7. Ungu

167 23 5
                                    

INDIGO
~Of intuition, dignity, devotion, justice, addiction and freedom.

.

.

.

Dingin, gelap dan berdebu, ini adalah situasi yang kembali Biani alami. Tiga belas tahun kemudian, Biani mendapati dirinya berada dalam situasi yang sama. Tapi kali ini, temannya;satu-satunya temannya, bunny lucunya yang membuatnya tetap waras, suaranya yang lembut menyanyikan lagu pengantar tidur untuk menghiburnya, Tarra-nya tidak ada di ruangan itu bersamanya. Sendirian dan kesepian, Biani tidak pernah membayangkan hal ini akan kembali terjadi.

Kaki dan tangannya diikat di depan menjadi satu, dan mulutnya ditutup dengan selotip hitam. Biani meringkuk seperti bola dan mencoba mengayun-ayunkan dirinya untuk melepaskan diri. Air mata mengalir deras dari matanya, dia tidak mampu menghentikan ketakutan dan kegelisahan di benaknya.

Sebelumnya, beberapa orang masuk ke apartemen sang kekasih dan membuatnya terkejut, saat itu Biani masih tertidur dan orang-orang itu mulai menariknya paksa. Dia masih bingung di tempat tidur Tarra, dia tidak menemukan keberadaan sang kekasih di sana. Bayangkan kengeriannya ketika seseorang tidak dapat mendengar apapun dan hal pertama yang dilihatnya ketika dia membuka mata adalah orang-orang asing yang mengenakan pakaian hitam, mengacungkan pisau ke wajahnya dan menyeretnya keluar dengan paksa. Disitulah Biani sangat ketakutan.

Yang lebih membuatnya takut adalah ketidakhadiran Tarra disisinya, tentu saja ada kemungkinan dia sudah berangkat bekerja karena saat itu hampir jam sembilan pagi, tapi Biani tidak mengetahui hal itu. Ketika dia diculik, pikiran tentang hal-hal buruk membanjiri pikirannya.

Bagaimana jika mereka menculik Tarra juga? Kenapa Tarra tidak ada di sini? Apa mereka melakukan sesuatu padanya? Tolong jangan sakiti Tarra-ku...

Seiring berjalannya waktu, ketidakhadiran Tarra di sisinya seperti sebuah tusukan besar di hati Biani. Mau tak mau dia merasa bahwa salah satu orang yang dicintainya telah meninggalkannya.

Inilah alasan sebenarnya yang memaksa Biani menjauhi orang lain bertahun-tahun yang lalu. Dia sudah terbiasa dengan orang-orang yang dicintainya meninggalkan dirinya sehingga dia hanya bisa mengurung dirinya sendiri dan memutuskan untuk berhenti mencintai dirinya sendiri maupun orang lain.

Tarra meninggalkanku... Dia berjanji untuk tetap berada di sisiku, tapi sekarang dia meninggalkanku...

Biani bahkan tidak bisa melakukan banyak perlawanan ketika para penculik itu mendorongnya ke dalam mobil mereka.

Siapa yang akan datang untuk menyelamatkanku? Bukan Tarra.... Cassie? Dia bahkan tidak tahu aku pergi kemana. Tidak ada yang datang, Biani. Tidak ada seorang pun yang akan datang menyelamatkanmu... kamu sendirian...

Dia terjebak di ruangan yang dingin, gelap dan berdebu setelah hampir satu jam menatap tanpa tujuan ke luar jendela belakang mobil. Tak lama dari itu, pintu terbuka dan memperlihatkan salah-satu penculik sedang memegang nampan makanan.

"Makanlah, gadis kecil manis."

Pria itu meletakkan nampan itu di samping kakinya, Biani menendang nampan itu hingga hampir separuh piring nasinya berserakan di lantai yang kotor. Penculik itu berjongkok di sampingnya dan meraih wajahnya, memiringkan wajah Biani ke kiri dan ke kanan sebelum menyeringai.

"Kau tahu apa hal yang ingin aku lakukan padamu, cantik? Aku ingin menikmati tubuh indahmu. Sayang sekali Tuan Aldern melarangku."

Dia menyeringai, melepaskan selotip di sekitar mulut Biani dan menelusuri bibir bawahnya dengan ibu jarinya.

Tubuh Biani gemetar dan balas menatapnya dengan mata ketakutan. "J-Jangan sentuh a-aku... B-Berhenti..."

Tatapan pria itu jatuh ke bawah saat Biani menarik lengan dan kakinya ke dekat tubuhnya. Sambil memeluk dirinya sendiri, Biani balas menatap dan memohon, "T-Tolong jangan sentuh aku..."

BRING ME BACK TO THE LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang