↱ 02 ೄྀ࿐

607 42 4
                                    

g i r l (s) ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

g i r l (s) ;

pernah dengar soal gosip otoya eita yang punya banyak pacar di satu waktu?

sekarang kitagawa ruri merasakan sendiri gosip itu. dia adalah salah satu korban dari perangkap kata-kata manis eita.

ruri sebetulnya bukan perempuan yang gampang tergila-gila dengan seorang laki-laki. tapi setelah dia malah terjebak dengan eita, dia mulai percaya cowok hijau itu menguasai ilmu pelet.

ruri tidak buta soal fakta bahwa eita playboy, tapi anehnya, dia masih betah berada di hubungan tolol yang beracun itu.

lihatlah sekarang. saat guru matpel bahasa indonesia menyuruhnya untuk membuat makalah yang baru, saat emosinya berada di puncak, ruri malah mendapatkan notifikasi pesan dari eita.

bisa-bisanya spesies babi jantan itu mengumpulkan seluruh gebetannya ke dalam satu grup chat. otaknya pasti sudah sinting. sinting pangkat dua.

kalau ada tingkatan di atasnya sinting, maka itulah otoya eita.

sepulang sekolah, ruri berjalan mencak-mencak menuju tukang fotokopi yang letaknya tak jauh dari situ. hendak mencetak ulang tugas makalah bahasa indonesia.

di masa-masa gondoknya itu, eita tahu-tahu datang bersama motor vespanya. ruri melirik sinis.

"kiw, cewek."

"bacot."

"ih, galaknya. padahal mau dijemput sama a'a, naik si albert," eita nyengir, menepuk body motor vespanya.

"pergi lo, nyet. gara-gara lo yang dengan tololnya nyatuin cewek-cewek korban lo ke satu grup, kana jadi salah paham dan ngira gue beneran cewek lo!" ruri ngegas, menendang ban vespa eita.

"lah, gimana sih? kan lo emang cewek gue," eita masih berkelit. banyak omong. wajahnya jadi makin menyebalkan selama dia terus bicara.

"sejak kapan, anjeng. kita pacaran aja kagak. melek woy, melek. tuh mata segaris pantesan aja gak bisa melek," sebentar lagi, ruri akan sampai di ambang batas kesabarannya.

dia mendadak lupa kenapa bisa terlibat dalam hubungan yang super tolol bersama eita.

"serius, yang. gue emang cowok yang menerapkan keadilan sama cewek-cewek gue. tapi gue diem-diem spesialin lo lebih dari yang lain. jadi gak usah cemburu lah," eita nyengir sambil menepuk-nepuk pipi kanan ruri.

ekspresi ruri sekarang: 👿

"SIAPA YANG CEMBURU, BRENGSEK!!"

dia adalah orang yang paling tahu bahwa kalimat eita itu, tidak hanya ditujukan untuknya. tapi juga kana, vivi, dan 'cewek-cewek eita' lainnya.

***

malamnya, ruri duduk di balkon kamar sambil membaca buku sosial—belajar. secangkir teh madu ada di sampingnya, juga bolpoin warna abu-abu yang sejak tadi tidak berhenti ruri menggenggamnya, mencatat hal-hal penting untuk ujian besok.

dia masih kepikiran soal eita. walaupun sudah mati-matian berusaha menepis pemikiran itu. dia berharap eita tidak mengganggunya lagi. ruri berharap, kedepannya nanti, dia mulai bisa menerima fakta hubungannya yang menggantung karena dijalani bersama eita.

eita tidak pernah serius pada perempuan manapun. semoga saja ban vespanya bocor. maaf doanya jelek, habis ruri sudah kelewat emosi.

dia selalu merasa cukup cantik, dan setelah tahu bahwa eita punya banyak gebetan selain dirinya, ruri mulai meragukan fakta kalau wajahnya cantik.

baiklah. pemikiran ini jadi merembet ke mana-mana. ruri meminum teh madunya untuk merilekskan pikiran sebelum lanjut belajar.

di suasana hening daerah rumahnya, suara petikan gitar terdengar di bawah sana.

"aku mencintaimu tanpa syarat
aku rela menunggu sangat lama
katamu suatu saat aku pasti
jadi cintamu, satu cintamu

aku ingin kau menerima seluruh hatiku
aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kamu
namun bila kau tak bisa menerima aku
lebih baik ku hidup tanpa cinta"

ruri melongok ke bawah. pertama dia mengira suara itu adalah pengamen. tapi pikirannya berkata lain.

itu suara eita. dia sedang bermain gitar di bawah sana dengan kepala yang mendongak, menatap ke arah balkon kamar ruri.

"ngamen jangan di sini, mas," ruri berkata ketus. sebelum lanjut duduk dan membaca. dia agak kaget sih. tidak pernah eita melakukan yang seperti ini.

"saya nggak ngamen, mbak. lagi bujuk pacar nih, lagi cemburu soalnya," eita mengeraskan suaranya supaya ruri yang berada di atas sana bisa mendengarnya.

"oh ya? pacar yang keberapa, mas?" ruri melirik sinis, menyindir.

"yang pertama dan utama dong," eita merespon, dengan cengiran khasnya, membuat matanya makin sipit.

ruri meletakkan buku sosialnya di samping cangkir teh, lantas melongok ke bawah.

"heh, cengek busuk! sekali lagi ngamen di sini, gue laporin satpam!" ruri membentak. bodoamat mau ucapannya tajam, itu bahkan belum cukup membalas sakit hatinya.

eita di bawah, tertawa. dia sama sekali tak terganggu dengan omelan ruri. malah dia senang selama gadis itu terus meresponnya.

"eh, yang. sekarang kan malming, jalan atuh, sama a'a," eita mengedipkan matanya, menatap ruri.

"malming gigimu. sekarang hari rabu! mahasiswa katanya. ngitung hari aja gak bisa," ruri menyinyir.

"oh gitu, yang?"

"pulang aja sana!"

eita menggeleng. "hari rabu itu jadwalnya gue ngapelin lo."

"emang dasar babi jantan. omongannya sampah semua," ruri mengacungkan jari tengah.

"yang, gue udah jauh-jauh dateng ke sini. gak naik albert. albert bannya bocor, jadi harus dirawat di bengkel. masa tega diusir?" wajah eita tidak lagi nyengir, tapi sedikit sedih.

ruri melotot, demi apa doanya barusan terkabul begitu saja!? tapi sepersekian detik setelahnya, tawanya meledak.

"woy, yang. albert lagi sakit bukannya didoain, malah ketawa," eita menunjuk ruri dengan telunjuknya, "gue bilangin albert lo, yang."

"bilangin aja," tantang ruri.

"besok albert gak mau jemput lo ke sekolah lagi," eita melanjutkan ancamannya.

"biarin. masih ada cowok lain yang mau jemput gue selain lo," wajah ruri berubah sombong.

kalimat itu membuat tubuh eita gemetaran. jadi begini rasanya tak dijadikan pilihan pertama?

hm. sakit juga ya.

sepertinya malam itu, eita akan mempertimbangkan untuk tobat jadi playboy dan fokus pada ruri saja.

***

[✔] [9] flirt ; otoya eitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang