Samudra Barayev Atmaja, lelaki tampan pemilik nama belakang Atmaja itu baru saja kembali dari kegiatan study nya.
Lusa ia menginap di Rumah orangtua nya karena memiliki jadwal kuliah pagi.
Dan siangnya ia memutuskan kembali pulang ke apartement nya, namun ia baru sadar ternyata permen yang selama ini jadi obat kesepian nya sudah habis.
Makanya ia memarkirkan mobilnya di sebuah supermarket di sebrang apartement nya.
Casual outfit serta baseball cap yang di pakainya mampu menonjolkan sisi tampan yang akhir-akhir ini seringkali di perbincangkan seisi kampus.
Katanya Samudra ini duda tampan kaya raya, tapi nyatanya ia tak pernah sedikitpun berniat menceraikan istrinya meski kenyataan nya sang istri hilang entah kemana jadi bisakah ia di cap duda hanya karena itu?
Namun bukan ini poin utamanya, ia sudah memegangi gagang pintu tetapi ekor matanya menangkap presensi anak kecil yang di lehernya terkalung ponsel jadul dengan santai nya menyeruput susu kotak dengan pandangan lurus ke depan dan kaki mengayun karena posisi nya ia tengah duduk.
Dahi nya mengernyit, sepertinya ia mengenali siapa anak lelaki itu. Detik berikutnya ia menggeleng pelan dan tersenyum memasuki supermarket membeli beberapa pack permen serta minuman isotonik.
Lalu tanpa permisi ia mendudukan diri di samping anak lelaki itu, yang hanya terhalang meja bundar di tengah sebagai pemisah tempat duduk keduanya.
Kresek belanjaan nya ia simpan di meja, membuat sedikit suara gaduh dan mampu memecah fokus sang anak lelaki hingga menoleh ke arah Samudra.
Wajahnya datar, tatapan nya menusuk seolah sedang mengamati siapa gerangan lelaki yang tanpa sopan santun mengganggu sesi lamunan nya.
"Asik.. Ketemu lagi kita." ujar Samudra sumringah selesai meneguk minuman nya.
Anak lelaki itu mengernyit heran. Kenapa lelaki ini sksd sekali padanya?
"Lu ngapain disini? Sendirian lagi?" tanya Samudra so akrab seraya menyimpan botol minuman nya di atas meja.
Lalu tangan nya mulai membuka satu pack permen dan mengambil dua lolipop. Satu ia buka dan masukan dalam mulutnya, satu lagi ia sodorkan kepada anak lelaki yang terlihat kebingungan.
Dagu nya menunjuk dengan alis naik seolah meminta anak itu mengambilnya.
Anak itu menggeleng tak mau.
"Apa? Mau bilang lagi if someone give you candy, jangan diambil gitu?"
Sudah tau siapa? Yap! El, anak lelaki yang kala itu duduk bersamanya di bangku taman, bahkan sempat ia selamatkan.
Anehnya, kali ini El pendiam sekali biasanya kan akan mengoceh kalau di beri permen.
El masih saja terdiam memperhatikan nya.
"Ohya, lu belum bilang makasih ke gue. Gue yang nyelametin lo waktu itu loh, terus kucingnya juga apa kabar?" tanya Samudra berisik.
Masih dengan tatapan anehnya, anak itu tak menjawab tanya Samudra ia bahkan menuruni kursi nya berjalan membuang kotak susu nya ke tempat sampah.
"Yuk pulang." seorang wanita paruh baya langsung menarik tangan El dan mengajaknya pulang dan anehnya lagi El langsung pasrah.
Yang jadi pertanyaan disini, kenapa El seolah tak mengenali Samudra bahkan tak mau bicara dengan nya?
Bukan nya ia seharusnya berterimakasih untuk kejadian waktu itu atau mungkin mengambil lolipop yang ia berikan? Aneh. El seolah acuh atas kehadiran Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONAL
Romance⚠️ CERITA INI HANYA TERSEDIA VERSI PDF. Samudra yang berwarna Biru merupakan lautan luas yang berada di permukaan bumi. Namun lain halnya dengan kisah klasik dua insan manusia yang memiliki nama bak saling terikat ini. "Jangan jatuh cinta sama gue."...