s n a p ;
"lo kenapa?" setelah kelas pagi resmi berakhir, karasu bersama yukken menyusul langkah kaki eita yang suram itu dan bertanya.
"sembelit."
"yang bener, goblok. dari tadi lo diliatin dosen gara-gara bengong terus. mau dapet C nilai lo?" karasu memukul kepala eita.
"emang iya?" eita menoleh pada yukken. dia sulit mempercayai omongan karasu yang kadang busuk.
yukken cuma menghela napas. "kena ajab ya? makanya jadi cowok itu cukupin diri sama satu perempuan. mungkin lo disumpahin sama salah satu cewek yang lo tinggalin."
"iya, ya? bener. kayaknya gue kena ajab.." eita sebagai mahasiswa semester akhir yang biasanya mukanya memang suram, setelah insiden ruri tempo hari, mukanya jadi mirip seperti mumi.
karasu dan yukken saling tatap.
"sumpah? lo begini gara-gara cewek?" karasu mencengkram bahu eita. tidak biasanya sohibnya yang satu ini galau perihal perempuan.
melihat eita cuma menatapnya dengan tatapan kosong seperti orang sedang di ruqyah, karasu langsung mengumpat. "anjing, udah mau kiamat.."
"eh bitod, gue pengen nanya sama lo," eita mengalihkan pembicaraan. "gimana kalo misalnya rei dilamar sama cowok lain yang jauh lebih sempurna dari lo?"
"hah?" —karasu
".. hah?" —yukimiya
"percuma dah gue nanya sama orang bego. jawabannya cuma 'hah' doang, lo kata lagi main keong?" eita mengacungkan jari tengahnya.
"ya itu sih tergantung rei-nya. kalo dia mau, ya gue lepas. tapi kalo dia gak mau, gue bakal tetep ada di samping dia." karasu senyum-senyum sendiri membayangkan wajah manis rei yang melintas dibenaknya.
"muka lo kayak orang mesum."
"anjing."
"lo lagi ada masalah sama ruri?" yukken gantian bertanya. sebelum umpatan-umpatan menyakitkan telinga terdengar.
"kok lo tau?"
"abis cewek yang paling lo sering temuin ya si ruri. terus chatnya lo sematkan juga, kan?" yukken pernah sekali tidak sengaja melihat isi line eita waktu itu.
"oh, ruri mau dilamar? bagus lah. kasian gue liat dia naik darah terus tiap ketemu sama lo," karasu yang tadinya membangkitkan semangat eita, sekarang malah berganti mendorongnya ke jurang.
"jangan gitu, bito goblok. lo mau liat eita lompat dari gedung fakultas?"
"mau."
"tolol banget," yukken sebetulnya bukan tipe yang suka mengumpat. tapi dua temannya ini sering sekali membangkitkan jiwa setannya.
"ruri dilamar?" yukken berusaha untuk membuat pembicaraan ini tetap terarah.
"iya." eita menjawab lesu.
"terus? ruri-nya mau?"
".. enggak sih."
karasu dan yukken langsung tepuk jidat. menghela napas sambil mengeluh prihatin atas otak kopong eita.
"terus kalo dia gak mau kenapa lo galau, babi?" karasu emosi.
"cowoknya mapan, anjing."
"terus kalo mapan kenapa, ngentrot? cewek gak mandang cowok dari seberapa mapan atau enggaknya. kalo emang bukan tuh cowok yang ruri mau, gimana? kalo ruri gak bahagia sama tuh cowok gimana?!!"
"kalo berduit mah pasti bahagia," eita mendecih.
"ya udah sih. lo open bo sama tante girang aja biar kaya," karasu nyengir setelah memberikan ide super cemerlangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] [9] flirt ; otoya eita
Fanfiction✦ · · · ────────────── · · · ✦ ⌗FLIRT -⨾ೄྀ [9] OTOYA EITA ꒰ ☘︎┊「 otoya eita at the end of his long journey. it's time to dock 」꒱ ˚ˑ༄ؘ ˚ ͙۪۪̥◌⭟ otoya eita x fem!oc. ˚ ͙۪۪̥◌⭟ ninth, from the blue lo...