19. putus asa

192 24 0
                                    

Flashback
Author pov
//Kekerasan// darah















Pagi itu Ness sedang duduk di kelas dan menatap Rin yang belajar dia cuma melirik lalu kembali ke depan kelas.

Saat ujian semester nilai Ness lagi-lagi berada di bawah Rin, Ness kesal sungguh iri dengan Rin.

Saat jam istirahat Ness ingin menemui kaiser di kantin, saat sampai di kantin Ness menatap Rin dan kaiser dari jauh rasa kesal Ness bertambah seiring mereka mengobrol

Ness itu sebenarnya ingin menjadi peringkat satu tapi sayang Rin yang selalu jadi yang pertama, itu benar-benar menjengkelkan.






Pagi hari cerah, tapi tidak dengan suasana hati Ness karna ia kemarin mendapatkan nilai di bawa Rin, lagi.
Ness berjalan di sepanjang lorong dan mendengarkan beberapa bisikan

"Rin keren banget ya, dia selalu jadi nomor satu" bisik siswi di lorong

"Kamu benar bahkan kaiser tertarik buat Rin jadi partner di tim bola juga loh~" gumam siswi lain

Ness yang mendengarkan itu menyiritkan kehening nya, saat pergi ke lapangan untuk latihan, benar saja, Rin masuk ke tim yang sama dengan dia, rasa dendam Ness semakin besar.

Terutama kaiser selalu dekat dengan Rin.

Beberapa waktu berlalu saat Rin jalan di lorong Ness menarik Rin ke dalam kelas kosong dan mendorong Rin hingga jatuh ketanah

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Rin kesal sambil meringis

"Diam, Rin, kau benar-benar menyebalkan, aku membenci mu" ucap Ness melotot ke arah Rin.

Rin juga sama seperti Ness tidak terima dan berbalik mendorong Ness hingga jatuh.

"Aku tidak peduli dengan itu, apa masalah mu?"

Ness diam sejenak kemudian dia meninggikan suaranya "kamu bertanya? Kamu bodoh? Kamu selalu saja mengambil hak Yang seharunya menjadi milikku, kau selalu peringkat pertama, itu seharusnya milik ku, dan kau sekarang dekat dengan kaiser, mau sampai mana kamu mengambil semua hal dari ku Rin?" Teriak Ness ke arah rin

Rin menatap Ness tidak percaya dan langsung meninju wajah Ness hingga Ness sedikit meringis kesakitan

"Itu masalah mu, kalau kau tidak bisa peringkat satu itu karna kau tidak belajar lebih keras lagi, dan soal kaiser aku bahkan tidak Sudi di dekat dia" Rin mengatakannya dengan penekanan sambil menatap Ness tajam dan keluar dari kelas itu

Saat pulang ke rumah, Ness di sambut oleh ibunya yang menunggu di depan "lagi-lagi kamu kalah dari Rin? Ness bukankah ibu sudah bilang bahwa kau harus bisa mengalahkan nya?"

Ness menunduk dia tidak berani menatap ibunya dia terlalu takut, dan karna diam nya Ness ibu Ness kesal dan menyeret Ness ke gudang dan memukuli Ness.

Keesokan harinya Ness pergi ke kelas dengan wajah lembab dan menutupi nya dengan masker, Ness ingin kaiser sedikit peduli tapi saat Ness menyapa kaiser, kaiser mengabaikan Ness dan malah mendekati Rin, itu membuat kebencian dalam diri Ness semakin besar pada Rin, hingga mencapai puncak nya.


Pada malam hari pulang dari les Rin berjalan di gang sepi, dan dia merasa di ikut itu, tapi belum sempat Rin berlari orang itu sudah lebih dulu memukul kepala Rin hingga pingsan.

Orang itu membawa Rin ke suatu tempat dan beberapa saat kemudian Rin terbangun dia sudah di rantai di dinding, kemudian suara langkah kaki terdengar saat orang itu masuk Rin langsung menatapnya dengan tajam.

"Sialan, apa yang kau lakukan bajingan? Lepaskan aku" ucap Rin sambil berteriak

Ness tertawa kecil "lepaskan? Tidak akan"

"Kenapa kamu melakukan ini?" Rin berusaha tenang

"Bukankah sudah jelas itu karna kau melewati batas, Rin aku benci kau selalu jadi pertama, aku benci kau selalu berdekatan dengan kaiser, aku benci semua hal yang ada di dalam diri mu"

Ucapan Ness membuat Rin merasakan merinding, dan sedikit takut "lalu apa hubungannya? Itu bukan salah ku, kau sendiri yang tidak bisa berusaha lebih-"

Belum sempat Rin menyelesaikan kalimatnya Ness sudah lebih dulu menampar pipi Rin berkali-kali dengan penuh emosi sambil berteriak "salah ku? Bangsat kau tidak tahu apa-apa, kalau kau tidak ada di dunia itu pasti aku tidak akan menderita seperti ini, semua ini karna mu Rin"


Kata-kata Ness tentang Rin, membuat Rin diam, kata-kata itu sering di dengar Rin, sekarang Rin hanya diam saat di tampar oleh Ness berkali-kali

Ness mengatur nafasnya "kau hanya diam? Bicara sialan"

Rin diam sebentar memikirkan jawaban nya, kemudian Rin menatap Ness "aku juga tidak ingin menderita, kalau kau memang ingin membunuh ku, bunuh saja aku Ness, karna aku sudah tidak ada tujuan hidup"

Ness tertawa mendengar kan itu "tidak perlu berpura-pura menjadi anak menyedihkan Rin, kau itu bocah sombong yang mengelikan"

Rin hanya diam saat Ness menghina dirinya, Ness yang melihat itu kesal dan membuka tasnya ada banyak pisau di sana

Rin sedikit terkejut tapi Rin pasrah karna bagi Rin percuma saja dia hidup, tidak ada artinya baik orang tua atau teman tidak ada yang penting bagi Rin, Rin sudah putus asa.

Ness mendekati Rin dan langsung menikam perut dan leher Rin berkali-kali, hingga Rin memuntahkan darah dan berteriak kesakitan, tidak lama Rin kehilangan kesadaran, Ness menatap Rin dinding dengan tidak peduli, dan keluar dari ruangan bawah tanah itu meninggalkan Rin yang mulai kehabisan darah hingga menghembus kan nafas terakhir nya.








"Jika kehadiran ku hanya sebuah halangan, aku lebih baik mati"






















Hallo, sorry kalau kurang detail soalnya aku ngetik pas di sekolah jadi ngejar waktu, besok adalah chapter terakhir atau end - C

ILLUSION [rinsagi] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang