jaga seekor kucing pemalu

270 28 2
                                    

Hai!, hai!, sebelum baca boleh dong di follow dulu (≧∇≦)/

Y/n dan rin sekarang sudah di rumah milik kedua orang tua rin, rin tidak tau perasaan yang menyangkut pada diri nya setiap dekat dengan y/n, tetapi akhir nya perlahan-lahan dan pasti, perasaan itu mulai pudar dan akan menghilang.

Tetapi itu tidak akan bertahan lama.

Ding dong...

Suara bel rumah rin berbunyi dan rin bergegas ke depan pintu rin dan terlihat di depan nya saat membuka pintu depan rumah nya yaitu y/n.

"Lama bener lu ke sini, gue kira lu gak bakal dateng" ucap rin datar sambil mempersilakan y/n masuk.

"Mau nya sih gitu, tapi udah janji ama bunda mu..." ucap y/n dengan nada ketus kepada rin.

Saat mereka berjalan ke ruang tamu, y/n melihat salah satu foto bingkai di rumah rin.

Saat mereka berjalan ke ruang tamu, y/n melihat salah satu foto bingkai di rumah rin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


From : pin

Y/n sedikit terkejut dan menatap rin berbeda sekali apa yang ia lihat, 180° berbeda saat rin masih kecil dan remaja.

Rin yang merasa daritadi ia di liat oleh y/n mulai kebelakang menatap y/n.

Rin yang merasa daritadi ia di liat oleh y/n mulai kebelakang menatap y/n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


From : pin

"Kenapa ngeliat gue mulu?" ucap rin.

"Ini foto lo ya?" ucap y/n sambil menunjukkan ke arah bingkai yang berada di dinding tersebut.

"Iya" ucap singkat sambil menganguk iya.

"Hah!? Kok lo beda sih!?" ucap y/n sambil masih menatap bingkai tersebut dan wajah rin.

"Udah besar ya pasti beda lah" ucap rin dengan nada dingin.

Mereka mulai berjalan lagi dan sesampai di ruang tamu y/n di persilahkan untuk duduk oleh rin dan y/n menuruti nya.

Beberapa menit sudah terlewat mereka hanya saling terdiam satu sama lain dan sampai pada akhir nya y/n memecah keheningan tersebut.

"Kenapa lu keringatan?" tanya y/n.

"Olahraga" ucap rin singkat dengan nada dingin seperti biasa.

"Owalah" ucap y/n.

Rin mulai mengambil ponsel nya dan mengetik sesuatu di ponsel nya.

Y/n tadi nya ingin mengambil ponsel nya juga di tas milik y/n tetapi tiba-tiba rin beranjak dari sofa ruang tamu dan mengambil sesuatu di laci yang masih tetap berada di ruang tamu.

"Ngapain dia? Apa yang dia cari?" gumam y/n dalam hati, kebingungan apa yang rin cari.

Rin mengambil sekotak cokelat dan memberi nya kepada y/n dengan telinga rin memerah.

"N-nih! Dari bunda ya! Bukan maksud yang lain-lain!" ucap rin tegas sambil memberi sekotak cokelat itu kepada y/n.

Dan setelah y/n terima sekotak cokelat dari rin, ia berlari ke kamar dan mengunci nya.

"Anak ini gue di tinggal sendiri di sini..." gumam y/n dan mulai berjalan ke kamar rin.

Sesampai di kamar depan rin ia mencoba membuka pintu kamar  depan rin tetapi di kunci.

Y/n dengan kesal karena di tinggal sendiri menggedor pintu kamar rin.

"Oy! Jangan tinggalin gue sendiri gitu dong! Kagak kasian kamu ngeliat aku sendirian di ruang tamu kayak orang apa aja" ucap y/n dengan nada kesal.

"Kagak! Sana pergi aja! Langsung pulang ke rumah! Biarin aku sendiri aja gak papa!" ucap rin berteriak dari dalam kamar rin.

"Aish! Kamu merepotkan! Ingat kata bunda mu rin! Aku di suruh untuk bersama mu untuk beberapa jam! Yang benar saja aku ninggalin kamu gitu aja!" jelas y/n dengan nada tambah kesal kepada rin.

"Biarkan saja! Aku akan bilang kepada bunda!" ucap rin berteriak lagi.

"Aish! Menyebalkan!" ucap y/n dan kembali ke ruang tamu, yang benar saja y/n sudah di beri janji oleh bunda y/n tapi malah di ingkar kan.


Beberapa jam kemudian

Langit yang tadi nya biru cerah perlahan menjadi berwarna oranye dan bunda rin pulang ke rumah pada pukul 5.30 sore.

"Bunda pulang!" ucap bunda rin.

"ouhh... bunda nya rin sudah pulang" ucap y/n tersenyum kepada bunda rin.

"Iya, maaf ya merepotkan mu... Tadi setelah rapat mau langsung pulang tetapi di kasih tugas oleh boss dan harus selesai saat itu saja" jelas bunda rin kenapa ia pulang sore.

"padahal harus nya jam 3 sore sudah pulang tetapi gara-gara tugas yang harus di selesaikan jadi jam 5 sore" ucap bunda rin lagi.

"Tidak apa bunda... Ya sudah y/n pamit pulang ya bunda.." ucap y/n sambil mulai memakai sepatu sekolah nya.

"Kamu sudah di beri cokelat dari bunda belum oleh rin?" tanya bunda rin kepada y/n.

"Sudah bunda" ucap y/n.

"Omong-omong dengan rin, dimana rin sekarang? Kenapa kamu cuman sendiri yang menghampiri bunda hm?" tanya bunda rin kepada y/n.

"Rin berada di kamarnya" ucap y/n.

"Loh!? Kenapa rin di kamar sementara kamu di tinggal sendiri di kamar!?" ucap bunda rin yang sedikit terkejut dan penuh tanda tanya dalam pikiran nya.

"Tidak tau bun... Ya sudah y/n pulang dulu ya... Y/n pamit" ucap y/n sambil membungkukan badan nya dan membuka pintu depan rumah rin dan meninggalkan rumah rin.

"Iya hati-hati ya" ucap bunda rin dan membalas bungkukan tersebut dengan bungkukan dan senyuman hangat kepada y/n.

POV rin :

Rin hanya terdiam di dalam kamar nya sambil bersembunyi di dalam selimut, wajah dan telinga rin memerah di karena kan malu yang ia lakukan kepada y/n tadi.

Rin tidak sadar kalau sekarang ia terus berada di selimut tersebut.

itoshi rin is your EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang