Selamat membaca🤎
•••
"Terkadang kita tidak pernah sadar bahwa takdir sudah mempertemukan kita"
•••
Terdengar seseorang sedang mengetuk pintu kamar Maira, membuat sang pemilik kamar sejenak menghentikan kegiatannya. Tanpa menunggu lama, Maira bergegas membuka pintu kamarnya. Ternyata, sang pelaku adalah bundanya sendiri.
"Maira, nak, kamu udah sholat?" tanya Nisa.
"Udah bun, ini baru aja selesai."
"Kalau begitu, bantuin bunda yuk, rapikan belanjaan di dapur."
"Iya bun, Maira beres-beres dulu, nanti Maira nyusul."
Di dapur, terlihat Nisa tengah merapikan beberapa barang belanjaan yang tadi ia beli saat di supermarket.
"Masyaallah, bun, banyak banget belanjaannya, kaya mau ada acara besar-besaran aja." timpal Maira sembari merapikan barang belanjaan yang berada didekatnya.
"Sini bun, Maira bantuin susunin yang itu." sambungnya.
Bunda Nisa yang sedari tadi merapikan barang-barang yang menumpuk menoleh kearah Maira.
"Memangnya kamu gak ingat, Bunda kan udah kasih tau kamu, besok keluarganya Arga mau datang." ucap bunda heran.
Maira melotot. "Astagfirullah, Maira lupa bun." balasnya terkejut.
Maira mengutuk dirinya. Bisa-bisanya ia lupa bahwa keluarga dari tunangannya akan mengunjungi rumahnya.
"Gimana sih, kamu! Bunda kan udah ngasih tau kamu dari semalam, pakek lupa segala." Bunda menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Mungkin, Maira kebanyakan mikirin revisi skripsi bun, jadinya Maira lupa sama yang lain." balasnya memberi alasan, sambil memilin ujung jilbabnya.
"Padahal, kata mamanya Arga, udah nyuruh Arga ngasih tau kamu kalau mereka mau datang kesini."
"Hah?!"
"Arga ada ngasih tau kamu?"
Maira tampak berfikir, apakah nomor baru yang tiga hari lalu menelponnya? Memang mereka tidak pernah saling bertukar nomor posel. Jangankan saling bertukar nomor ponsel, bertemu tatap muka secara langsung saja mereka belum pernah. Maira tersadar, lalu mengangguk ragu sebagai jawaban.
"Itukan, kamu aja yang lupa. Yaudah kamu susun yang ini." suruh bunda Nisa sambil memberikan beberapa barang belanjaan yang ingin di susun kepada Maira.
•••
Mobil hitam mewah itu baru saja memasuki pekarangan rumah Rahardjono.
"Assalamualaikum." salamnya sambil menarik kopernya masuk kedalam rumah.
"Waalaikumsalam." jawab seorang wanita cantik yang sedang menonton tv di ruang tamu.
"Eh, Pak pilot udah pulang?" sambungnya.
"Ngapain, kesini?..... Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirmu Takdirku
SpiritualBagaimana jika seseorang memutuskan apa yang memang menjadi takdirnya? Kisah tentang Arga yang meninggalkan apa yang memang menjadi takdirnya. Maira, tunangan Arga yang tak pernah ingin ia temui tapi telah ditinggal tanpa temu. Demi memilih sang pa...