Bab 15 - Pengunduran Diri

4.6K 196 0
                                    

Semua yang terlibat dalam perundungan yang dialami oleh Lily dan Alana telah berada di ruangan HRD. Reena menatap Thio dengan angkuh. Sikap Reena yang semena-mena telah terkenal sejak dahulu karena dia merasa memiliki perusahaan.

"Jadi, ada yang bisa menjelaskan apa yang telah terjadi di sini?" tanya Thio pada kelima perempuan yang kini duduk di hadapannya.

"Aku hanya melakukan hal yang pantas diterima oleh Lily. Aku rasa yang kulakukan adalah hal yang benar. Tidak ada yang salah dari tindakan yang aku lakukan," jawab Reena dengan entengnya. Wanita itu melipat tangan di dadanya dan memandang Lily dengan sinis.

Thio menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Reena. Pria itu menolehkan kepalanya dan memandang Alana.

"Apa kamu mau menjelaskannya padaku, Alana?" tanya Thio.

"Reena mengatakan hal yang tidak pantas pada Lily kemudian dia menjambak rambutnya. Terjadilah perkelahian di antara mereka, tetapi aku tidak bisa melerainya karena kedua tanganku ditahan oleh Ghina dan Sarah." Alana menjelaskannya sambil memandangi Ghina dan Sarah penuh amarah.

"Apa yang dikatakan oleh Reena pada Lily?" tanya Thio kembali, dia mulai bisa menguraikan kejadian yang terjadi.

"Reena mengatakan Lily menggoda calon kakak iparnya sendiri sehingga menyebabkan kakaknya kabur. Dia juga mengatakan Lily merebut calon suami kakaknya." Alana memandang ke arah Lily dengan cemas.

Lily tampak masih terguncang dengan kejadian yang dia alami. Keadaan rambutnya masih berantakan karena jambakan dari Reena. Bukan hanya itu saya, terdapat bekas tamparan di wajah Lily. Hal itu juga terjadi pada Reena, tetapi tidak separah Lily.

"Benarkah begitu kejadiannya, Lily?" tanya Thio kepada perempuan yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Lily pun menatap Thio ketika sadar bahwa pria itu menunggu jawabannya.

"Ya benar! Aku sangat tidak menerima perlakuan dari Reena karena sama sekali dia tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Lagi pula hal tersebut adalah privasiku. Aku akan menuntut Reena atas perilaku yang dia lakukan padaku," jawab Lily kemudian menolehkan kepalanya dan memandang Reena dengan tajam.

Reena dengan sombong merasa akan menang dari Lily. "Cih, aku juga tidak takut padamu. Aku bersedia menerima tantanganmu. Aku juga akan menuntutmu agar kamu mendapat hukuman yang pantas."

Reena adalah keponakan pemilik perusahaan tempat Lily bekerja. Gadis itu bekerja di perusahaan Hopper. Lily dan Reena berada di divisi yang sama yaitu divisi pemasaran. Produk yang menjadi andalannya adalah produk makanan kering seperti snack. Perusahaan Hopper masih terbilang  kecil dibandingkan dengan Perusahaan Stuart milik keluarga Lily.

Thio berusaha dengan bijak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pria itu tidak ingin memperpanjang masalah yang terjadi sehingga menyarankan pada mereka untuk berdamai. "Bisakah kalian menyelesaikan hal ini secara kekeluargaan? Aku tidak ingin masalah ini sampai kepada pemilik perusahaan. Hal yang kalian lakukan adalah suatu kesalahan. Perusahaan tidak memperbolehkan adanya perundungan sesama karyawan."

"Tidak! aku tidak menerimanya! Aku akan menuntut Lily karena telah melukaiku. Aku ingin dia dikeluarkan dari perusahaan ini," tolak Reena yang mengatakan hal itu dengan penuh emosi. Dia tidak akan melepaskan Lily, perempuan itu ingin Lily keluar dari perusahaan pamannya.

"Tidak perlu mengeluarkanku dari perusahaan. Aku memang akan mengajukan permohonan pengunduran diri dari perusahaan. Aku tidak ingin bekerja di perusahaan yang isinya hanya orang yang pandai bergosip dan melakukan perundungan." Lily bangkit kemudian memberikan surat pengunduran diri pada Thio.

"Tunggu Lily, kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan. Kamu tidak perlu mengundurkan diri karena kejadian ini." Thio tidak ingin kehilangan karyawan yang kompeten seperti Lily. Bahkan, dia ingin memberikan surat peringatan pada Reena dan kedua temannya.

"Maaf Pak Thio. Aku mengundurkan diri bukan karena kejadian ini, suamiku memintaku untuk berhenti dari pekerjaanku." Lily memperjelas alasannya mengundurkan diri.

"Berarti kamu harus membayar uang pinalti karena kamu telah memutuskan kontrak kerja sepihak." Thio ingin menghentikan keinginan Lily dengan  membicarakan tentang uang pinalti.

Thio lupa bahwa Lily adalah putri bungsu Keluarga Stuart. Belum lagi, saat ini Lily juga merupakan menantu Keluarga Wilson. Bagi Lily, membaya uang penalti perusahaan pasti adalah masalah yang mudah diselesaikan.

Lily tersenyum pada Thio sambil mengatakan hal yang membuat pria itu terdiam. "Tidak masalah, nanti Anda bisa menghubungiku untuk memberitahu uang pinalti yang harus aku bayarkan. Terima kasih atas kerja samanya selama ini, Pak Thio." Lily berjalan menuju tempat duduk Reena.

"Aku akan menuntutmu atas perlakuanmu padaku hari ini." kata Lily dengan dingin. Lily akan menggunakan kekuasaannya untuk menekan keluarga Hopper.

Belum sempat Reena membalas perkataan Lily, perempuan itu sudah meninggalkan ruangan. Alana yang melihat sahabatnya mengundurkan diri, mengikuti jejak Lily. Dia lelah bekerja di perusahaan dengan Reena sok berkuasa di divisinya.

"Saya juga ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini, Pak. Terima kasih untuk kesempatannya. Besok aku akan mengirimkan surat pengunduran diriku." Alana bangkit dari tempat duduknya lalu berusaha mengejar Lily.

Lily ternyata sedang membereskan barang miliknya yang ada di meja kerjanya lalu memasukkannya ke dalam sebuah box. Alana juga ikut membereskan barang miliknya. Lily yang melihat Alana melakukan kegiatan yang sama dengannya terperangah.

"Alana, apa yang kau lakukan?" tanya Lily pada Alana.

"Sama sepertimu, keluar dari pekerjaan. Aku tidak menyukai orang-orang toxic yang ada di perusahaan ini." Lily terkejut dengan keputusan Alana.

"Dengar Alana, kamu tidak perlu mengikuti jejakku. Kalau kamu berhenti dari pekerjaan ini, kamu harus membayar pinalti dan kehilangan mata pencaharianmu," kata Lily sambil memandang Alana.

Lily mengenal Alana dengan baik, dia tidak ingin sahabatnya mengalami kesulitan. Alana berasal dari keluarga yang biasa saja, Lily khawatir dia tidak akan bisa membayar uang pinalti.

"Kontrakku bulan ini kebetulan sudah habis, aku sebenarnya sedang menunggu perpanjangan kontrak. Jadi, kamu tidak perlu mengkhawatirkan keadaanku." Lily menghela napasnya, sahabatnya sangat keras kepala bila telah memutuskan sesuatu.

"Baiklah, kamu bisa melamar ke Perusahaan Stuart kalau kamu membutuhkan pekerjaan. Aku akan merekomendasikanmu pada kepala HRD," ucap Lily sambil tersenyum ke arah Alana. Alana mengerutkan dahinya.

"Tidak Ly, aku tidak mau merepotkan mu," tolak Alana yang tidak ingin meminta bantuan pada Lily. Baginya, hal itu sama saja melakukan nepotisme bila diterima bekerja di Perusahaan Stuart karena rekomendasi Lily.

Lily yang mengetahui sifat dari Alana berusaha meyakinkan sahabatnya. "Kamu akan melakukan seleksi masuk perusahaanku dengan proses yang benar, Al. Aku tidak akan ikut campur dalam proses seleksi karyawan."

"Baiklah, aku akan mencobanya. Terima kasih, Ly," ucap Alana pada Lily.

Lily tersenyum menanggapi perkataan sahabatnya. Dia telah selesai membereskan barangnya dan memasukkannya ke dalam box.

"Baiklah, lebih baik kamu cepat merapikan boxmu. Ada baiknya kita merayakan pengunduran kita dari perusahaan ini." Alana tersenyum mendengar usulan Lily, lalu dengan cepat merapikan box miliknya.

Beberapa orang berbisik ketika Lily dan Alana lewat dengan box besar di dada mereka. Lily dan Alana mencoba untuk mengabaikanya dan terus berjalan keluar dari perusahaan. Mereka akhirnya menghabiskan waktu dengan makan di sebuah restoran. Lily menceritakan semua tentang keluarganya pada Alana yang membuatnya terkejut.

"Jadi, saat ini kamu telah menikah dengan calon kakak iparmu karena kakakmu telah kabur dengan kekasihnya?" tanya Alana pada Lily yang telah selesai bercerita.

"Ya begitulah. Sampai saat ini keluargaku terus mencari Kak Rose, tetapi kami belum menemukan mereka," jawab Lily sambil meminum jus mangga miliknya. Saat mereka berbicara, terdapat pesan masuk di ponsel Lily.

Kak Gavin :
Apa yang terjadi padamu? Diam di tempatmu saat ini, aku akan segera menjemputmu.

Lily terhenyak di tempat duduknya, sepertinya Gavin telah mengetahui kejadian yang baru saja terjadi. Lily bingung bagaimana cara menjelaskan perundungan yang telah menimpanya.

***

Pengantin Pengganti [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang