Selamat membaca🤎
•••
"Apa yang kamu tabur, itu yang akan kamu tuai"
•••
Flashback
Maira turun dari taxi yang ditumpanginya. "Ini Pak." Maira mengulurkan beberapa lembar uang.
"Terimakasih mbak."
Ting!
Suara notifikasi dari ponselnya membuat langkah Maira sejenak terhenti. Ia memutuskan untuk membaca pesan yang masuk terlebih dahulu.
Safira
✓Maira...
✓udah dimana?Humaira
✓ini aku udah didepan toko
✓ini aku mau masuk juga
✓kenapa Fir?Safira
✓beliin gue minum dong
✓disebelah toko buku ada minimarket, nah belinya disitu aja.Maira menatap kearah samping toko. Benar saja disana terdapat sebuah minimarket.
Maira pun langsung pergi kesana. Ia masuk kedalam sambil mengamati dimana letak botol air mineral berada. Saat Maira menemukannya dan hendak mengambil barang yang dia inginkan, pandangannya teralih pada sosok gadis kecil berbandana pink yang sedang kewalahan. Ia melompat-lompat kecil agar bisa menggapai Snack yang diinginkannya. Maira tersenyum sembari berjalan mendekat kearah gadis kecil tersebut.
"Hai!" sapa Maira.
Anak kecil itu menoleh dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Terdapat sedikit peluh dikeningnya. Pipinya yang chubby kemerahan menambah kadar keimutannya. Ah, Maira merasa gemas pada gadis kecil di depannya ini.
"Kamu mau ngambil apa?" tanya Maira lembut.
Gadis kecil itu masih terdiam. Dilihat dari raut wajahnya, sepertinya gadis itu sedikit takut.
"Gausah takut, saya mau nolongin kamu, kok." jelas Maira. Maira tahu bahwa gadis kecil itu pasti takut padanya.
"Benelan?" akhirnya gadis kecil itu mulai membuka suara.
Rautnya wajahnya juga yang semulanya terlihat takut, kini sudah tersenyum manis kepada Maira.
"Hmm, iya." jawab Maira tersenyum.
"Yaudah, kamu tadi mau ngambil yang mana?"
"Itu, Tante." tunjuknya antusias.
Maira menggangguk dan langsung mengambilkan makanan yang di tunjuk oleh gadis kecil yang sangat menggemaskan ini.
"Nah," berinya.
"Yeeyy, telimakasih Tante baik." ucapnya antusias.
Maira terkekeh geli melihat raut wajah bahagia gadis kecil berbandana pink itu setelah mendapatkan makanan yang dia inginkan. Spontan Maira mengusap lembut rambut gadis kecil itu. Dan gadis itu juga tidak menolak usapannya.
"Nama kamu, siapa?" tanya Maira.
"Nama aku Bela, Tante."
"Nama yang cantik. Oh iya, Bela kesini sama siapa?"
"Sama om."
Dahi Maira menyergit. "Om Bela, mana?"
"Disana." tunjuknya. "Omnya bela tadi lag--" ocehnya terhenti karena seseorang sedang memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirmu Takdirku
EspiritualBagaimana jika seseorang memutuskan apa yang memang menjadi takdirnya? Kisah tentang Arga yang meninggalkan apa yang memang menjadi takdirnya. Maira, tunangan Arga yang tak pernah ingin ia temui tapi telah ditinggal tanpa temu. Demi memilih sang pa...