8. Gold

141 22 2
                                    

GOLD
~ Of abundance, prosperity, optimism, warmth and everlasting love.

.

.

.

"Tolong bangun... Bi, kumohon bertahan, jangan tinggalkan aku."

Tarra menggenggam tangan Biani erat saat paramedis mendorong gadis tak sadarkan diri itu ke ruang gawat darurat.

"Dia hampir tidak bernapas. Hubungi ahli bedah sekarang!" Teriak seorang perawat wanita sambil memompa dada Biani.

"Ya Tuhan, tidak. Jangan ambil dia. Tolong Bi... kamu tidak bisa melakukan ini padaku." Tarra memohon

"Dia kehilangan terlalu banyak darah. Kami akan membawanya ke ruang operasi tiga. Panggil Dokter Bedah Mario dan ahli anestesi."

Di sekeliling mereka, perawat dan dokter berlarian ke sana kemari mencoba merawat dua pasien ambulans yang berhenti di ruang gawat darurat rumah sakit.

Para dokter telah memasangkan masker oksigen ke wajah Biani setelah membaringkannya di brankar, dan Tarra kini berlari bersama mereka saat mereka mendorong Biani menuju ruang operasi. Dia melihat dari sudut matanya, beberapa orang terluka juga dibawa masuk. Cassandra berlari di sisi Maurine yang berlumuran darah dan dia memegang tangan gadis itu seperti bagaimana Tarra memegang tangan Biani.

Maurine... tidak, ku mohon bertahanlah, Tarra membisikkan doa dalam hati sebelum dia berbelok di tikungan dan dia kehilangan pandangan terhadap sahabatnya.

Dia hendak mengikuti Biani masuk namun seorang perawat menghentikannya di luar pintu ruang operasi.

"Maaf Nona, Anda tidak diperbolehkan masuk ke ruang operasi." Perawat tersebut memberinya tatapan minta maaf dan mengantarnya ke bangku.

Tarra mengangguk pasrah dan duduk di kursi. "Tolong baik-baik saja. Tolong, Tuhan... Jangan renggut dia dariku, hanya dia yang aku miliki. Ku mohon selamatkan dia." Dia membungkuk, siku di lutut dan memegangi kepalanya dengan putus asa.

"Apakah Anda ingin berganti pakaian, Nona?" Perawat sebelumnya kembali dengan membawa sepasang pakaian baru. Tarra menatap atasannya yang berlumuran darah; Darah Biani. Dia merasa ingin pingsan; ada begitu banyak warna merah.

Dia mengambil pakaian yang ditawarkan tetapi tampak ragu-ragu untuk pergi berganti pakaian.

"Kamar mandinya ada di sebelah sana, Nona. Operasinya mungkin memakan waktu cukup lama, jadi tidak akan terjadi apa-apa jika Anda pergi selama beberapa menit. Dia akan baik-baik saja, Nona." Perawat itu tersenyum ramah pada dia.

Tarra mendongak saat tanda yang menandakan operasi sedang berlangsung menyala. "Baiklah." Dia berdiri untuk pergi tetapi berbalik. "Temanku... ada wanita lain yang dibawa masuk..."

Perawat itu menepuk lengannya, "Dia akan menjalani operasi juga. Aku akan memberitahumu statusnya. Dia ada di PL tepat di samping yang ini."

Tarra mengangguk dan menggumamkan, "terima kasih." dengan lembut.

Tarra menatap tanda 'Operasi sedang berlangsung' setelah kembali dari kamar mandi. Dia mengingat kembali apa yang terjadi beberapa saat lalu. Dia berada di lantai dua sambil menggendong Biani ketika dia mendengar suara tembakan sebelum teriakan Cassandra. Tarra membuka pintu tempat dia bersembunyi di baliknya tepat ketika dia mendengar polisi dan ambulans tiba.

"Kau akan baik-baik saja, Maurine. Tetaplah bersamaku!" Dia mendengar Cassandra berteriak putus asa. "Disini! Kami di sini! Kami butuh bantuan medis! Tetaplah bersamaku, Maurine!"

Tarra merasakan lututnya melemah saat melihat warna merah menggenang di dada sahabatnya. Polisi sudah berlari mengejar William dan Marcellio yang kabur sementara petugas medis bergegas menuju Maurine.

BRING ME BACK TO THE LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang