Yellow
~ Of Impulsiveness, Independence, Stubbornness, Confidence, and Hope
.
.
.
I found you. I found you. Finally, I found you.
Jutaan pikiran melintas di benak Tarra saat dia menyadari gelang persahabatan yang sebelumnya tak ia ketahui keberadaannya itu kini berada di hadapannya. Matanya beralih ke wajah wanita muda yang tertidur di ranjangnya, dan itu membuatnya merasa sangat bahagia. Mata besar yang terpejam, dan bibir mungil berbentuk hati, itulah yang telah mengganggunya selama lebih dari satu dekade.
Kenapa aku tidak mengenalimu sebelumnya? Tarra menghela nafas dan menyentuh pipi Biani yang menimbulkan erangan pelan keluar dari mulut wanita itu.
Takut ia akan membangunkannya, Tarra segera menarik tangannya dan menahan napas. Dia memperhatikan Biani yang menggaruk lehernya sendiri sebelum menggerakkan telapak tangannya turun lebih jauh ke bawah sepanjang tubuhnya. Tarra menjadi kaku dan mau tak mau dia memikirkan hal-hal kotor saat melihatnya. Dia menampar dirinya sendiri untuk menyelamatkan pikirannya dari hal-hal itu dengan putus asa.
Don't be such a pervert, Tarra!
Dia menahan nafasnya saat Biani berusaha melepas hoodie-nya sendiri dan melemparkannya ke lantai kamar, sepertinya wanita mabuk itu merasa kepanasan. Kulit putih mulus tanpa cela di bagian atas tubuhnya dan bibir yang mengerucut mendorong Tarra hingga mencapai batasnya.
Squishy sekarang berbaring di kamar tidurku, dengan kondisi... Hah... Squishy berbaring di ranjangku setengah telanjang. Oh God, kumohon bantu aku menahan diriku agar tidak menerkamnya.
Tarra hampir saja melompat ke tubuh cantik itu dan menerkamnya sekarang juga, namun dengan rasa frustasi dia masih bisa menahan diri. Dia memilih menarik selimut tebalnya untuk menutupi Biani, tapi wanita itu merengek dan melepaskan selimut dari tubuhnya. Saat ini, wajah Tarra memerah dan rasanya hampir meledak saat Biani juga melepaskan celananya, meninggalkan dirinya hanya dengan pakaian dalam saja. Tarra yang sudah tidak kuat lagi melihat pemandangan itu-pun memilih berdiri dan hendak berjalan keluar kamar, dia takut tidak bisa mengendalikan dirinya dan melakukan hal yang tidak terduga pada Biani.
Baru selangkah menjauh, sebuah tangan di pergelangan tangannya menghentikan Tarra. Menunduk, Tarra diam memperhatikan saat mata Biani perlahan terbuka dan menatapnya sayu.
"Talla ucu manisku? Kamu mau pergi ke mana? Come cuddle with me..." ucap Biani dengan sedikit cegukan.
Hah... kamu masih mabuk, squishy sayang. Jangan seperti ini, aku tidak akan bisa menahannya
Tarra merasakan jantungnya semakin berdegup kencang, kulit di sekitar pergelangan tangannya seperti memberikan aliran listrik yang memicu sesuatu muncul di tubuhnya. Biani menatap dengan tatapan memohon lalu menepuk tempat kosong di sampingnya.
How can someone be so fucking adorable like this? Oh God, help me. Bagaimana aku bisa mengatakan tidak pada wajah super lucu ini?Tarra ingat bagaimana Cassandra mengatakan bahwa Biani cenderung menjadi terlalu manja dan sensitif saat mabuk. Dia sedikit ragu-ragu sebelum berbaring di samping Biani.
Biani tersenyum puas dan menggeser tubuhnya hingga dia bertengger di atas tubuh Tarra. CEO angkuh itu hanya bisa menahan nafasnya saat merasakan sesuatu yang empuk mendesak tubuh atasnya, sungguh itu membuat Tarra sangat tidak nyaman.
Tarra mengerang ketika Biani bergerak ke atas dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk lehernya, merasakan nafas hangat di lehernya itu semakin mendorong hasrat di tubuh Tarra. Dia sekuat tenaga menghilangkan pikiran-pikiran kotor yang semakin liar di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRING ME BACK TO THE LIGHT
RomanceSetelah kecelakaan fatal yang menimpanya, Biani Audya kehilangan kemampuan mendengar yang membuatnya menutup diri dari semua orang terdekatnya. Selama bertahun-tahun, Biani hidup dalam keheningan dan kegelapan hatinya. Hal itu membuatnya memilih unt...