5
P.O.V Rebecca/Patricia
Sejak aku bangun, aku sudah mencoba untuk mengabaikan banyak hal yang kulihat di rumah ini. Sebagian memang membuatku panik, namun sebagian, seperti cara mereka berpakaian (termasuk pakaian yang mereka berikan untuk kupakai), makanan yang mereka hidangkan, struktur bahasa yang mereka gunakan, cara mereka memandangku, bahkan peti kayu di lorong dekat kamarku, tidak begitu esensial hingga bisa menarik perhatianku.
Sekarang, seseorang sudah menyiapkan sehelai kemeja dan celana untukku di atas tempat tidur. Kuasumsikan bahwa ini adalah pakaian tidur?
Aku mengganti baju sebelum mencuci wajahku. Dan tepat ketika aku selesai mengeringkan tangan dan kakiku, seseorang mengetuk pelan pintuku.
"Rebecca... Aku membawa cermin untukmu."
Aku naik ke tempat tidur dan berpura-pura sedang menyelimuti diriku ketika aku mempersilahkannya masuk. Aku tak ingin mereka, orang-orang di rumah ini berpikir kalau aku terlalu bersemangat hanya karena diperbolehkan memiliki sebuah cermin.
Pelayan ini adalah pelayan muda yang sama yang menjemputku dari kandang Destroyer tadi sore.
"Selamat tidur, Rebecca." Ia menaruh cermin itu di atas meja. Penerangan memantulkan diri di sana, membuat bayangan putih keperakan di langit-langit ruangan.
"Tunggu sebentar..." Aku menarik selimut sampai dadaku dan duduk bersandar di kepala tempat tidur. "Aku mau tanya sesuatu."
"Soal apa?" Pelayan itu tersenyum lugu. Ia mendekat padaku sambil membungkuk. Kedua tangannya terjalin di dalam kantong celemeknya.
"Namamu siapa?"
"Namaku Marita," jawabnya.
"Katamu aku sudah setahun di sini, benar?" tanyaku lagi.
Ia mengangguk. Matanya melebar ketika aku menanyakan ini. "Apa kamu sudah mengingatnya?"
Aku menggeleng. "Siapa Nona Fin itu?"
Perempuan bernama Marita berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaanku. Ia melirik ke pintu.
"Nona Fin adalah pemilik rumah ini. Dia seorang dokter hewan. Tapi sudah lama dia tidak praktek lagi. Dia mengurus klinik dan petshop miliknya. Jumlahnya banyak. Orangtuanya sangat kaya. Dia menggaji kami dengan baik."
"Aku tahu dia kaya. Aku bisa melihatnya. Apa dia orang baik? Apa dia kasar? Apa dia sudah menikah? Apa dia... kelainan?"
"Dia orang yang baik..."
Aku punya 4 pertanyaan, tapi Marita hanya berani menjawab 1 pertanyaan. Karena kupikir ia agak bodoh, aku mengulang lagi, satu persatu.
"Apa dia sudah menikah?"
"Belum."
"Apa dia kasar?"
"Dia selalu bersikap lembut pada semua orang di sini. Termasuk padamu, sejak dulu."
Aku mengangguk. "Apa dia kelainan?"
"Maksudmu?" Marita mengangkat matanya tak sengaja, kemudian ketika mata kami bertemu, ia menunduk lagi.
"Dia menyukai perempuan?"
Marita masih menunduk, ujung kakinya bergerak-gerak, kelihatannya dia tak nyaman dengan pertanyaanku.
"Apa hubunganku dan Nona Fin itu? Apa kami berteman baik?"
Dia masih diam.
Aku menggaruk ujung hidungku karena tak sabar membuatku gatal. "Baiklah. Kalau begitu kamu boleh keluar, Marita."
![](https://img.wattpad.com/cover/356704890-288-k594939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Me Her (FREENBECKY) GXG (END)
Fanfic18+ Patricia pikir dirinya sudah mati di hari pernikahannya. Tapi ia terbangun di tubuh orang lain. Seorang wanita yang kehidupannya 180 derajat berbeda darinya. Apa hal seperti itu benar-benar bisa terjadi? Atau jangan-jangan inilah hukuman yang...