Chapter 6

161 5 0
                                    

Tiga, Cosmos dan Gaia masih menunggu didepan rumah Max. Kini mereka bertiga mengawatirkan kondisi Xenon.

"Menurut kalian, apakah Xenon akan baik-baik saja?" tanya Cosmos.
"Aku tidak yakin tentang itu. Tapi untuk menghentikannya saja, aku tidak berani," jawab Tiga.
"Kenapa kamu jadi penakut begitu sih?" ujar Gaia.
"Hei, apa kalian tidak melihat betapa marahnya Xenon ketika Cosmos menceritakan seluruh kejadian itu? Aku belum pernah melihat seorang Ultra yang marah besar seperti itu," balas Tiga.

Sementara didalam, Max masih menangis. Kata-kata "Aku kotor" terus terngiang-ngiang di kepalanya. Dipukuli oleh atasannya sudah menjadi hal biasa bagi Max, tapi diperkosa oleh sang atasan? Kejadian itu sekarang menjadi pengalaman paling traumatis bagi Max. Max sekarang benar-benar merasa hancur. Dirinya sudah mengalami luka secara fisik dan mental. Dia tahu kalau teman-temannya rela menunggu didepan rumahnya agar dia bisa membicarakan masalahnya, tapi apakah dirinya yang sudah dikotori ini pantas untuk menampakkan dirinya di hadapan Ultra lain? Bahkan Max berpikir kalau mungkin Xenon tidak akan mau lagi berbicara padanya kalau dia tahu kejadian itu.

Diluar rumah Max,

"Bagaimana kita akan menghadapi masalah ini? Max sudah terluka seperti ini, kalau terjadi apa-apa pada Xenon...," Gaia menghentikan kata-katanya sambil menundukkan kepalanya.
"Sudahlah, Gaia. Aku yakin tidak akan terjadi sesuatu pada Xenon. Selain itu, Xenon tidak mungkin meninggalkan Max, meskipun Max sudah dikotori oleh Ultra kurang ajar yang bernama Frost," kata Cosmos sambil menepuk pundak Gaia.

Tiba-tiba saja Xenon muncul, tapi dia datang dalam kondisi terluka. Belum sempat dia mengatakan sesuatu, Xenon sudah jatuh pingsan. Tiga, Gaia dan Cosmos yang menyadari hal itu, segera menghampiri Xenon.

"XENON!"

"Gawat! Dia perlu membawanya ke Silver Cross!" Seru Tiga.
"Apakah ini ada hubungannya dengan kalimat yang dia ucapkan?" tanya Gaia.
"Mungkin saja. Dia bilang kalau dia ada urusan dengan Frost, tapi aku tidak menduga kalau ini yang akan terjadi," jawab Cosmos.
"Seharusnya Xenon tidak berkelahi dengan Frost. Kalau tahu ini akan terjadi, seharusnya kita hentikan dia," kata Gaia.
"Sudah, sudah! Tidak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi! Aku akan membawa Xenon ke Silver Cross, kalian berdua, tunggu disini!" Perintah Tiga.

Gaia dan Cosmos menganggukkan kepala mereka. Tiga pun segera membawa Xenon ke Silver Cross.
Tanpa mereka sadari, Max sempat menguping pembicaraan mereka ketika mereka meneriakkan nama Xenon.

Seketika Max merasakan penyesalan.

Di kantornya Frost, Frost tengah mengobati luka di tubuhnya akibat dari perkelahiannya dengan Xenon. Dia tidak peduli dengan kondisi kantornya yang seperti kapal pecah.

Di depan rumahnya Max,

Gaia dan Cosmos tertidur di depan rumah Max karena mereka terlalu lama menunggu. Max yang mengetahui kalau kedua temannya tertidur, memutuskan untuk keluar secara diam-diam, lalu dia pergi ke Silver Cross.

Di Silver Cross, Max berusaha untuk mencari kamarnya Xenon sambil menghindari kontak dengan Ultra lain. Di tengah pencariannya, dia melihat salah satu pintu kamar terbuka, dan Max dengan sigap segera bersembunyi. Dia melihat Tiga yang keluar dari kamar itu. Teringat kalau Tigalah yang mengantar Xenon ke Silver Cross, Max menduga kalau itulah kamar Xenon.

Max diam-diam berjalan mendekati pintu kamar itu, membukanya lalu menutup pintu itu pelan-pelan. Setelah dia masuk, Max melihat Xenon yang terbaring tidak sadarkan diri. Max berdiri disamping kasur Xenon, persis seperti yang dilakukan Xenon setiap kali dia dibawa ke Silver Cross dalam keadaan tak sadakan diri.

"Xenon..." Max berbicara dengan suaranya yang melemah. "Apakah kamu begini karena kamu sudah tahu itu? Apakah kamu jadi seperti ini setelah kamu tahu apa yang Frost lakukan padaku?" Air mata mulai membasah pipinya. "Inilah alasan kenapa aku tidak mau mengatakan hal yang sejujurnya padamu, Xenon. Aku tidak mau kalau kamu terlibat dalam masalahku... Aku tidak mau kamu terluka karena membelaku, Xenon. Aku tahu kalau kamu begitu peduli padaku. Bahkan kamu rela terluka untuk membela diriku, walaupun diriku ini sudah kotor. Maafkan aku, Xenon." Max sudah tidak bisa menahan tangisannya. Dia memegang tangan Xenon sembari mengatakan satu hal.

"Kau tahu, Xenon? Aku rasa sudah waktunya aku melakukan hal ini. Astra pernah mengatakan ini kepadaku, tapi aku tidak berani melakukannya waktu itu. Aku akan mengatakan ini pada Frost. Aku akan berhenti menjadi bawahannya. Aku tidak mau disakiti lagi, jadi ini adalah keputusanku," kata Max ditengah Isak tangisnya.

Setelah dia mengatakan itu, Max pun keluar dari kamar Xenon. Tanpa dia ketahui, kalau sebenarnya Xenon sudah tersadar beberapa jam yang lalu. Tapi dia memilih berpura-pura pingsan agar dia bisa mendengarkan curahan hati Max. Xenon segera bangun dari kasurnya.

Dyna dan Zero yang baru saja tiba didepan rumah Max, melihat Cosmos dan Gaia yang tertidur didepan rumah Max.

"Hei, kenapa kalian tertidur disini? Ayo bangun!" Zero membangunkan Gaia dan Cosmos.

Gaia membuka matanya perlahan. "Zero? Dyna? Kalian sudah kembali?"
"Kenapa kalian malah tidur? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Max?" tanya Dyna.
Cosmos terbangun sambil meregangkan tangannya. "Selama kami disini, Max tidak keluar sama sekali."
"Iya. Lihat saja. Tidak ada tanda-tanda kalau Max ke...luar," Gaia memelankan suaranya ketika dia menyadari kalau pintu rumah tidak terkunci.

"Pintunya tidak dikunci," kata Gaia.
"Maksudmu..." Cosmos mulai berkeringat dingin. "Jangan bilang..."
"Kalian biarkan Max pergi?!" teriak Zero dan Dyna.
Cosmos dan Gaia menunduk lemas.

"Kalau begitu, kita cari Max. Cosmos dan Gaia, kalian cari di arah Utara. Aku dan Zero ke arah sebaliknya!" perintah Dyna.

Dengan segera, mereka mulai mencari Max.

Di tengah pencarian mereka, Dyna dan Zero bertemu dengan Xenon yang ingin pergi ke suatu tempat.

"Xenon!" seru Dyna dan Zero, lalu mereka menghampiri Xenon.
"Xenon, apa yang terjadi padamu? Kenapa badanmu terluka seperti ini?" tanya Zero.
"Itu tidak penting. Sekarang, aku harus bisa menolong Max, sebelum kejadian yang sebelumnya terulang lagi," jawab Xenon.
"Kejadian sebelumnya? Jadi kamu sudah tahu soal itu?" ujar Dyna.
"Aku tahu kemana Max pergi, tapi kita harus cepat! Aku yakin kita masih bisa menolong Max sebelum kejadian mengerikan itu terjadi lagi padanya," kata Xenon.
Dyna dan Zero menganggukkan kepala mereka, lalu mereka pergi bersama dengan Xenon.

--------------------

Max kini sudah sampai di depan kantornya Frost. Dia langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Frost, yang sudah menduga kalau Max akan datang, merasa tidak senang dengan hal itu.

"Kenapa kamu tidak mengetuk pintunya terlebih dahulu? Bukankah kamu adalah bawahanku yang penurut?" kata Frost.
Max menghela napas dalam-dalam dan mulai mengumpulkan keberaniannya.

"Frost, ada sesuatu yang ingin aku katakan. Aku tidak ingin menjadi bawahanmu lagi!" seru Max.
Frost yang mendengar itu tercengang mendengarnya. "Apa katamu?"
"Itu benar, Frost. Aku tidak mau lagi menjadi bawahanmu. Aku tidak mau lagi hidup di bawah tekanan darimu, Frost. Ternyata memang benar kalau selama ini aku berada didalam hubungan atasan dan bawahan yang toksik. Maka dari itu, aku ingin berhenti mengabdi padamu, Frost!" kata Max.

Frost merasa kesal dengan ucapan Max. Dia tidak terima kalau Max sudah berani menentangnya.

"Oh, jadi kamu tidak ingin mengabdi lagi pada atasanmu lagi? Memang benar kalau seharusnya kamu tidak bergaul dengan sekumpulan Ultra-Ultra payah itu. Kalau begitu..."

Frost mencengkeram kedua bahu Max, lalu mendorong Max hingga dia terjepit di lantai, dengan Frost yang menahan tubuhnya.

"Aku akan mendisplinkan dirimu lagi, tapi kali ini, aku akan melakukannya lebih keras dari sebelumnya," kata Frost.
Max yang teringat akan perbuatan Frost yang sebelumnya, merasa ketakutan. Dia meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri agar kejadian itu tidak terulang lagi, tapi kondisi fisiknya yang melemah dan tenaga Frost yang lebih kuat dibandingkan dirinya, membuat Max tidak mampu melepaskan dirinya.

"Sekarang diamlah. Ini tidak akan berlangsung lama," kata Frost yang kembali menyentuh tubuh Max tanpa persetujuan dari Max.

He Shouldn't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang