002

722 58 1
                                    

Setahun yang lalu...





"Jennie!!" Teriaknya riang ketika melihatku sudah didepan pintu gerbang sekolah. Ia berlari kearahku dan memelukku posesif seperti takut jika aku akan hilang dari pandangannya. Aku tersenyum lebar dan menyambut dirinya dengan semangat pula.

"Kenapa kau lama sekali, aku sudah bosan menunggumu dari tadi." Keluhnya cemberut sambil menggandeng tanganku berjalan menuju kelas kami. Aku terkikik melihat ekspresi wajahnya yang imut itu.

"Maaf. Kau kan tahu kalau aku jalan kaki Kim. Ya!" Dia menjewer perutku.

Sakit!

"Makanya jangan Sok. Kau selalu menolak setiap ajakanku. Rasakan itu!"

"Ya ya ya.. Sudah jangan pasang wajah seperti itu!" Aku meninggikan suaraku. Dia mendengus tanpa merubah mimik wajahnya.

"Aku menyayangimu"

"Aku tahu. Ya! Suka sekali kau menyakitiku Kim. Aisshh sakit! Bodoh." Lagi lagi Jisoo mencubitku.

"Apa kau bilang? Kau?!" Wajah murkanya, tatapannya sangat menusuk sampai ke tulang tulang. Oh itu menyeramkan. Okeh, Kim Jisoo marah.

"Hehehe. Maaf." Aku menyengir lebar padanya, tidak lupa jariku berbentuk V itu.  Dia mendengus lalu berjalan lebih dulu seraya menghentakkan kakinya kesal. Aku hampir menyembur menertawakan tingkah anak manja itu.

"Ya! Kim Jisoo tunggu aku!" Teriakku berusaha menahan tawa dan mengejarnya. Ia menghiraukanku. Aish anak itu benar benar. Untung sayang.










Aku duduk sembarang di rerumputan. Nafasku masih belum teratur setelah selesai jam olahraga. Keringat memenuhi wajahku dan tubuhku, bajuku ikut basah. Aku sangat gerah. Ku kibas kibas tanganku, berharap ada angin datang dan membelai wajahku. Aku juga haus, tapi aku tidak boleh boros. Aku harus hemat demi masa depanku.

Aku bernafas lega sambil memejamkan mata menikmati angin yang datang tiba tiba. Aku menutup mataku menikmati angin itu.

"Huahh.. Segarnya angin.." Gumamku tersenyum menikmati angin. Aku terkesiap dan membuka mataku dengan cepat setelah wajahku tertimpa buku.

"Jisoo?"

"Lelah.." Keluhnya dan ikut duduk di sampingku. Aku menatapnya geli. Lelah? padahal dia tidak melakukan olahraga sepertiku, bagaimana dia bisa lelah.

"Memangnya kau habis dari mana?"

"Yakk.. Aku mengipasmu dari tadi pabo! kau itu yah tidak melihat aku sampai keringat begini? Nih minum untukmu, kau pasti haus."

"Oh okeh. Terimakasih Jisoo. Kau terbaik." Kataku dan tersenyum padanya. Dia mengangguk. Aku meneguk minuman yang dia berikan. Kami hening beberapa saat, entah apa yang dipikirkan anak di sebelahku ini.

"Kim, kau tidak apa apa?" Tanya ku padanya, dia menoleh padaku dan pandangan kami bertemu. Dia tersenyum padaku lalu membuang pandangannya.

"Jatuh cinta itu apa Jen?" Aku menganga karna terkejut. Dia bertanya soal jatuh cinta? Apa dia sedang jatuh cinta. Aish. aku bahkan belum pernah merasakannya, lalu bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan bodoh itu.

"Kau bertanya padaku tentang jatuh cinta Kim? Huh. Aku bahkan belum pernah mengalaminya."

"Aku juga tidak pernah jatuh cinta yah!" Sentaknya dengan nada meninggi. Gadis ini suka sekali membentakku. Emosian. "Seseorang menyatakan cintanya padaku." Aku lagi lagi tercengang mendengar penurutannya. lama lama aku bisa mengalami serangan jantung kalau terus bersamanya. "Tapi aku belum menerimanya. Aku bingung. Yah dia memang tampan dan cukup terkenal di sekolah kita, tapii.." Aku terdiam tidak tahu harus merespon. Dia terlihat murung.

M I A N H A ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang