Chapter 3

128 5 0
                                    

Xenon baru menyelesaikan tugasnya ketika dia berencana untuk menjenguk Max lagi.

"Max pasti merasa kesepian di Silver Cross. Akan lebih baik kalau aku menjenguk dia lagi," batin Xenon. Tetapi di tengah perjalanan, dia melihat sesuatu yang ada di sebuah gang dekat dengan gedung yang Xenon lewati. Xenon berhenti sejenak dan memperhatikan sosok yang terbaring di gang tersebut.

"Bukankah itu...?" Xenon memperhatikan dengan seksama, dan ketika dia mengetahui sosok yang terbaring itu, Xenon dikejutkan oleh fakta kalau yang terbaring itu adalah...

"MAX!" seru Xenon, lalu dia menghampiri Max yang terbaring lemas di gang dengan tubuh dipenuhi dengan luka-luka yang masih baru.

"Max, kenapa kamu ada disini? Seharusnya kamu tetap di Silver Cross," kata Xenon sambil membantu Max bangun dengan posisi duduk.
"Xenon..., aku...," Max tidak punya cukup tenaga untuk mengatakan sesuatu pada Xenon karena luka-luka di tubuhnya.
"Diam dulu, Max. Biarkan aku membawamu kembali ke Silver Cross," kata Xenon, dan dia mengangkat Max dengan bridal style untuk membawa Max kembali ke Silver Cross.

Sesampainya di Silver Cross,

"Aku tidak percaya kalau Max pergi diam-diam dari Silver Cross," kata Xenon.
"Aku juga minta maaf, Xenon. Aku juga tidak tahu kalau Max diam-diam pergi meninggalkan Silver Cross tanpa sepengetahuanku," kata Marie.
"Entah apa yang dipikirkan Max. Kenapa juga dia harus pergi ketika dia belum pulih?" ujar Xenon.
"Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dari luka-luka di tubuh Max, diperkirakan kalau Max pergi sekitar lima jam yang lalu dan ada kemungkinan kalau dia sempat berkelahi dengan Ultra lain," jelas Marie.

Xenon tercengang ketika dia mendengar hal itu. "Apa maksudmu dengan Ultra lain?" tanya Xenon.
"Luka di tubuh Max bukan disebabkan karena kecelakaan, tapi ini disebabkan oleh Ultra lain," jawab Marie. "Saya juga sempat curiga ketika Max selalu mengatakan kalau dia terluka akibat hal-hal sepele, padahal penyebab sebenarnya bukan karena itu."

Xenon bermaksud untuk menanyakan lebih lanjut ketika dia mendengar suara Zero.
"Oh, begitu? Syukurlah kalau Max sudah di Silver Cross lagi."

Xenon menoleh ke arah dimana posisi Zero berada. Zero tengah menanyakan kondisi Max pada salah satu Ultra yang bertugas di Silver Cross. Sebelum itu, Xenon mengucapkan terima kasih pada Ultrawoman Marie sambil membungkuk hormat padanya. Setelah itu, dia berjalan mendekati Zero.

"Zero, bisakah kita bicara sebentar?" tanya Xenon.
"Tentu," jawab Zero.

Mereka berdua memutuskan untuk berbicara di luar Silver Cross, dan Zero menceritakan tentang apa yang terjadi setelah Max diam-diam meninggalkan Silver Cross.

"Mereka melakukan apa?!" Xenon terkejut setelah dia mendengarkan apa yang sudah diceritakan Zero.
"Itu benar, Xenon. Aku juga tidak terima ketika mereka menyuruh Max untuk melakukan apapun yang mereka perintahkan, meskipun kondisi Max tidak begitu baik. Apalagi salah satu dari mereka mengancam Max. Kalau aku bertemu dengan mereka lagi, akan kuhajar mereka!" omel Zero.

Xenon menganggukkan kepala, lalu dia berpikir kalau mungkin itulah sebabnya Max tidak mau menceritakan kejadian sebenarnya.

"Satu lagi, Xenon. Sewaktu 80-sensei datang dan aku berusaha menceritakan kejadian itu, Max justru membungkamku dan mengatakan kalau dia baik-baik saja. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Max takut kalau kejadian yang dia alami diketahui oleh ultra lain. 80-sensei yang bilang kalau ketakutan Max terlihat di matanya," kata Zero.
"Begitu ya," kata Xenon.

"Sepertinya masalah Max cukup rumit," batin Xenon.

Sementara itu di Silver Cross, tepatnya di kamar tempat Max dirawat, Max mulai siuman dan dia membuka matanya pelan-pelan.

He Shouldn't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang