𝟎𝟗: 𝐍𝐞𝐰 𝐘𝐞𝐚𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐲 (𝟐)

317 34 8
                                    

You were my lifeBut life is far away from fair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You were my life
But life is far away from fair

Was I stupid to love you?
Was I reckless to help?
Was it obvious to everybody else?

That I'd fallen for a lie
You were never on my side

No Time To Die- Billie Eilish

══♡ ❀•❀•❀ ♡══

"Mari hitung mundur menuju tahun baru!" Suara pembawa acara memotong ucapan [Name]. "10... 9... 8... 7... 6... 5... 4... 3... 2... 1... Selamat tahun baru!!!"

Kembang api meledak di angkasa, menghiasi langit malam yang gelap. [Name] dan Jean masih saling bertatapan. Masing-masing dengan tatapan yang mengandung perasaan yang rumit. Cahaya warna-warni kembang api menerangi wajah cantik [Name] dan wajah murung Jean.

"Saya rasa saya harus ke toilet." Ucap Jean. "Tidak apa-apa kan kalau satu bodyguard ini pergi ke toilet sebentar? Di sana masih ada bodyguard lain yang mengawasi anda." Setelah mengatakan itu, Jean pergi meninggalkan [Name] sendiri di bawah sinar kembang api.

"Apa yang terjadi? Kenapa Jean meninggalkan nona?" Tony menyenggol lengan rekannya yang mengawasi dari jauh.

"Entahlah, mungkin dia ingin ke toilet."

"Menurutmu, dia sudah menyatakan perasaannya pada nona?" Tanya Tony.

"Entahlah, bagaimana aku tahu?"

"Sepertinya belum karena wartawan sialan itu."

[Name] mengerjapkan matanya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. "Kenapa dia terlihat marah..?" Batin [Name]. Ia tahu kalau mungkin Jean marah karena dirinya menyebut Jean hanya sebagai bodyguardnya, padahal ia berkata pada Jean kalau pria itu akan menjadi pasangannya di acara itu. Tapi ia tidak mengerti kenapa hal itu menjadi masalah bagi Jean. Kecuali kalau Jean juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

Ya, [Name] juga menyukai Jean. Ia memang cenderung lambat menyadari perasaannya, tapi semuanya menjadi jelas sejak penculikan waktu itu. Ia terus memanggil Jean, ia terus berharap Jean muncul. Dari sekian banyak bodyguardnya, ia hanya ingin Jean yang datang. Lalu perasaan nyamannya setiap bersama Jean, apalagi setelah kejadian di rumah sakit, ia semakin yakin kalau ia telah jatuh cinta pada Jean.

Lalu kenapa [Name] mengakui kalau ia hanya menganggap Jean sebagai bodyguardnya saat diwawancara tadi? Jawabannya agak rumit. Ia tidak tahu kalau Jean juga menyukainya. Karena sejak awal bertemu, Jean terlihat bersikap santai dan biasa saja saat bersamanya, tidak ada tanda-tanda pria itu menyukainya bahkan nge-fans pun sepertinya tidak. Oleh sebab itu, [Name] berusaha menyembunyikan perasaannya. Ia tidak ingin Jean merasa terbebani kalau tahu ia menyukainya.

[Name] juga sadar kalau ia sudah banyak membebani Jean selama ini. Bahkan saat ia terlihat dipeluk oleh Jean saja, sudah menimbulkan keributan di media sampai pria itu dikejar-kejar oleh wartawan. Ditambah kejadian Jean yang diserang, semua itu terjadi karena Jean terlalu dekat dengan dirinya. Ia merasa akan sangat egois jika ia memaksa untuk bersama Jean tetapi menimbulkan gosip dan kebencian pada Jean dari penggemarnya. Ia tidak mau menyusahkan Jean lagi.

𝐁𝐨𝐝𝐲𝐠𝐮𝐚𝐫𝐝 [𝐉𝐞𝐚𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang