3 hari berlalu dan Azizi belum juga sadar. Ia masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit setelah kejadian 3 hari lalu yang disebabkan oleh Chika. 2F dan Jessi rutin mengunjungi Azizi di rumah sakit. Mereka juga memberitahu para guru bahwa Azizi absen karena sedang berada rumah sakit.
Hari ke-4 dan hari ini Fiony pergi mengunjungi Azizi yang berada di rumah sakit. Ia berjalan masuk ke ruangan Azizi. Ia selalu sedih setiap kali ia melihat Azizi yang terbaring dan masih belum siuman selama 3 hari.
Ia membuka gorden di ruangan tersebut dan duduk disebelah Azizi sambil menggenggam tangan Azizi dengan erat dan menciumnya. Ia memandangi wajah Azizi dengan sendu. ia masih tidak terima jika Chika bisa setega itu melakukan hal tersebut kepada Azizi.
"Zee, kapan kamu sadar? Aku kangen tau sama kamu. Bangun dong yang lain juga kangen sama kamu." lirih Fiony sambil menggenggam tangan Azizi.
Air matanya terus mengalir melihat kondisi Azizi yang seperti ini. Ia mengusap kepala Azizi dengan lembut sambil tetap menggenggam tangannya.
Tiba-tiba tangan Fiony digenggam erat oleh Azizi. Fiony yang merasa Azizi menggenggam tangannya langsung kaget dan melirik ke arah Azizi. Azizi mulai siuman dan membuka matanya secara perlahan sambil melihat ke sekitar dan matanya tertuju pada Fiony yang duduk disebelahnya.
"Fio.. aku dimana?" lirih Azizi sambil perlahan duduk di ranjangnya.
"Zee?! Zee, kamu udah sadar? Ya tuhan syukurlah." ucap Fiony sambil tersenyum kepadanya.
"Aku kenapa? Kenapa aku ada di rumah sakit.?"
"Ceritanya panjang, Zee. Sekarang duduk disini dulu, aku panggil dokter buat ngecek kamu, oke?"
Fiony langsung pergi keluar dari ruangan Azizi dan pergi memanggil dokter. Setelah beberapa saat, ia kembali ke ruangan Azizi dengan dokter bersamanya.
"Mba Azizi sudah sadar, ya? Biar saya cek dulu kondisinya." ucap sang dokter lalu mulai mengecek kondisi Azizi.
Fiony hanya menunggu sang dokter selesai mengecek Azizi. Setelah beberapa saat, dokter selesai mengecek kondisi Azizi dan memberitahunya bahwa kondisi sudah membaik.
"Mba Azizi, kondisi anda sudah membaik dan sudah pulih. Anda bisa pulang sekarang tapi ingat jangan beraktivitas berlebihan atau kondisi anda akan drop lagi nanti." tutur sang dokter.
"Baik dok, saya mengerti. Terimakasih, dok."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
Sang dokter pun pergi dari ruangan Azizi. Fiony tersenyum dan duduk disebelah Azizi dan menggenggam tangannya. Azizi hanya tersenyum dan membalas genggaman tangan Fiony dengan erat.
"Aku seneng kamu udah sadar, Zee. Udah lama aku sedih ngeliat kamu terbaring disini."
"Hahaha, maaf ya udah bikin khawatir kamu, Fio." Azizi mengusap kepala Fiony sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong, Jessi sama Freya kemana? Kok cuma kamu yang kesini?" lanjut Azizi sambil bertanya kepada Fiony.
"Oh mereka masih ada kelas jam segini mungkin nanti siang mereka baru bisa kesini."
"Loh kamu gak ada kelas emang? Kok bisa pagi-pagi kesini?"
"Aku ada kelas tapi nanti siang jadi nanti gantian kesini nya."
Azizi hanya ber 'oh' ria dan mengangguk sambil melihat sekitar ruangannya. "Oh iya gimana kabarnya Chika.?"
"Kenapa nanyain dia?! Aku gak suka sama perbuatannya yang bikin kamu kayak gini."
"Enggak, aku cuma pengen tau aja, terakhir kan aku dikhianatin dan dijebak sama dia."
"Dia ngilang gitu aja, gak ada yang tau dia dimana semenjak hari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fighters (END)
БоевикSeorang Gadis Tomboy yang ingin jadi Penguasa Sekolah yang dipenuhi oleh sekelompok berandalan-berandalan kuat. Akankah ia berhasil mewujudkan keinginannya? [DISCLAIMER] Cerita ini hanya fiksi belaka jadi jangan di bawa ke real life! ⚠️Just pure fic...