10. Sirius and lake

208 26 2
                                    

Malam yang indah, sinar bulan menyinari bumi, isagi yang sedang tertidur pulas di kasurnya, tiba-tiba ada sebuah bayangan masuk, benar itu Rin.

"You're really cute when you fall asleep" ucap Rin menatap wajah isagi.

Tangan Rin menyentuh wajah isagi, kemudian Rin memegang tangan isagi, Rin membuat dirinya sedikit tembus pandang, setelah itu Rin menarik roh isagi keluar.

Isagi, saat itu terkejut melihat roh dan tubuh nya terpisah, tapi sebelum isagi panik Rin berbicara lebih dahulu.

"Isa tenang, kamu ga mati, aku sengaja melakukannya " ucap Rin

"Rin, aku hampir panik tadi, kenapa kamu melakukan ini?" Ucap isagi menatap Rin dan melirik tubuh nya yang sedang tidur.

"Aku ingin pergi ke suatu tempat bersama mu, kamu mau kan?" Ucap Rin sambil mengulurkan tangannya.

Isagi mengangguk dan mengambil tangan Rin, hangat, berbeda sekali saat tubuh nya yang menyentuh Rin, apa ini karna jiwa nya yang saling bersentuhan, sepertinya memang itu.

Rin tersenyum, Rin menarik tangan isagi ke arah balkon dan pergi tiba-tiba berpindah tempat, isagi membuka matanya, pemandangan pertama yang isagi lihat adalah danau.

Danau yang jerni, pohon yang menyejukkan dan danau nya bersih, isagi tabjuk akan hal itu.

"Kamu suka Isa? Aku ga tau kenapa aku bisa ke tempat ini juga selain perpustakaan, tapi sepertinya ini tempat favorit ku, karna aku selalu merasakan tenang disini, aku ingin kamu merasakan nya juga" ucap Rin masih menggenggam tangan isagi dengan lembut dan Rin tersenyum.

"Iya, aku suka Rin, tempat nya bagus sekali, padahal ini dekat sekolah, kenapa aku tidak sadar ada danau sebagus ini" ucap isagi sambil sedikit memiringkan kepalanya.

Rin terkekeh dan menganggap reaksi isagi lucu "itu karna jalan ke arah danau di tutup, dari pada itu lebih baik kita menikmati waktu bersama kan?"

Isagi mengangguk setuju, mereka bergengaman tangan menikmati udara segar malam itu, cuaca yang cerah, seakan alam sedang memihak kepada mereka.

Selang berapa menit dari keheningan itu, Rin tiba-tiba mendekati isagi sedikit dan melingkari pinggang isagi dengan kedua tangannya, Rin memeluk isagi erat, dan menyandarkan kepalanya di bahu isagi.

Isagi tersipu, dan wajah nya memerah, isagi membalas pelukan Rin, isagi memeluk punggung Rin dan mengelus rambut Rin yang ada di pundak nya, pelukan yang hangat.

Pelukan, sinar bulan, bintang yang menyinari, dan juga angin berhembus pelan, dunia berpihak pada mereka.

"Isa, kamu tau Sirius?" Ucap Rin, masih di posisi yang sama

"Sirius? Emm itu bintang yang paling bersinar di langit" ucap isagi masih membelai rambut Rin dengan jari-jarinya.

"Kalau Sirius adalah bintang paling terang di dunia ini, maka kamu adalah bintang paling terang di dunia ku" ucap Rin berbisik di telinga isagi.

Ucapan dan kata-kata dari Rin berhasil membuat isagi memerah seperti tomat, isagi tidak tahu harus berkata apa, dia terlalu gugup.

Rin terkekeh sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap isagi yang memerah, kemudian Rin mencium kehening isagi.

Ciuman hangat penuh kasih sayang itu membuat isagi, ingin menghilang di tempat, Rin dan isagi saling memandang satu sama lain.

Secara alami wajah mereka mendekat satu sama lain, saat bibir mereka hampir bersentuhan suara anak kucing menghentikan kegiatan itu, dan isagi tersadar segera menjauh dari Rin, Rin sedikit kecewa dengan hal itu.

Isagi berjongkok dan melihat anak kucing itu "kamu sangat imut"

Rin menghela nafas dan hanya menatap isagi yang bermain dengan bintang itu, tapi Rin tersenyum kecil menganggap isagi sangat lucu.

Waktu terus berlalu, baik isagi atau pun sangat menikmatinya, dan sekarang sudah menjelang pagi.

"Isa, waktunya pulang, ayo" ucap Rin mengulurkan tangannya.

Isagi sedikit cemberut dia tidak ingin ini berakhir tapi sekarang sudah mau lagi, isagi mengambil tangan Rin, dan seketika mereka kembali ke kamar isagi.

"Isa, terimakasih sudah mau meluangkan waktu mu" ucap Rin mencium pipi isagi, kemudian Rin mendorong jiwa isagi sampai masuk ke dalam tubuh nya, dan Rin menghilang.

Isagi terbangun, dan jantung nya berdetak kencang, dengan wajah memerah mengingat semua hal yang berlangsung semalaman.









Hallo, aku sengaja bikin chapter ringan dulu, dan beratnya nanti, semoga kalian ga bosan - C

ILLUSION [rinsagi] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang