Selamat Membaca🤎
•••
"Yang didamba akhirnya kembali"
•••
Arga baru saja turun dari mobilnya. Setelah tiga hari sejak obrolannya dengan Rehan, baru sekarang Arga bisa memenuhi keinginannya untuk bertemu dengan sang mama. Dengan alamat yang diberikan oleh kakaknya, Arga bisa mengetahui dimana letak mamanya dirawat.
Memang, selama dua tahun Arga meninggalkan rumah, tanpa sepengetahuan Budi dan Rini, Vina tidak pernah putus kontak dengan Arga. Sekedar menanyakan kabar Arga, dimana dirinya tinggal dan lain sebagainya.
Walaupun ketika pas awal-awal Arga keluar dari rumah, Vina masih sangat marah dan kecewa kepada Arga. Namun seiring berjalannya waktu, Vina menjadi luluh dan mencoba memberi maaf kepada adiknya itu.
Arga terus menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Entah kenapa dadanya sedikit sesak tetapi masih bisa ia kontrol. Bayangkan saja, sudah dua tahun Arga tidak pernah bertemu dengan mamanya, dan untuk kali pertama Arga akan bertemu dengan mamanya.
"Arga!" spontan Arga menghentikan langkahnya.
"Arga? kamu Arga, kan?"
Arga mengangguk saja ketika wanita yang memanggil namanya itu memastikan bahwa dirinya Arga atau bukan. Arga menatap wajah wanita itu, Barangkali ia bisa mengenali wanita yang berada didepannya ini. Namun tetap saja, Arga tidak bisa mengenalinya. Jika dilihat dari perawakannya, wanita ini sepertinya seumuran dengan mamanya.
"Wah, benar, kan. Udah lama yah kita tidak jumpa."
Dahi Arga menyergit heran. Ternyata wanita itu pernah bertemu dengannya.
"Kamu masih ingat, kan. Sama Tante?"
Sungguh Arga adalah orang yang sangat pelupa. Butuh beberapa kali pertemuan supaya Arga benar-benar bisa mengenali orang yang baru ia kenal.
"Maaf Tante, sejujurnya--"
"Bunda."
Kedua insan yang sedang berbicara itu menoleh kearah gadis yang baru saja datang menghampiri keduanya.
"Bunda dipanggil sama Tante Rini." jelas gadis itu.
"Tante kamu udah bangun?"
Pasalnya, tadi ketika Nisa datang bersama putrinya, Rini sedang tertidur. Untuk menghalau rasa bosan, Nisa berinisiatif jalan-jalan di lorong rumah sakit sembari menanti Rini terjaga.
Kini Nisa beralih menatap Arga. "Nak Arga juga mau ketemu sama mama, kan?"
Arga mengangguk ragu.
"Yasudah kalau gitu kita bareng saja, gimana?." ajak Rini.
"Hm... Tante duluan saja, nanti Arga nyusul."
Rini menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Baiklah, Kami duluan ya nak." pamit Rini.
Arga mengangguk dan ikut membalas senyum yang diberikan Rini padanya.
Sepertinya Arga merasa dirinya memang pernah bertemu dengan tante Rini itu. Wajahnya seperti tidak asing. Seperti Arga memang pernah bertemu dengan wanita itu. Tetapi Arga tidak tau kapan dan dimana. Itu yang sedari tadi Arga pertanyakan dalam hatinya.Setelah berfikir keras, Arga akhirnya menyerah, hasilnya tetap nihil. Arga sama sekali tidak ingat dengan wanita paruh baya itu. Tidak ingin terlalu ambil pusing, Arga kembali melanjutkan niatnya untuk bertemu dengan sang mama.
Di Ruangan, Rini sudah menanti Nisa. Dia sudah sangat rindu dengan Nisa. Sudah lama mereka tidak bertemu.
"Assalamualaikum." ucap Nisa yang baru saja muncul dibalik pintu.
"Walaikumsalam" jawab Rini.
"Bagaimana kondisi kamu sekarang?" Rini sangat khawatir ketika ia mendengar kabar bahwa temannya Rini masuk rumah sakit.
"Alhamdulillah, udah lumayan." jawab Rini tersenyum. Sebenarnya Rini masih agak canggung dengan Nisa, sebab dulu anaknya sudah mempermalukan keluarga dari Nisa. Membuat Rini selalu dihantui rasa bersalah.
"Syukurlah."
"Maaf, tadi saya ketiduran pas kalian datang" ungkap Rini tidak enak hati.
"Ah, tidak masalah. Yang jadi masalah itu, kami datang ketika kamu lagi istirahat." timpal Nisa.
"Jadi mengganggu waktu istirahat kamu." sambungnya lagi.
Rini menggelengkan kepalanya, ia tidak setuju dengan perkataan Nisa. "Saya memang sudah lama istirahatnya." jelas Rini untuk menenangkan temannya itu.
"Eh, ini Maira, kan?" tanya Rini yang sedari tadi merasa tidak asing dengan gadis yang ikut bersama Nisa.
"Iya." Nisa menarik tangan Maira agar mendekat kearah Rini.
"Wah, udah lama kita tidak ketemu. Kamu makin cantik aja." puji Rini tulus.
Ada rasa sesal dihati Rini. Seandainya waktu itu Arga tidak memutuskan pertunangan mereka. Mungkin sekarang Maira sudah menjadi menantu kesayangannya.
"Makasih Tante." balas Maira sembari tersenyum.
Lihat, betapa manisnya senyuman gadis ini. Rini tidak tau mengapa putranya Arga tidak bisa menerima kehadiran Maira. Padahal Arga belum pernah bertemu sama sekali dengan Maira.
"Kapan-kapan main dong ke rumah Tante. Soalnya Tante di rumah sendirian, nggak ada teman."
Benar, Rini selalu merasa kesepian. Hanya dirinya dan juga Budi yang menjadi penghuni rumah mereka. Sedangkan Vina tinggal bersama suaminya di Bandung.
"Hm... insyaallah, Tante."
"Memangnya Arga jarang pulang?" tanya Nisa.
Rini tersenyum. "Dia sudah tidak tinggal dirumah lagi. Semenjak hari itu, Dan sampai sekarang pun dia belum pernah pulang kerumah." jawab Rini sedikit bergetar.
Nisa terkejut mendengar hal yang baru saja ia ketahui. Namun ada hal yang mengganjal di pikiran Nisa. Bukannya tadi Arga datang kesini untuk menemui Rini? Atau jangan-jangan karena ini yang menjadi alasan kenapa Arga tidak ingin ikut bersamanya menemui Rini?
"Mak-maksudnya Arga--" tunggu, sekali lagi Nisa masih ingin mencerna perkataan yang diucapkan oleh Rini.
"Saya tadi tidak sengaja bertemu dengan Arga diluar." ucap Nisa.
Rini menautkan alisnya. "Mungkin kamu salah lihat, Nisa." sela Rini tak percaya.
Nisa menggelengkan kepalanya. "Saya yakin dia Arga. Buktinya kami tadi sempat mengobrol. Dan dia juga mengakui bahwa dia Arga." Nisa mencoba menjelaskan bahwa Arga yang ia temui tadi adalah Arga yang sesungguhnya bukan orang lain.
Rini terdiam, ia masih mencerna perkataan Nisa barusan. Tidak mungkin Nisa berbohong. "benarkah ini?" ucapnya dalam hati. Semoga saja benar, semoga putranya memang benar-benar datang kesini.
Ceklek!
Pintu terbuka, membuat ketiga wanita yang sedang berbincang itu kompak melihat kearah pintu.
"Mama..."
•••
Bersambung...
Jangan lupa follow, vote dan komen yah sebagai apresiasi untuk penulis🤎
See u next chapter👋
Terimakasih🙏
Follow Ig author @indahfitrinst
17 Juni 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirmu Takdirku
SpiritualBagaimana jika seseorang memutuskan apa yang memang menjadi takdirnya? Kisah tentang Arga yang meninggalkan apa yang memang menjadi takdirnya. Maira, tunangan Arga yang tak pernah ingin ia temui tapi telah ditinggal tanpa temu. Demi memilih sang pa...