Bab 20 - Kembalinya Roseline

4.3K 161 4
                                    

"Apa yang membuatmu kembali, Kak?" Lily bermonolog sambil memerhatikan pesan dari Rose.

Lily yang mendapatkan pesan dari Rose merasa ketakutan. Lily menyadari bahwa dirinya adalah pengganti Rose. Dia takut dengan pesan yang disampaikan oleh kakaknya itu. Lily sudah mulai mencintai Gavin, perasaannya tumbuh dengan cepat karena Gavin yang terus mengucapkan kata cinta untuknya. Akan tetapi, keraguan tetap menjalar di hatinya.

Mual melanda tubuhnya, dia segera berlari ke kamar mandi. Wanita itu memuntahkan semua makanan yang dia konsumsi saat sarapan. Lily terdiam melihat keanehan pada tubuhnya.

Apa yang terjadi padaku? batin Lily sambil memegangi kepalanya yang pusing.

Saat Lily hendak kembali ke tempat tidurnya dan mengistirahatkan tubuhnya. Ponselnya kembali bergetar, pesan masuk dari Rose kembali masuk.

Kak Rose
Datanglah ke rumah! Aku ingin berbicara padamu. Jangan menjadi perempuan pengecut yang hanya bisa merebut semua milikku. Ingat! Kamu hanyalah pengganti, akulah pemilik asli yang akan datang mengambil semuanya kembali.

Seketika Lily bangkit dari tempat tidurnya. Dia harus menemui Rose dan menegaskan kalau dia bukanlah perebut seperti tuduhan kakaknya. Dia tidak terima dengan semua perkataan Rose. Emosinya langsung meningkat, dia segera mencari tasnya kemudian berjalan keluar mansion Wilson.

"Nona, ke mana Anda perlu saya antar?" tanya Sopir yang biasanya mengantarkan Lily.

"Aku bisa sendiri, Pak. Hari ini aku ingin menyetir mobil sendiri, aku hanya akan mengunjungi kedua orang tuaku di kediamannya," jawab Lily dengan tegas.

Sopir mengerutkan dahinya, dia tidak ingin membuat kesalahan pada pekerjaannya. Gavin telah mengatakan harus mengantarkan ke mana pun Lily ingin pergi. "Maaf, Nona. Tuan Gavin telah berpesan agar saya mengantarkan ke mana pun yang Anda inginkan termasuk mengunjungi kedua orang tua Anda," ucap Sopir tersebut dengan tenang.

Lily menghela napasnya mendengar hal tersebut. Gavin sangat posesif pada dirinya. Hal itu terkadang mencekiknya, dulu dia bebas ke mana pun yang dia inginkan. "Ya, baiklah, Pak. Antarkan aku ke kediaman Stuart." Lily tersenyum pasrah dan memasuki mobil.

***

Di kediaman Stuart, Rose sedang berbicara dengan kedua orang tuanya. Dia menuntut untuk kembali ke posisi sebelumnya yaitu calon pemimpin perusahaan. Dari kecil Rose dibimbing untuk menjadi calon pemimpin perusahaan karena itu Damian bersikap tegas pada Rose. Berbanding terbalik dengan Lily yang bisa menentukan masa depannya karena dia adalah anak kedua keluarga Stuart.

"Aku akan kembali ke keluarga ini bila Papa langsung memberikanku izin untuk memimpin perusahaan. Aku tidak ingin kembali ke posisi sebelumnya," ucap Rose dengan congkaknya.

Kedatangan Rose disambut dengan baik oleh Damian dan Thalita. Dia bersyukur Rose dengan cepat kembali ke pelukan keluarga. Namun, rupanya kedatangan Rose membawa keinginan yang terdalam dari putri tertuanya itu.

"Tidak! Kamu tidak bisa kembali begitu saja! Aku tidak ingin kamu langsung memimpin perusahaan," tegas Damian yang tidak menyetujui keinginan Rose.

Rose tersenyum karena sudah memprediksi sikap yang diambil papanya. Itu mempermudah jalannya untuk mendapatkan keinginan utamanya. "Kalau begitu aku ingin Lily bercerai dari Gavin dan aku menikah dengannya," pinta Rose dengan senyum terpatri di wajahnya.

"Apa yang kau katakan, Rose? Jangan seenaknya mengatur kehidupan orang lain!" hardik Damian pada putri sulungnya.

Damian tidak habis pikir dengan pemikiran Rose. Dia hadir dan meminta untuk memimpin perusahaan. Selain itu, dia juga ingin merebut suami dari adiknya sendiri.

"Bukankah kamu telah menikah dengan Evan Parker? Ke mana pria tersebut? Mengapa kamu hanya datang sendiri ke rumah ini?" tanya Thalita yang penasaran dengan kehidupan putrinya pasca kabur dari pernikahannya dahulu.

"Mama tidak perlu khawatir dengan pernikahanku dengan Evan. Aku akan segera menceraikannya dan siap menggantikan posisi Lily. Itu adalah posisiku. Dia hanyalah pengganti di saat aku tidak ada. Saat ini, aku menginginkan posisi sebagai istri Gavin. Kalian harus mengabulkan permintaanku kalau ingin aku kembali ke Keluarga Stuart," jawab Rose masih dengan wajahnya yang angkuh.

Thalita menggelengkan kepalanya mendengar jawaban putrinya. "Apa kamu tidak pernah memahami perasaan orang lain? Lily adalah adikmu sendiri! Dia telah mengorbankan dirinya dengan menikahi Gavin. Kini, kamu datang kembali dan ingin Gavin menceraikan adikmu sendiri? Kemana keberanianmu saat meninggalkan pesta pernikahan yang sudah ada di depan mata? Mana tanggung jawabmu, Rose!" Thalita tidak tahan lagi dengan permintaan Rose, dia kesal sekali dengan sikap putrinya yang semena-mena dan tidak bisa memahami perasaan orang lain.

Rose terdiam, dia tidak ingin memahami perasaan orang lain ketika perasaannya sendiri telah hancur. Kehidupan pernikahannya dengan Evan tidak sesuai dengan perkiraannya. Cintanya pada Evan ternyata tidak cukup kuat untuk pondasi pernikahan mereka.

"Kalian juga tidak pernah memahamiku. Papa tidak pernah menanyakan padaku keinginanku dan terus menuntutku untuk menjadi ahli waris perusahaan Stuart. Lily dibebaskan melakukan apa pun keinginannya. Aku selalu iri dengan kebebasan yang kalian berikan pada Lily. Kalian tidak membesarkan kami dengan adil. Kalian hanya memberikan tanggung jawab besar padaku. Pernikahanku dengan Gavin juga bagian dari rencana kalian." Rose menumpahkan segalanya pada kedua orang tuanya. Dia ingin kedua orang tuanya memahami perasaannya.

"Sekarang, turuti permintaanku atau kalian kehilanganku untuk selamanya. Aku akan memberi waktu kalian untuk berpikir! Aku menunggu keputusan dari kalian!" ancam Rose yang kemudian beranjak dari tempat duduknya.

Rose kemudian berjalan keluar dari ruangan. Dia kemudian melihat Lily yang menaiki anak tangga ingin menuju ruang keluarga. Mereka berpapasan tepat di atas koridor dekat anak tangga.

"Apa maumu, Rose?" tanya Lily tanpa berbasa-basi. Dia kesal dengan pesan yang disampaikan oleh Rose.

"Aku ingin mengambil kembali semua yang telah kamu rebut. Aku ingin kamu bercerai dengan Gavin dan aku akan menikah dengannya. Bukankah Gavin memang dijodohkan olehku?" jawab Rose dengan wajah penuh kemenangan.

"Jangan bercanda Rose! Pernikahan bukanlah permainan. Akulah istri sah Gavin sekarang. Aku tidak merebut siapa pun darimu. Kamu yang telah pergi meninggalkan pernikahan kalian yang sudah ada di depan mata. Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi!" Lily dengan berani mengatakan hal itu pada Rose. Lily menatap nyalang pada Rose, dia akan tetap mempertahankan miliknya.

"Kamu seharusnya tahu diri, Lily. Aku menginginkan posisiku kembali! Akulah yang akan menjadi istri Gavin!" teriak Rose dengan kencang. Dia menginginkan semua yang Lily miliki. Rasa irinya telah menutupi kasih sayangnya pada Lily.

Lily maju dan menampar Rose dengan kencang. " Jangan pernah berani membayangkan menjadi istri Gavin. Dia adalah suamiku!" hardik Lily pada Rose yang menatap tajam Lily.

"Beraninya kamu menamparku!" Rose mendorong Lily yang berada di dekat anak tangga. Lily yang tidak siap dengan dorongan kuat dari Rose terjatuh. Lily terjatuh berguling-guling hingga sampai di lantai paling bawah.

"Nona Lily!" teriak Anna melihat Lily terjatuh. Teriakan Anna terdengar lalu Damian dan Thalita keluar dari ruang keluarga.

"Apa yang telah kamu lakukan Rose?" pekik Damian yang kemudian berlari menuruni anak tangga. Damian terkejut melihat Lily yang bersimbah darah tergeletak di lantai bawah.

***

Bersambung...

Pengantin Pengganti [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang