Jennie memasuki kamar sambil menghela nafas dengan panjang. Akhirnya dia berada di asrama universitas dan dia mulai merasa seperti orang dewasa.
Aneh rasanya tinggal di tempat baru yang jauh dari rumah, tetapi dia senang ketika melihat ruangan yang telah di tentukan untuknya. Dia melepas ranselnya dan menjatuhkannya di dekat pintu masuk. Tempat itu cukup luas dan ini adalah pertama kalinya bagi Jennie memiliki teman sekamar.
Jennie duduk di salah satu tempat tidur lalu dia menyatukan telapak tangannya sambil berdoa agar dia mendapat teman sekamar yang baik.
Jennie berharap temannya akan menyukai video game. Dia juga berharap teman sekamarnya menyukai olahraga. Pokoknya dia ingin memiliki kesamaan agar mereka bisa melakukannya secara bersama-sama.
Tapi jika kepribadian mereka berbenturan, Jennie terpaksa akan memohon kepada manajer untuk memberinya kamar yang lain. Atau setidaknya dia akan menyelinap ke kamar Jisoo agar Jisoo bisa menyelamatkan dia ketika dia sedang berada di saat-saat yang buruk.
Senang rasanya ketika membayangkan mempunyai teman di asrama meskipun mereka beda fakultas, setidaknya mereka belajar di universitas yang sama, sehingga mereka bisa bertemu sesekali.
Namun tiba-tiba wajahnya menjadi muram ketika dia mengingat bahwa dia dan Lisa beda universitas.
Lisa telah menjadi penari berbakat sejak dia masih kecil dan dia menerima tawaran yang lebih baik yang membuat Lisa harus belajar di universitas yang jauh darinya.
Jisoo juga mendapat tawaran yang sama, namun dia menolaknya dan lebih memilih universitas yang di dalamnya ada salah satu pemandu tari yang dia kagumi.
Jennie berharap dia dan Lisa masih bisa bertemu satu sama lain, agar dia tidak terlalu merindukannya.
Jennie mengambil ranselnya lalu mengeluarkan barang-barangnya dan merapikannya karena dia tidak ingin teman sekamarnya membencinya karena dia berantakan.
Ya, Jennie harus menyenangkan teman sekamarnya.
Jennie kemudian memeriksa saku di celananya dan dia menemukan kalung. Melihat itu, dia menggigit bibirnya dan tiba-tiba pipinya menjadi memerah.
Pikirannya seketika mengingat kembali ke masa kecilnya dimana Lisa memberi dia cincin sambil memintanya untuk menikah dengannya, tetapi saat itu Jennie justru melempar cincin itu.
Namun saat ruang kelas kosong, dia mencari cincin yang dia buang dan ketika menemukannya, dia menyimpannya dengan baik.Jennie tidak bisa memakai cincin mainan itu di jarinya, jadi dia menggantungnya di kalung kecil agar dia bisa membawanya kemanapun.
Sedikit klise dan membosankan, tapi itulah cara untuk membuat Lisa tetap hadir di hatinya.
Dia mamakai kalung itu di lehernya, lalu memandangi cincin kecil itu, dan dengan senyuman manis dia menyembunyikannya di belakang sweaternya.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Seharusnya teman sekamarnya mempunyai salinan kuncinya sendiri, jadi dia berasumsi bahwa itu mungkin Jisoo.
Jennie kemudian membuka pintu sambil tersenyum, namun senyuman itu berubah menjadi ekspresi terkejut ketika matanya bertemu dengan seorang gadis bermata hazel yang sangat familiar.
"Lisa? Apa yang kamu lakukan disini?"
"Kejutan!" Lisa mengulurkan kedua tangan ke arah Jennie agar mereka bisa berpelukan.
"Kamu datang menemuiku di hari pertamaku masuk asrama? Kamu mendapat izin dari mana?"
Lisa memutar matanya karena Jennie masih tidak mengerti apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing's Gonna Change My Love For You (GXG)
HumorLisa dan Jennie bertemu ketika mereka berusia 5 tahun. Bagi Lisa, dia yakin jika dirinya telah menemukan gadis tercantik didunia. Sementara Jennie, tidak bisa menghindari rasa kesalnya terhadap gadis bermata hazel yang sejak hari pertama mereka ber...