada diriku. Kakak sudah makan siang atau belum?" tanya Lily yang lupa menanyakan hal tersebut pada suaminya.

"Sudah, aku sudah makan siang," jawab Gavin sambil mengelus lembut rambut Lily. "Kakak tidak kembali ke perusahaan?" tanya Lily lagi yang heran Gavin masih menemaninya.

"Aku tidak akan kembali ke perusahaan.  Aku akan menunggu kalian selesai saja. Kita pulang bersama," jawab Gavin sambil menyeruput kopi yang tadi telah dipesan oleh Lily saat dia masih berkutat dengan panggilan ponselnya.

Alana merasa tidak perlu berlama-lama mengobrol karena Lily sepertinya butuh istirahat. Dia juga merasa canggung dengan kehadiran Gavin karena itu dia berpamitan pada sepasang suami istri di depannya. "Ly, sepertinya aku harus segera pulang. Aku harus menyiapkan diriku untuk mencari pekerjaan. Seperti yang kamu tahu kita telah resign dari perusahaan," ucap Alana dengan senyum di wajahnya.

"Kamu dipecat atau resign?" tanya Gavin yang tiba-tiba tertarik dengan perkataan Alana.

"Tidak, aku tidak dipecat. Aku mengikuti jejak Lily yang mengundurkan diri. Lagi pula kontrakku memang akan habis. Jadi, sekalian saja aku mengundurkan diri dari perusahaan yang isinya banyak orang toxic," jawab Alana yang akan bangkit dari tempat duduknya kemudian berpamitan pada Lily dan Gavin.

Lily tersenyum dan memeluk sahabatnya. Kemungkinan mereka akan sulit untuk bertemu karena Lily memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. "Senang bertemu denganmu, Al. Aku harap kamu segera memasukkan lamaran pekerjaan ke Perusahaan Stuart," ucap Lily pada sahabatnya.

"Aku juga senang mengenalmu, Ly. Aku akan segera memasukkan lamaranku. Berbahagialah! Kamu pantas untuk bahagia, abaikan perkataan sumbang yang hanya akan menghancurkanmu! Aku akan merindukanmu." Mata Alana sedikit memerah, tetapi dia tetap tersenyum. Wanita itu kemudian mengganggukkan kepala berpamitan dengan Gavin, "Jaga Lily untukku! Bahagiakan Lily karena dia adalah sahabat terbaikku," ucap Alana pada Gavin yang berada di sebelah Lily.

"Tentu saja, aku akan selalu membuatnya bahagia," sahut Gavin sambil menatap Lily yang tersenyum. Alana sedikit lega mengetahui sahabatnya mendapatkan orang yang tepat. Perempuan itu kemudian beranjak keluar dari restoran.

Selepas kepergian Alana, Lily menanyakan tentang panggilan telepon yang dilakukan oleh Gavin. Dia masih penasaran dengan pembicaraan yang sepertinya tidak boleh diketahuinya, "Kak, siapa yang tadi kamu hubungi?" tanya Lily.

Gavin menyunggingkan senyumnya yang memesona. "Besok kita akan mengadakan konferensi pers. Aku tidak ingin ada lagi orang yang menuduhmu merebutku dari Rose. Aku akan membuat siapa pun menerima ganjaran karena telah membuat tuduhan tidak berdasar," jawab Gavin yang membuat Lily terperangah.

***

Pengantin Pengganti [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang