part 14

23K 38 0
                                    

Dipagi yang cerah ini, Utari terlihat sibuk di dapur kecilnya, menyiapkan sarapan untuk bapaknya.

Pak Jamal pun terlihat sedang menyeruput kopi panasnya di meja kecil ruang tamu mereka. Utari terlihat wajar? saja ketika berpapasan dengan pak Jamal, begitupun pak Jamal, bersikap seperti biasanya. Setelah Sarapan, pak Jamal segera berangkat kerja, menuju pasar induk. Utari kembali menyibukan diri dengan pekerjaan rumahnya.

Sementara itu dirumah Bu Surti.

Tampak Jelita sedang menangis di dalam kamarnya, ibunya sedang memberikan salep pereda nyeri pada memek anaknya, sementara Bayu telah berangkat kerja kerumah Dokter Ayu. ini adalah hari pertama ia benar2 masuk bekerja di rumah Dokter Ayu.

Sementara itu di rumah Dokter Ayu.

Tidak ada kejanggalan apapun juga, semua beraktifitas seperti biasa. Dokter Ayu sudah siap2 akan berangkat menuju tempat kerjanya, Rumah Sakit Umum di kota K.

Bayu terlihat sedang mencuci mobil Alphard milik keluarga Dokter Ayu. Bayu belum bisa menyetir mobil itu, rencana hari ini adalah ia menuju tempat kursus untuk memulai kursus menyetir kilat pertamanya, diantar oleh Dokter Ayu. Biaya untuk itu memang lebih mahal, namun hasilnya lebih cepat dan lebih bagus.

Jam 19.00 dirumah Pak Jamal

Pak Jamal memasuki rumahnya, ia melihat makan malam dan secangkir kopi telah tersedia di meja kecil ruang tamunya. Pak Jamal memutuskan hendak mandi dulu sebelum makan, hari ini ia Lelah sekali, muatan yang diturunkan sangat banyak. Namun ia senang sebab ia mendapatkan uang extra lebih banyak hari ini. Pak Jamal tidak melihat keberadaan Utari anaknya. Ia pun segera kekamar mandi dengan handuk menyampir dibahunya.

Ketika membuka pintu belakang rumahnya, pak Jamal terkejut, melihat Utari yang sedang menyirami tubuh telanjangnya, Pak Jamal sempat tertegun sesaat.

"Bapak mau mandi juga?" tanya Utari santai tanpa menutupi ketelanjangannya.

"ia nak, kamu duluan aja, bapak mau ngopi aja dulu" jawab pak Jamal yang tersadar dari tertegunnya. Biasanya ia tidak merasakan desiran apapun saat melihat anak perempuannya telanjang, namun sejak kejadian dua malam ini, entah mengapa Kontol besarnya bereaksi saat matanya melihat tubuh molek anak perempuannya itu, yang telah menikah dan menginjak usia 17 tahun. Tinggi Utari 160, dengan berat badan 50, membuat tubuh mudanya terlihat montok dan imut, ditambah jembutnya yang sudah dicukur rapi, sangat mirip dengan ibunya dulu waktu remaja.

Entah mengapa pak Jamal belum beranjak juga dari pintu, matanya masih terus menatap kemolekan anaknya. Utari yang sadar dirinya ditatap bapaknya, terlihat santai saja, bahkan ia mulai mendekati bapaknya, lalu menarik tangan bapaknya.

"sudah mandi bareng aja pak, kan kita sudah biasa mandi bareng" ucap Utari sambil menarik tangan bapaknya.

Pak Jamal pun hanya menurut saja, memang sejak lama mereka bertiga suka mandi bareng sebelum Utari menikah di usia 15 tahun, namun sejak Utari menikah kebiasaan itu sudah tidak pernah terjadi lagi, paling hanya sekedar tidak sengaja melihat saat mandi.

Utari pun segera membuka baju bapaknya, pak Jamal ikut membantu membuka bajunya.

"ih bapak...... Kontolnya tumben bangun lihat Utari telanjang, jangan2 bapak lagi kangen ibu ya?" ucap Utari sambil sedikit meremas kontol besar bapaknya.

"eh ia, maaf nak, bapak jadi kangen ibu mu" jawab pak jamal segera menutupi kontol ngacengnya dengan kedua tangan besarnya.

UNTUK LANJUT MEMBACA SILAHKAN MENUJU LINK DI PROFIL, TERIMA KASIH....

Dokter NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang